◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
.
.
****
Jimin masih terdiam saat wanita itu nembuka resleting celananya dan menyentuh bagian sensitive miliknya. Tak hanya itu Jasmine mulai memeberi sentuhan yang membangun napsunya semakin cepat. Jasmine menarik tengkuk belakang Jimin dan mengecup bibirnya lembut. Aksi itu terjadi sesaat sebelum pada akhirnya terkecoh dengan suara tangisan Park Hyun Sik yang terbangun dari tidurnya.
"Mama ...."
"Hyun Sik bangun, aku akan memeriksanya,"
"Biar aku saja!" tawar Jasmine. Ia pun memperbaiki pakaiannya dan pergi untuk memeriksa Hyun Sik di kamarnya. Saat ini Jimin hanya bisa membasahi tenggorokannya yang kering dengan meneguk segelas air. Ia pun lanjut merebahkan tubuhnya di sofa, sembari menutup kedua matanya walau ia sendiri masih belum bisa tertidur.
Beberapa menit kemudian, Jimin yang masih tergeletak di sofa dikejutkan dengan tubuhnya yang dinaiki oleh Jasmine. Kali ini wanita tersebut sudah hanya mengenakan bra dan celana dalam hitam saja.
"Jasmine, tolong hentikan!"
"Tidak bisa! Aku sudah berada dipuncak fantasi bersamamu, ayo kita wujudkan ini menjadi nyata," ajak Jasmine
Ia pun meletakkan kedua tangannya di pundak Jimin dan memulai untuk memberi ciuman pemanas kepada Jimin. Awalnya, pria dewasa itu ragu untuk melanjutkan, tetapi makin lama Jasmine semakin memperdalam ciuman mereka dan Jimin pun menerimanya. Tangannya yang awalnya ragu, akhirnya mulai meraba pinggang Jasmine dan sedikit perlahan membuka kancing bra bagian belakangnya.Jasmine yang sudah yakin jika Jimin telah terpancing itu pun melepas tautannya segera sembari mengatur napasnya. Ia tersenyum manis dengan rambut terurai ke bawah memandang Jimin. Mereka saling memandang, dan Jasmine meyakinkan dengan senyuman.
Beberapa saat setelah itu, hasrat Jimin akhirnya tak mampu lagi dibendung.
Jimin perlahan mulai membelai dagu Jasmine dan merabanya. Saat itu Jimin segera bangkit dengan posisi duduk ia masih membiarkan Jasmine berada di pangkuannya dan mereka kembali berciuman. Ciuman kali ini tentu lebih panas, karena Jimin memegang kendali kuasa atas percumbuan itu. Disela-sela ciuman panas itu, Jimin mulai membantu Jasmine membuka pakaiannya dan menggagahi semua pakaian Jasmine.
Napasnya mulai tak beraturan, tatapannya pun telah berubah.
"Aku mencintaimu," bisik Jasmine.
Mereka pun kembali berciuman. Namun, tiba-tiba bayangan wajah Yuka terbesit di benak Jimin. Awalnya Jimin mulai mengabaikan bayang wajah Yuka, karena ia berpikir dirinya dan Yuka tidak lagi ada hubungan. Jimin sebisa mungkin tak menghiraukan itu.
Namun, lama kelamaan bayangan wajah cantik Yuka sedang melambai dan diiringi tangis itu menghempaskan mental nekat Jimin ketika itu. Ia pun segera melepas tautannya dengan Jasmine dan mengusap-usap wajahnya.
"Ada apa, Jim?" tanya Jasmine sembari membelai wajah Jimin yang terlihat kebingungan.
"Pergi! Pergi dari sini!" pinta Jimin sembari menutup kedua matanya. Bayang Yuka semakin jelas di wajahnya, sepintas terlihat tersenyum, dan sepintas terlihat menangis sedih dan itu mengganggu pikirannya.
"Tidak bisa begini, Jim! Kita harus lanjutkan!" tolak Jasmine.
Jimin pun membuka kedua matanya dan menatap Jasmine dengan tatapan tegasnya.
"Jasmine, ini adalah pengalaman pertamamu, maka lakukanlah dengan pria yang kau cintai dan juga mencintaimu. Aku-aku tidak bisa!"
"Kau tidak bisa memperlakukanku begini, Jim!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...