◽️◽️◽️Happy Reading◽️◽️◽️
.
.
.
Double up hehehe, udah konflik ini jadi seru buat ditunggu.
****
Semua terjadi begitu saja. Melihat putrinya berjalan pergi begitu saja meninggalkan rumah itu, tentu menggores luka amat dalam di hati bibi Jang, terlebih setelah ia tahu jika putrinya baru saja dicampakan oleh seseorang yang telah ia anggap anak selama ini.
Ketidak berdayaan bibi Jang, bahkan ia tidak bisa menolong putrinya yang kini tengah hancur hatinya.
Sementara Arra yang melihat itu Jimin dalam keadaan seperti itu pun segera sigap menolongnya serta membantu mengobati luka di wajah dan bagian tubuh lainnya. Namun, Jimin terlihat hanya diam dengan tatapan kosong.
"Jim, kamu tidak apa-apa, 'kan?" tanya Arra sambil membalur alkohol pada pipi Jimin yang terluka. "Sudah, tenanglah! Masih ada aku disini yang akan selalu menemanimu, dan anak kita," lanjut Arra sambil menarik tangan Jimin untuk mengusap perutnya.
Jimin, ada apakah dengannya?
Dia bahkan seperti orang yang hampa, seperti raga tanpa jiwa, terlihat kosong dan tak berdaya.
Sementara Taehyung membawa Yuka sejak hampir satu jam lamanya berputar-putar disekitar kota Seoul. Tanpa arah dan tujuan, terebih saat melihat sorot mata kosong dari Yuka yang semakin membuatnya khawatir.
"Aku akan memesan hotel untukmu istirahat malam ini," ujar Taehyung dengan nada pelan sambil melirik wajah Yuka yang hanya diam datar tanpa ekspresi sedari tadi.
"Yuka, kamu tidak apa-apa, 'kan?"
"Perjanjian apa yang sudah kalian berdua buat?" tanya Yuka dengan lirikan mata begitu tajam. Seolah mengumpulkan semua kemarahan pada sorot matanya yang penuh duka nelangsa.
"Perjanjian itu sudah tidak berlaku, aku sudah tidak akan memaksamu untuk mencintaiku lagi," ungkap Taehyung sambil menghentikan mobilnya dipinggir jalan yang sedikit sepi.
"Katakan, apa yang sudah kalian berdua lakukan untuk menghancurkan hidupku?" tanya Yuka lagi dengan nada bergetar.
Jujur saja, mendengar suara lemah Yuka saat itu membuat Taehyung tak sampai hati mengatakan sepatah kata pun, tetapi menyembunyikan fakta malah akan membuat Yuka semakin menderita. "Aku merasa sangat berdosa pada Taehyung karena telah menghancurkan keluarganya. Aku memiliki hutang budi pada keluarganya, dan disaat Jimin meminta untuk membuat perjanjian hanya agar ibuku tetap baik-baik saja, aku mengorbankan hubungan kita."
Yuka pun malah semakin menitikan air matanya semakin deras. "Kalian mempermainkan hidupku? Aku hanya jadi barang yang bisa kalian oper lalu dikembalikan begitu saja?" cecar Yuka yang semakin tak bisa menahan sesak di dadanya.
"Jangan tinggalkan Jimin! Dia pasti punya alasan mengatakan itu tadi, aku yakin dia tidak serius dengan hal yang diucapkan tadi. Jimin itu bipolar, dia kerap tidak bisa mengontrol emosi, dan terkadang bisa over dalam segala hal. Aku yakin dia juga sangat mencintaimu, karena aku melihat ketulusannya," rayu Taehyung.
"Ini bukan lagi masalah tentang apa yang diderita Jimin, tapi permainan konyol yang kalian buat untuk hidupku! Kalian pikir, aku bahagia? Kenapa aku benar-benar tidak bisa bertemu orang-orang tulus dalam hidupku? Kenapa?" tanya Yuka yang terus berderai air matanya.
Melihat itu, rasanya sangat terenyuh hati seorang Kim Taehyung, tetapi ia tak berdaya akan kesalahan lama yang telah ia lakukan. "Antarkan aku pulang! Aku mau menyelesaikan urusanku dengan Jimin secepatnya! Supaya kalian semua bahagia," lanjut Yuka dengan tatapan tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil - [TAMAT]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] 𝘿𝙞 𝙬𝙤𝙧𝙠 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙙𝙖 2 𝙎𝙪𝙗 𝙅𝙪𝙙𝙪𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖. Preview_ ________________________________ "Kukira dia adalah Angel, rupanya dia adalah Devil yang bersembunyi dibalik sifatnya yang ramah...