#90.

197 17 6
                                    

-90-






Setelah menerima Meera sebagai muridnya, Amora menatap Meera sejenak lalu berkata "pergilah untuk istirahat sejenak, nanti akan ada orang yang membawamu pulang. Saya sudah menaruh beberapa kesadaran tentang ilmu gelap di kontrak itu, kamu bisa mempelajarinya di waktu luang. Saya akan mengetes hasil belajar mu setelah satu Minggu, jika kamu memiliki beberapa hal yang tidak bisa kamu pahami, cari saya untuk bertanya. Apa kamu mengerti?!"

Meera menangguk yakin "murid mengerti guru"

"Bagus. Pergilah, Eeia akan mengantarmu untuk istirahat." Setelah mengatakan itu, Amora kembali diam, membiarkan Meera keluar dari ruangannya dengan tenang.

Di luar ruangan, terlihat seorang wanita dengan tubuh ramping tampak berjalan kearahnya.

"Nona Meera?" Sapa wanita itu dengan suara tenang. Suara nya sedikit membuat meera terkejut.

"Saya" ujarnya.

"Baiklah, saya adalah Eeia mari ikut saya"

"Baik—"

Meera di arahkan menuju salah satu kamar kosong, tadi saat datang dia tidak sempat meneliti keseluruhan ruangan dengan benar, tapi satu yang pasti, aura di gedung ini begitu berbeda dan terasa sangat nyaman.

"Silahkan istirahat sebentar, jika nona memerlukan sesuatu, silahkan cari saya di meja depan" ujarnya.

Meera menangguk mengiyakan.

Orang-orang ini tidak bisa di bilang ramah, tapi mereka juga tidak kasar, mereka hanya bersiap seperlunya saja.

Mereka benar-benar bukan orang-orang yang akan memberi senyuman untuk menyambut tamu, benar-benar menakjubkan.

.......


Di ruangannya Amora memejamkan matanya sejenak 'aku akan pergi mengurus beberapa hal untuk beberapa saat, jika aku tidak kembali, sampaikan pada Dragen, kamu mengerti' pesannya melalui telepati.

'baik nona' balas Leraen tanpa bertanya kemana tujuan Amora.

Karakter Amora terasa banyak berubah akhir-akhir ini, terkadang dia akan menjadi sedikit santai, tapi nanti dia akan menjadi kaku dan dingin. Entahlah, mungkin setelah melalui banyak hal, Amora juga memiliki beberapa emosi.

Mata Amora terbuka dengan sorot mata dingin. Seketika tubuhnya menghilang begitu saja, bahkan jejak auranya juga hilang tak berbekas, seakan-akan dia memang tidak pernah ada di ruangan itu.

......


Di tempat yang jauh, dimana hampir semua sudut di dominasi warna putih dan emas pucat, terlihat ada beberapa orang tengah berkumpul dalam satu aula besar. Total ada 12 orang. Mereka duduk mengelilingi sebuah meja besar.

"Apa ada jejak mengenai gadis itu?" Tanya seorang pria dengan rambut putihnya.

"Masih belum ada kabar hingga saat ini"

"1000 tahun telah berlalu. Kita berhasil menggagalkan dua kebangkitannya saat itu. Terakhir kali, dia juga sangat rugi, mungkinkah dia belum terlahir lagi karena dia harus membayar mahal untuk sebuah kehidupan"

Penyerangan terkahir hari itu, benar-benar bukan hal yang kecil. Mereka membuat Amora terluka parah, bahkan kehilangan hampir separuh dari jejak kekuatannya.

"Huh siapa yang tahu. Bukankah si manusia setengah dewa itu berada di pihaknya. Jika bukan gara-gara campur tangannya, gadis sialan itu tidak akan pernah punya kesempatan lagi." dengus seorang wanita cantik.

"Orang tua takdir, maksudmu?"

"Siapa lagi memangnya. Bukankah dia dan Dewi kehidupan yang mengatur kelahiran gadis itu."

AMORA CALLISTA IFRYA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang