bab 52: 100 persen gila

8.8K 945 20
                                    

"aku akan membuat pertanyaan pada kalian semua untuk mengetahui seberapa gila sebenarnya kalian saat ini" salah satu lelaki di kelompok itu berceloteh.

Bahkan setelah dia berbicara seperti itu, para wanita yang saat ini mendefinisikan sedang patah hati di setiap semua yang mereka lakukan masih belum meresponnya.

"Ayolah, aku saat ini sangat ingin tahu seberapa dalam efek samping dari lelaki yang diperebutkan oleh kalian yang ternyata telah diambil oleh orang yang bahkan tidak tinggal dinegara ini lebih dari setengah tahun"

Salah satu wanita yang tidak tahan dengan ocehannya benar benar kehabisan kesabaran," jika kami menjawab pertanyaan mu, apakah kau akan diam setelah itu?"

"Yap, aku akan sangat diam, tidak akan mengucapkan satu patah katapun lagi" Lelaki tadi mengangguk seperti ayam yang mematuk biji jagung, penuh dengan penekanan.

Wanita yang berada diperkumpulan itu sangat ingin membuatnya diam, sehingga cepat ingin menyingkirkan-
nya," apa pertanyaanmu, cepat katakan dan aku ingin melanjutkan refleksi kehidupan buruk ku lagi"

Lelaki lainnya berdecak, dan mengelengkan kepala, " kalian para wanita sangat sensitif, mampukah kalian untuk tidak selalu membuat semuanya menjadi begitu berlebihan? Mengobrolpun tidak pernah, apalagi melakukan kontak fisik. aku dari dulu ingin bertanya pada kalian para wanita, bagaimana kalian jatuh cinta hanya dengan melihat orang tersebut? Ha? Katakan padaku bagaimana caranya?"

"Apa kau tidak pernah mendengar istilah cinta pada pandangan pertama? " wanita lainnya berceletuk dengan ketidak setujuan.

Membuat wajah mengejek, lelaki lainnya ikut berargumen, " ha, cinta pada pandangan pertama apa, jika wajah tidak tampan, bagaimana bisa kalian jatuh cinta seperti itu. Itu hanya cinta fisik"

Wanita lainnya yang masih tenggelam dalam frustasinya, berkata dengan gigi terkatup, "berhenti berdebat, atau enyah saja dari sini, kami sangat ingin kesendirian"

"Oke oke baiklah baiklah, kembali ketopik awal, aku akan memberikan pertanyaannya sekarang. Dengarkan baik baik kalian semua. Ini untuk mengecek seberapa waras kalian saat ini" lelaki itu membuat wajah menarik semua dengan suaranya yang serius, lalu melanjutkan saat melihat orang orang sudah fokus kearahnya, "pertanyaannya adalah, ada bathtup yang penuh dengan air. Didekat bathtup itu ada sendok, cangkir, dan ember. Bagaimana cara kalian mengosongkan air yang ada di dalam bathtup?"

"Katakan jawaban yang terlintas pada pikiran kalian untuk pertama kalinya" lelaki itu melanjutkan intruksinya.

"Dengan ember pastinya" salah satu wanita menjawab dengan pecaya diri.

Lelaki itu menjawab dengan tertekan, percaya bahwa mereka tidak berakal sehat saat ini. "... maka selamat, kau 50 persen gila"

Mata wanita itu berkedip kedip saat dia memikirkan, lalu tercerahkan, " ah benar, bukankah ada tombol untuk membuang air itu, kenapa aku bisa.. tidak memikirkannya?"

"karna kau saat ini 50 persen gila, tidak usah mempertanyakan lagi. Aku benar benar tidak habis fikir pada kalian, ternyata cinta fisik benar bisa membuat orang menjadi gila" lelaki satunya beceloteh tentang ketidak setujuannya tentang wanita.

Lelaki satunya yang membuat pertanyaan gila dan warasnya berbicara lagi, " katakan dengan jujur, siapa yang memikirkan membuang air itu dengan sendok, coba angkat tangan kalian"

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, depalan, sampai 11 orang lebih mengangkat tangan mereka.

Para lelaki melihat wanita yang mengangkat tangan mereka satu persatu dengan tercegang.

"wah.. kalian harus dikirim ke rumah sakit jiwa sekarang bukan?. Kalian benar benar menjawab sendok? 100 persen gila. Aku tidak ingin berbicara dengan kalian lagi, aku tidak ingin berkumpul dengan kumpulan ini lagi, aku pergi. Selamat tinggal"

Para wanita itu melihat semua lelaki pergi, dan hanya melihat mereka seperti itu, sebelum kembali merenungkan diri mereka sendiri.

***

Aira bahkan tidak tau bagaimana dia bisa berada dimobil.

Dia melihat pemandangan diluar yang terus berganti, gedung demi gedung, lampu merah demi lampu merah, bahkan setiap orang orang yang berjalan diluar dilihatnya dengan seksama.

Keadaan itu berlanjut sampai lingkungannya berubah, dengan rumah besar yang tidak asing lagi.

"kita sudah sampai" suara lelaki yang sedikit serak membangunkannya.

Aira menyusut dan mengecilkan lehernya saat ini karena entah mengapa. Itu hanya refleksnya.

Lelaki itu lucu dengan reaksinya, itu membuatnya mendekat untuk menakuti, " aku tidak akan memakanmu lagi, untuk saat ini. Maka aku mohon berhenti membuat ekspresi seperti itu, hem?"

Itu dijawab dengan anggukan gadis itu yang terus menerus. Dia merasa sangat ingin mendekat lagi. Tetapi dia menahan dorongan tersebut.

Dia kecanduan

Melihat bibir merah yang bengkak karena perbuatannya, itu benar benar mengundang nafsu.

Dia masih muda, hal hal itu membakar dirinya.

awalnya dia menganggap bahwa hal hal menggairahkan semacam ini tidak akan pernah terjadi padanya pada masa ini. Karena dia cukup percaya diri dalam mengendalikan semuanya dalam genggamannya.

Tetapi ternyata tidak.

Dia juga merupakan remaja yang masih berapi api dalam hal hal semacam ini.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang