bab 29: logika yang lenyap

12.5K 1.1K 23
                                        

Aira menatap bayangannya sendiri di cermin, meskipun ini adalah bayangannya sendiri, dia masih merasa asing setiap dia melihatnya, karna mimpi itu mungkin sudah melekat di otaknya sehingga membuat gambaran wanita yang selalu di bicarakan di sekolah di dalam mimpi itu masih membuatnya terbayang.

Dia tau bahwa semuanya telah berbeda, orang dalam mimpinya sangat menyedihkan. dia tidak mempercayai siapapun, tidak pernah tersenyum, selalu memendam emosinya sendiri hingga meledak, hampir berkarat oleh perasaan amarahnya sampai mati.

Dan memang, wanita itu berakhir mati di kamar mandi. Betapa menyedihkannya.

Saat dia merenungkan semua itu, dia tidak menyadari bahwa ganggang pintu kamarnya diputar.

Saat erika membuka pintu kamar anak perempuannya, dia melihat anaknya sedang menatap cermin dengan pandangan kosong. Dengan khawatir dia membuka. "Aira apa yang kau lakukan?"

Mendengar suara yang akrab aira tersadar dari lamunannya.

Dia menatap erika dengan sukacita. Benar, semuanya berbeda. Di mimpi itu gadis itu hanya sendirian, dia tidak mempunyai apapun untuk dilakukan, dia menjadi gadis jahat yang menganiaya keluarganya sendiri, dan dirinya sendiri.

Aira berjalan, merentangkan tangannya, dan memeluk erika. "Ibuu.."

Erika membalas pelukannya, meskipun dia tidak tahu dan bingung, sebenarnya ada apa. dia tidak tau apa yang terjadi dengan perubahan anak perempuannya yang bertindak manja. Tapi dia merasa tidak masalah, dan merasakan kebahagiaan. Dengan hangat dia bertanya. "Ada apa?"

Anak perempuannya tidak menjawab, dan makin memeluknya dengan erat.
Dia mengelus punggung anak nya, sebelum berkata. "Sarapan sudah siap, ayo ke bawah"

Mendengar itu, aira sadar akan situasinya sekarang. Sudah berlalunya dua hari libur pesta pembukaan itu, dan tidak baik untuknya terlambat. Dia dengan cepat mengangguk dan melepaskan pelukkannya pada ibunya.

Erika merasakan pelukan anak nya telah dilepaskan, dan dengan lembut mengingatkan. "Bawa tasmu aira, dan ayo pergi ke ruang makan"

***

Sebagian murid telah mengisi kelas saat aira tiba, itu jelas karna dia membuang setengah jam nya untuk melakukan pekerjaan pembeli gadungan seperti biasa. Tapi semakin aira melihat anak yang sekarang berubah ceria itu dia semakin tidak menyesali keputusannya.

Tidak seperti sebelumnya, bocah kecil itu, sekarang penuh dengan semangat juang, dan makin berisi, dia tidak terlihat kuyu dan menyedihkan lagi. Sekurang nya aira, dia masih mau untuk mengulurkan tangan, walaupun dia masih tidak bisa berbuat banyak. Dia mengerti logika, ayahnya memang kaya, tetapi di jakarta, kota yang sangat besar ini, banyak masyarakat yang masih hidup di bawah standar, pengangguran, dan orang yang tidak bisa memenuhi faktor kebutuhannya sehari-hari.

Jika dia selalu mengulurkan tangan, tidak diragukan lagi kehidupannya sebagai siswa sekolah akan tambah menyusahkan.

Dia bukanlah organisasi bantuan dan juga bukan malaikat yang merupakan julukkannya sekarang, menurutnya itu hanyalah julukan lelucon, tetapi selama julukan itu bukan julukan yang ada di dalam mimpi itu, aira tidak akan mempermasalahkannya. Dia sangat sadar bahwa dia tidak ingin menyusahkan hidupnya sendiri, untuk mengurusi kehidupan orang lain.

Tetapi kembali lagi, itu hanyalah logikanya. Di setiap kesempatan dia sangat sadar dengan hatinya, bahwa logikanya akan tidak berfungsi lagi pada waktu yang bertepatan

Contohnya, adalah anak kecil itu, disetiap kali aira bertemu, logikanya akan tidak berfungsi, tetapi saat dia meninggalkan anak kecil itu, dia akan menyesali dengan balon-balon yang dibelinya sia-sia dan diberikan pada orang lain, dan tidak tau orang lain itu akan menggunakannya untuk apa, kecuali adiknya. tetapi itu tentunya tidak apa-apa selama berjalannya waktu, dia bisa menerima, dan mendukung kebaikan hatinya sendiri, tetapi terkadang dia merasa kebaikan itu muncul dan sangat bertentangan dengan dirinya, setiapkali dia juga akan berdebat, sebenarnya untuk apa di melakukan hal itu?

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang