bab 43 : merasakan urgensi

9.8K 920 16
                                    

Kebanyakan orang harus merasakan sekarat dulu atau mati, sebelum mereka mengetahui apa yang penting.

Lalu menyesal..

Saat semuanya sudah berantakan, mereka ingin kembali mengulang, dan memilih pilihan yang menurutnya baik.

Bagus menurut mereka, tetapi semuanya telah berantakan, dan kembali ke vonis utamanya yaitu penyesalan. Setelah lama hanya berulang dilingkaran setan itu, mereka hanya akan berjalan mundur, tidak akan memikirkan masa depan, lalu mengulang kesalahan yang sama di kehidupan mereka karena terlalu memikirkan yang lalu, dan menyesal lagi.

Dan, dia adalah salah satu dari kebanyakan orang tersebut. Tetapi berbeda dari orang lain, dia entah mengapa mendapat sebuah keajaiban. Yang dia syukuri, sekaligus dia permasalahkan.

Aira melihat disekelilingnya. Kamar rene terdapat rak yang sama dengan dirinya, terdapat banyak buku disana, lebih banyak darinya kurasa.

Jika warna yang mendominasi dikamarnya adalah warna merah muda, maka warna yang paling banyak dikamar rene adalah biru. sepreinya berwarna biru laut. Bahkan ada kapal bajak laut besar di pajangan rak, penutup mata bajak laut, tangan palsu bajak laut..

Aira termenung saat mencermati kamar adiknya yang imut, yang penuh dengan kelautan ini.

Yang memilihkan dan mengatur semuanya adalah ibunya, dan tontonan ibunya adalah hal hal dramatis, sehingga semua diatur seperti itu juga.

Pengaturan rumah ini sangat mewah. Aira sendiri hidup dengan ke-
sederhanaan sebelumnya, sehingga butuh banyak waktu untuk sadar akan kemewahan kedua orang tuanya ini.

Rene sedang menulis di meja belajarnya, di atas selembar kertas. Aira duduk ditempat tidur dan memperhatikan adiknya yang sebenarnya membutuhkan privasi saat ini.

Menulis kejadian yang membuat dia bahagia, dengan sangat bersungguh-
sungguh. Rasanyanya perasaan bersalah datang.

Dia ingin berkata pada rene bahwa semuanya hanyalah omong kosong. Apa keajaiban tuhan? Apa kata-kata bahwa tuhan kasihan padanya?

Semuanya hanya malapetaka untuk orang lain, dan dia yang mendapatkan keuntungannya.

Tahukah kau adikku? Hidup ini sangat sulit. Banyak orang yang tidak seberuntung kita yang sangat layak berlebihan ini.

Banyak cerita edgar membuktikannya.

Keterasingan dari ayah kandungnya sendiri saat saudara tiri datang entah dari mana, menjual balon hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang saat ini kita dapatkan dengan cuma-cuma, mencari perhatian dengan melukai diri sendiri, menjilat orang yang berada di puncak sosial, bersikap berhati-hati untuk menutupi kebohongan.

Banyak hal membuktikan, tak terkecuali dengan kehidupannya sendiri dimimpi itu.

Saat dia mulai berfikir, rene telah berbalik. "Selesai! ayo kita terbangkan."

Aira tersenyum miris, lalu menggandeng tangan adiknya yang bersemangat lalu pergi menuju balkon.

Setelah dia mengatakan cerita yang dikarangnya itu, adiknya yang imut membuat terbangan balon sebagai rutinitas. Entah pergi kemana semua surat surat adiknya itu, tetapi rene terlihat sangat senang melakukan semua itu, sehingga dia sendiri hanya bisa diam.

Rene memperhatikan bahwa kakaknya tidak membuat surat, dan ini sudah kesekian kalinya. "Kakak tidak menulis surat lagi?"

".. tidak, kakak akan melakukannya nanti. Karna kakak akan keluar sebentar lagi bersama teman kakak" Dia sedikit berbelit-belit saat menjelaskan. "Mungkin kakak tidak bisa menerbangkan hari ini, dilain waktu kita akan menerbangkannya bersama, oke?"

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang