bab 77 : berkumpul di kelas

7.3K 753 101
                                    

Cermin adalah ciptaan yang mistis, tanpanya semua orang akan berdosa besar dengan suatu kecantikan, dan kepantasan.

Tetapi hal yang paling disepelekan orang adalah bercermin dulu sebelum berkata, bercermin dulu sebelum melihat orang lain, dan bercermin dulu sebelum memperlakukan orang lain.

Terkadang bayangan kita yang terpantul dalam cermin ini adalah apa yang orang lain lihat dalam diri kita.

Hal yang harus dilatih adalah kita harus menjadi cermin itu sendiri untuk mencoba memandang diri kita seperti orang lain memandang kita.

Apakah aku bersikap terlalu menjilat? Apakah aku bersikap terlalu keras untuk menyenangkan hati orang lain? Apakah aku terlalu menginginkan perhatian sehingga membuat orang lain jijik?

Bersikap intropeksi tentang diri, yang akan membuat kita terhindar dari segunung masalah.

Seperti seorang aktor dalam suatu drama yang terkenal

Kita harus belajar menangis dalam sebuah kepantasan situasi yang ada.

Karena orang, akan menganggap semua hal buruk yang akan diberikan pada orang lain yang terlalu kuat dan tidak bisa menangis, dan orang tidak akan pernah mempercayakan orang lain tentang sebuah kewajiban dengan seseorang yang terlihat begitu tidak bisa diandalkan dan lemah.

Maka buatlah diri anda begitu setengah setengah.

Jangan terlalu putih sehingga bisa di manfaatkan. Dan jangan terlalu hitam sehingga terus dijauhkan.

Merupakan hukum sifat alami manusia dimana kita akan melarikan diri pada sebuah hal buruk, dan tidak menyenangkan

Sedangkan pesona dan janji adalah hal yang begitu menarik bagaikan ngengat yang tertarik pada nyala api.

Pepatah yang umum memang.

Tetapi belajarlah dari ngengat yang tanpa berfikir dan tidak punya otaknya dia akan membakar diri sendiri hanya karna sebuah janji kesenangan, yang entah, itu akan diwujudkan atau tidak.

Belajarlah, bagaimana membandingkan sebuah hal yang memang nyata.

Jangan hanya terus terpaku pada orang yang hanya memberikan sebuah harapan. Karena mereka hanya ingin kau berharap.

Tetapi terpakulah, dan berkomitmen lah dengan seseorang yang ada di depanmu, yang rela mengisi kekosonganmu saat ini.

''Para aktor yang baik belajar mengendalikan diri mereka dengan lebih baik. Mereka bisa berperan sebagai orang yang tulus dan baik hati, bisa meneteskan air mata dan bertampang penuh welas asih sekehendak hati mereka. Mereka menyampaikan emosi dalam bentuk yang bisa dipahami oleh orang lain. Method acting, satu tehnik akting dimana sang aktor mengenang kembali emosi atau reaksinya sendiri dalam pengalaman hidupnya, dan menggunakannya untuk menyelami karakter yang digambarkan''

''Kunci untuk membuat penonton tetap tegang adalah membiarkan segalanya terkuak, secara perlahan lahan, kemudian mempercepat segalanya pada momen yang tepat, sesuai dengan pola dan tempo yang ada di ritme skenario"

"Seperti contoh, kita mendalami tokoh yang sangat terkenal seperti Napoleon. Hanya sedikit orang yang dilahirkan dengan sifat pemberani. Napoleon terpaksa mengembangkan kebiasaan berani di medan perang, dimana ia tahu bahwa yang ia hadapi adalah persoalan hidup dan mati" dengan semua itu, ibu Septi, guru seni mereka mulai memperagakan mengambil pedang khayalan dan melalui peperangan dengan semangat juangnya.

"Dilingkungan sosial, ia canggung dan pemalu, tetapi ia berhasil menaklukan sifat ini dan mempraktikan keberanian di setiap bidang hidupnya karena ia menyadari kekuasan yang besar muncul dari keberanian"

"Jika seseorang ingin berakting memerankan tokoh ini, maka dia harus mempraktikan dan mengembangkan keberanian yang sama dengan tokoh ini sendiri. Supaya tokoh yang diperankan akan tercermin, dan orang lain akan melihat bagaimana cocoknya peran itu denganmu. Melatih, itu adalah sebuah kunci untuk apa yang ingin diperankan. Dan bakat, adalah kemudahan, dimana latihan itu akan pendek, jika seseorang itu benar benar berbakat''

Aira selalu menyukai pelajaran seni karena yang mengajar adalah ibu Septi yang sangat bersemangat.

Sangat menjiwai semuanya.

Setelah jam pelajaran berakhir. Dan semua orang telah pulang satu persatu, mereka berlima masih berada di dalam kelas dan mengobrol, itu seperti kebiasaan, terkadang sepulang sekolah mereka akan pergi ke caffe, tetapi kebanyakan mereka akan berkumpul di kelas saja, membicarakan hal hal acak.

Mawar lesu di kursinya saat dia berbicara tanpa aba-aba, ''besok pembagian nilai UAS, itu berarti hari libur kita akan dekat, aku diajak kerumah nenekku saat liburan itu, sehingga itu berhasil membuatku stress''

''Berkunjung kerumah nenek dan itu sudah membuatmu stress, Mawar jangan begitu, nenekmu adalah seseorang yang melahirkan ibumu, tanpa ada nenekmu, kau tidak akan pernah ada didunia ini'' Remi mengoceh tentang tidak berbaktinya orang ini. Karena dia sendiri sangat menyukai neneknya.

Memutar matanya sendiri, Mawar berdebat dengan Remi, ''kau tidak tau saja seperti apa nenekku, jika cucu lain datang untuk berkunjung, dan mereka akan disiapkan dengan makanan berbagai rasa, nenekku, akan menyiapkan aku bertumpuk tumpuk buku di mejanya, dengan berbagai rasa pula. Tahun lalu, aku hampir muntah saat menghafal, dan mempelajari semua buku buku itu''

Menelan dengan jijik apa yang dikatakan, Remi sekarang menyetujui, ''maka jangan mengunjungi nenek seperti itu. Nenek mu menakutkan''

Melotot padanya, sebelum duduk dengan lesu lagi, Mawar berkata dengan lirih, ''apa kau fikir ibuku akan membiarkan hal itu terjadi?''

''Apa kau ingin memenjarakan ibu dan nenekmu? Setiap manusia memiliki hak memilih kata ayahku, jika kau tidak mau, maka jangan lakukan. Apa kau menginginkan bantuan ayahku?'' Risma berkata menyarankan.

''pftt..'' dengan tawa yang tidak bisa di tahan lagi Edgar ikut dengan obrolan, ''kau mau memenjarakan orang tuamu sendiri? ... Eh.. Sungguh anak yang tidak berbakti''

Ikut tersenyum juga, Aira mendengarkan dan tidak mengatakan apa apa.

Manusia terlahir dengan penderitaan mereka. Mungkin disebagian orang akan melihat, hah, hanya menghafal dan dia sudah mengeluh.

Sebagian akan berkata seperti itu.

Tetapi itu berbeda lagi dengan yang memang benar benar orang itu yang menjalani. Karena semua orang memiliki batas kemampuan masing masing, ahli dalam penderitaan masing masing.

Seseorang tidak akan pernah tau apa yang didertita karena mereka tidak mengalaminya sendiri.

Cukup hibur mereka. Jangan biarkan mereka kehilangan dirinya sendiri.

Karena ejekan, hanya akan membuat orang itu putus asa. Dan mungkin akan melakukan sesuatu hal yang bodoh.

Saat itu Risma memalingkan wajahnya ke Aira, ''bagaimana denganmu Aira, kau akan pergi kemana liburan nanti?''

''Aku tidak akan kemana mana, karna kata ayah, nenek yang akan mengunjungi kami ke kota ini'' Aira tersenyum dan mengatakan itu.

Saat makan malam kemarin, ayahnya mengatakan berita ini, itu juga yang membuat Erika gugup dan ingin mengajak seluruh keluarga berbelanja baju yang pantas.

Ada banyak hal kejadian yang dia lupakan dalam mimpi itu, di kehidupan di mimpi itu, dia samar-samar ingat, hanya 1 kali dia bertemu dengan nenek kakek pihak ibu, dan nenek kakek pihak ayah. Itupun sangat tidak sopan.

Untuk merangsang ketidak senangan semua orang, dia makan dengan tergesa gesa, kaki dinaikan keatas kursi, pakaiannya bagus, tetapi kulitnya masih penuh bintik bintik, apalagi rambutnya yang tidak terurus.

Dia seperti gambaran seorang gembel yang tidak diberi makan selama 4 tahun lamanya.

Sangat berantakan.

Aira malu sendiri jika mengingat dirinya yang bodoh didalam mimpi.

Begitu kekanak- kanakkan.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang