bab 38 : semua itu masih kurang

8.9K 930 12
                                    

Setelah tertelan oleh cahaya putih itu, aira tidak mempunyai semangat untuk bangun dari tidurnya, meskipun dia tahu bahwa saat ini dia telah sadar, tetapi dia takut.

Ketakutan akan sebuah fakta. Jika dia diberikan sebuah pilihan untuk memutarbalikan waktu, dia tidak akan pernah lagi penasaran akan jawaban, mengapa dia diberikan mimpi keajaiban seperti itu. Mimpi yang membuatnya tidak melakukan sesuatu yang memperburuk hidupnya sendiri.

Jika-- jika dia tidak mengetahui semua fakta itu, mungkin, dia tidak akan merasa bersalah seperti ini.

Semuanya yang dia kira keajaiban, kebaikan tuhan, mukjizat, ternyata hanyalah sebuah hal yang terjadi karena keegoisan satu orang, yang menguntungkan dirinya.

semua itu bukan karena tuhan mengasihani dirinya, atau dia adalah orang yang istimewa.

jika dia diberi pilihan saat mengetahui fakta itu, apakah dia akan tetap menerima batu itu atau tidak..

terlalu munafik jika dia menyangkalnya. Dia tahu , bahwa didalam lubuk hatinya, terdapat kesadaran, bahwa dia merasa lega bahwa mimpi itu menghampiri hidupnya.

Jika dia tidak bermimpi... Maka dia akan berakhir bunuh diri, Orang tuanya akan hancur, adiknya tidak akan bisa ceria, dia tidak akan mempunyai teman, dia... tidak akan bahagia.

Walaupun, semua itu dia dapatkan dengan direnggutnya kehidupan orang lain.

Aira mengatakan, bahwa kakek itu adalah orang yang egois, tetapi-- dia sendiri merupakan orang yang sama.

matanya masih tertutup, tetapi samar-samar dia merasakan kehadiran di sebelahnya. 

ricky melihat mata terpejam gadis itu yang bergerak-gerak. dengan emosi yang belum surut, dia berkata. "bangunlah jika kau sudah sadar"

karna suara yang tiba-tiba itu, aira membuka matanya. 

menoleh ke samping, dia terkejut bertemu sepasang mata, yang saat ini menatapnya.

anak kecil di mimpi itu-- hari ini, menyelamatkannya lagi.

seperti ingin menambah rasa bersalah yang sudah di rasakannya saat ini. dia terus menuangkan air panas yang membuat hatinya serasa perih saat ini. 

memalingkan wajahnya, dia tidak berani bertemu mata dengannya. 

Saat dia berpaling ke bawah, aira terkejut dengan jarum infuse yang di pasangakan di punggung tangannya.

melihat kebingungannya, ricky berkata. ''ini di rumah sakit, sudah tiga jam berlalu saat kau tidak sadar''

tidak mampu berkata-kata, aira hanya menjawab. ''oh..''

Dia bahkan tidak perduli dimana dia sekarang, semua kejadian itu, membuat kepalanya berat.

aira mennggerakan tubuhnya untuk duduk, tidak sadar akan tubuhnya yang cedera di kaki, yang membuat lukanya tersentuh, membuat dia mendesis.

ricky ingin mengatakan bahwa dia tidak boleh bergerak, karena luka di lututnya, tetapi, sekali lagi gadis itu melakukan hal yang membuatnya marah.

dia menatap mata gadis itu yang masih  menatap luka di kakinya, yang sekarang sudah kokoh duduk dengan punggung menyender di kepala ranjang. dia berbicara terus terang. 

"aku tidak tau mengapa, disaat mendengar berita bahwa kau terluka atas orang lain, atau sekarang, melihat dengan mataku sendiri kau terluka karna, sekali lagi, ingin menyelamatkan orang lain, itu seperti.. aku yang merasakan sakitnya''

Ricky berbicara dengan kalimat panjang, saat dia sendiri tidak menyadari itu.

karena penyakit berlebihannya. dia membuatnya merasakan kesukaannya semakin bertambah. jika dia tidak melihat gadis ini untuk sehari saja, itu membuat mood nya di hari itu, serasa berkurang.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang