Awan gelap menutupi langit, dan hujan rintik-rintik menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalanan.
Pengedara motor yang tidak memiliki apapun untuk menutupi tubuh mereka bertambah kesal dan kian kerap membunyikan klakson untuk ketenangan hidup mereka sendiri. Membuang waktu yang membosankan itu dengan amarah yang membara.
Aira duduk dipinggir jalan terlindungi oleh atap tenda toko kecil, dengan ditemani oleh anak kecil penjual balon yang sering dia jumpai diwaktu dia senggang.
Dengan membenarkan poni mencuat anak lelaki kecil seumuran Rene itu, Aira berkata, "bagaimana keadaan ibumu sekarang Andi?"
"Dia sudah semakin sehat kakak, hanya saja tidak bisa melakukan kegiatan yang berat" Andi membalas dengan senyuman yang mencapai matanya saat kepalanya dibelai.
Aira teringat akan pemikirannya, dan bagaimana dia mendiskusikan hal ini pada orang tuanya tadi malam, dan tersenyum serta berkata dengan lembut, "Andi, dengarkan kakak, andi sekarang masih berumur 9 tahun, bekerja boleh, tetapi tidak harus sampai terlalu keras, ibu andi pernah bekerja di penjahitan bukan?"
Andi mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengangguk-angguk, "iya kak, ibu sangat pintar menjahit, semua pakaian kami dibuat olehnya"
Mengelus rambut Andi lagi dan tersenyum, Aira memiringkan kepalanya, "apakah ibu Andi memiliki telepon?"
"Ibu memilikinya" Andi menjawab itu dengan patuh. Waktu bekerja ibu sebelum sakit sangatlah padat, pulang larut malam selalu, tetapi dia dan adiknya sangat berkecukupan hingga mampu membeli rumah dipinggiran yang lumayan murah. Uang jajan juga selalu diberikan. Tetapi setelah ibu sakit, tidak ada pemasukkan lagi, sama sekali. Karena ibu diberhentikan.
Aira mengeluarkan kertas dari dalam saku bajunya dan memberikannya pada Andi, "berikan ini pada ibu Andi, dan katakan bahwa kakak ingin dihubungi olehnya, baik?"
Andi mengangguk -angguk dengan sangat patuh, Aira melihat itu dan sangat terserang oleh keimutannya.
Dia bergerak untuk membelai kepala anak kecil didepannya. Sangat mirip dengan Rene, mereka berdua benar-benar membuat Aira ingin melindungi dan memeluk mereka.Gambaran itu yang dilihat oleh orang didalam mobil, yang memarkirkan mobil dipinggir jalan yang sangat dekat dengan lokasi, tetapi tidak terlalu mencolok karna ditutupi oleh pohon yang berjejer.
Wajah Ricky disangga oleh tangan, dan dia mengetuk pegangan pintu dengan jarinya, dengan wajah yang tidak memiliki senyuman, atau ketidaksenangan, dia berkata dengan tenang, "Katakanlah William, apakah aku bisa melindunginya dari dunia ini atau tidak?"
William melihat kepada gadis dan anak kecil disamping gadis itu, melihat latar mereka yang terdapat banyak balon dan berkata dengan datar tetapi penuh keyakinan, "tentu bisa tuan muda"
"Dunia ini begitu banyak terkontaminasi, dan dia.. begitu murni" Ricky tanpa sadar bergumam, dan ketukan di pintu mobil berhenti, sedikit senyuman muncul di mulutnya, "Namun dia kebingungan sendiri apakah dia itu orang baik atau orang jahat. Begitu tidak sadar, dan banyak berfikirnya gadisku ini bukan?"
William melihat wajah tuan muda nya dari kaca spion yang bahkan tidak pernah berpaling dari gadis di sana, dan mengangguk untuk menjawab pertanyaanya, "Benar, tuan muda"
***
Mulut Mr. David tidak berhenti untuk terbuka oleh senyumannya, Aira benar benar khawatir bahwa giginya nanti akan kering.
"Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kau bisa menaklukan Ricky, sayangku" David membenarkan rambut Aira yang sudah lumayan panjang itu, merapikannya secara perlahan, dan berkata dengan begitu bersemangat, "Saat kalian datang bersama-sama tadi, orang orang salon tertegun, bahkan orang yang mengantri di ruang tunggu depan begitu tergagap. Semua orang lupa untuk melakukan apa yang mereka harus lakukan saat itu. Kalian sangat membuat orang tercegang, kau tau itu sayang, benar-benar. Aku sangat syok, dan hampir menjatuhkan peralatan yang aku pegang ditanganku saat itu juga. Sekarang ceritakan padaku, sudah berapa lama kalian bersama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRA (On Going)
RomancePada usia 17 tahun Aira bunuh diri Lalu dia terbangun lagi, kembali diawal untuk mengubah kebodohan- kebodohannya dimasa lalu. ••••• "AIRA VELIKA! KAU MULAI LAGII!" Tertidur diranjang rumah sakit dengan lemah, teman- t...