Pemilihan petugas kelas ternyata lebih lama dari pada yang dikirakan, terlalu banyaknya kandidat membuat pak egi fenoka pusing, tetapi dia adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam pemilihan ini, dan tidak bisa memilihnya dengan asal-asalan, sebenarnya hari ini hanya di peruntukkan untuk sesi perkenalan wali kelas, serta pemilihan itu, lalu semuanya bisa pulang atau terserah jika memilih untuk tetap tinggal.
Dengan tepat setengah hari, semuanya telah dipilih.
Ketua kelas : fikry febri
Sekertaris : nana kasila
Bendahara : vera candri
Selamat, itulah pemenangnya.
Aira tidak bisa tidak berterimakasih, karna terlalu banyak nya visi misi yang diutarakan mereka didepan kelas.
dengan percaya diri mereka dapat mengatakan tujuan mereka kenapa memilih untuk mendapatkan posisi itu dengan rasa percaya diri yang tinggi, dia tidak bisa tidak menciut, karna dia sendiri sedikit pemalu, tidak mungkin bisa mengatakan sesuatu dengan suara yang tegas, layaknya pelatihan pramuka di sekolah dasar yang diajarkan dulu di desa tempat aira tinggal dengan nenek ratmi.
Kelas berakhir seperti itu saja. pak egi fenoka mengatakan beberapa patah kata lagi, sebelum meninggalkan kelas, melakukan pembubaran.
Aira melirik kekanan, dan kekiri, melihat bahwa mereka semua tidak ada yang beranjak dan malah berkumpul lagi, itu membuat aira merasa canggung.
Dia mengumpulkan keberanian dan beranjak dari kursinya, menuju kearah pintu keluar. pergi sendirian.
Dari pada dia terus berlama-lama seperti orang bodoh lebih baik dia pergi mengambil buku-buku pelajarannya di perpustakaan.
pemberitahuan yang diberikan pak egi fenoka tadi mengatakan bahwa buku-buku pelajaran dapat diambil diperpustakaan.
Saat dia pergi banyak mata yang melihatnya.
Salah satu murid laki-laki, berkulit kuning langsat tadi memperhatikan-
nya, menatap kepergian aira dengan menyesal. ''yah.. Dia pergi begitu saja? Aku baru saja ingin menyapanya''''dia pergi, karna sejak tadi tidak ada yang mengajaknya berbicara'' edgar menyahut kata-kata nya dengan kesal. ''kenapa kau tidak sejak tadi menyapanya, aku masih ingin melihat wajahnya lebih lama lagi''
dengan cemberut, dia melanjutkan.''sayang sekali''
''kenapa kau kesal padaku?'' menyipitkan mata pada temannya ini. ''kenapa kau tidak menegurnya lebih dulu kalau begitu''
''aku ingin menegurnya remi'' edgar berkata dengan masih sedikit kesal kearah remi. ''tapi, aku kira melihatmu yang dari tadi menoleh kearahnya berkali-kali, memperlihatkan dengan jelas bahwa kau ingin menyapanya, aku tidak bisa tidak berbaik hati membuatmu menyapa wanita cantik untuk pertama kali'' dia kemudian menyenderkan punggungnya ke kursi menatap remi dengan cemoohan. ''tapi siapa yang menyangka, kau akan tidak punya nyali''
Remi berdiri marah medengar kata-katanya, dia menggulung lengan kirinya sendiri dan memperlihatkan otot-otot besar disana.
''apa? Siapa yang kau bilang tidak punya nyali?!''
Edgar memutar matanya, memandang temannya yang menampilkan otot-otot itu layaknya seperti monyet yang melompat-lompat emosi. ''aku menanyakan nyalimu bapak remi, bukan otot-otot mu''
Remi mendengus sinis, dan duduk kembali ke kursinya, tetapi tidak lama itu, dia berdiri lagi. "aku akan menyapanya sekarang''
Edgar menarik lengannya, memaksanya untuk duduk kembali. "dia sudah pergi wahai temanku''
Tarikan lengan edgar, tidak bisa memaksanya untuk duduk karna tubuhnya sendiri sangat berisi daripada lengan putih, kurus yang menariknya itu.
''aku masih bisa mengejarnya, dia baru saja keluar''
Risma yang mendengar di samping , tidak bisa tidak berkata dengan sinis.
''menyerahlah remi, masih ada hari esok, lagipula ada yang lebih cantik selain dia dikelas ini, kenapa kalian mempeributkan seseorang yang biasa, seperti itu''Remi duduk lagi kekursinya, mendengar omelan risma tetapi malas untuk menjawab, dia sangat tahu tentang wanita yang mudah iri dengan penampilan wanita lain, dan merasa benci, dan beginilah sifat kedengkian dan iri hati itu.
tetapi dia tidak bisa berdebat dengan anak seorang pengacara terkenal seperti dia, walaupun dia masih duduk di bangku SMA seperti dia sekarang, tetapi mulutnya lebih tajam, dan menusuk daripada pisau.
Sementara itu edgar terseyum sinis menatap risma dari atas kebawah. "oh, siapa wanita yang lebih cantik dari dia" edgar melihat risma dari atas ke bawah untuk kedua kalinya. "apakah maksudmu adalah kau?''
Risma membuang muka, sebelum berkata dengan percaya diri. ''tentu saja''
Edgar yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak dengan memegangi perutnya.
risma menoleh dan menatapnya dengan heran, melihat orang gila didepannya ini.
Remi menepuk bahu edgar, dan berkata dengan heran. ''kenapa kau, tertawa sampai menangis seperti itu?
Edgar mengusap setitik air mata yang dikeluarkannya dengan anggun.
"tidak ada, aku hanya merasa kata-katanya sangat lucu, bagaimana bisa bebek parit bisa disamakan dengan angsa? sepertinya dia tidak pernah melihat kaca diseumur hidupnya.''Remi membekap mulutnya sendiri, menahan dia untuk tertawa juga, sementara risma wajahnya menjadi putih ke merah karna marah.
***
Jadwal pelajaran telah di bagikan di 'school media', dan mendapati bahwa kurikulum disekolah ini bermaksud membuat murid nya untuk serba bisa, mereka mengajarkan total 14 pelajaran yaitu matematika, bahasa, sosiologi, bahasa inggris, ppkn, sejarah, seni, fisika, kimia, biologi, ekonomi , geografi, sejarah peminatan, olahraga.
Dengan 2 jam pengajaran setiap mata pelajarannya, waktu istirahat dari pukul 12.00 - 01:30.
waktu libur disini juga hanya di hari minggu saja, dengan waktu pelajaran pukul 08.00 - 15:30, saat pelajaran berakhir mereka tidak diharuskan pulang dan mengikuti satu ekstrakulikuler yang wajib mereka pilih, Ekstrakuler dimulai pukul 16:00 - 06.00 sore.
Aira menggelengkan kepalanya dengan tak percaya saat menganalisis semua waktu yang akan dihabiskannya disekolah ini, ini lebih banyak dari yang dia bayangkan.
belum lagi banyak anak yang menambah jam nya dengan mengikuti kelas bimbingan tambahan yang dimulai pukul 07.00 - 09.00 malam, dia akan terbaring lemas dikamar saat melakukan hal seperti itu, tetapi yang dia inginkan adalah bisa membangga-
kan ayah, dan erika serta bisa memperingan beban biaya di sekolah ini.satu yang aira tahu dari menjelajahi aplikasi sekolah ini, bahwa sekolah ini banyak melakukan kompetisi-kompetisi antar negara, provinsi, dan kota, yang tak jarang hadiahnya sampai berjuta-juta.
Dia merencanakan bahwa setidaknya dengan belajar keras dia akan bisa mengikuti salah satu kompetisi itu dan memenangkannya, tetapi siapa yang tahu bahwa jadwalnya akan sepadat ini.
Aira sudah terbiasa mendapatkan juara satu dengan kerja keras nya, itu semua juga dilakukan didesanya, dia beruntung karna dia tekun dan tidak diperkenankan membayar biaya untuk sekolahnya didesa, karna dia hanya mempunyai satu tujuan yaitu ingin neneknya tidak terlalu bekerja keras juga untuk membiayai sekolahnya, dan akhirnya dia mendapat beasiswa 3 tahun penuh di SMP.
Tetapi, dia berhenti melakukan itu saat aldi, ayahnya memaksanya untuk ikut dengannya ke kota ini, dia membuat ulah, menjadi murid terbawah di sekolah itu ,dan depresi sendiri karna cemohan orang-orang disekolah yang berbisik-bisik, menggunjingnya dikamar mandi, dikantin, serta ditempat-tempat lain, mengatakan bahwa dia bodoh.
Sekarang tujuannya sudah kembali, dan menginginkan itu terjadi lagi, tetapi situasinya lebih sulit dari yang dia bayangkan.
Menghela nafas. Dia menatap layar handpone hitam ditangannya, yang memantulkan wajahnya sendiri. dia mulai berkata. ''kau bisa aira, ya, kau pasti bisa''
Dia mengulang-ulanginya seperti mantra.
![](https://img.wattpad.com/cover/200677665-288-k258784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRA (On Going)
RomancePada usia 17 tahun Aira bunuh diri Lalu dia terbangun lagi, kembali diawal untuk mengubah kebodohan- kebodohannya dimasa lalu. ••••• "AIRA VELIKA! KAU MULAI LAGII!" Tertidur diranjang rumah sakit dengan lemah, teman- t...