bab 69 : 2 wajah

7.3K 795 53
                                    

Bunyi suara datang dari mic yang sangat lembut mengalir, "dahulu kala disebuah desa yang memiliki kekayaan terbanyak, dengan pangan yang setiap hari nya tumbuh dengan subur dari petani, dengan banyaknya pedagang dari luar yang berdagang ke desa, dimana semua warganya hidup dengan tentram, damai dan sejahtera, terdapat seorang suami istri yang telah berada di pertengahan tahun usia mereka yang belum dianugrahi seorang anak"
 
''tuhan jika kau berkenan, diusiaku yang telah banyak aku lewati ini, tolong berikan aku sebuah keajaiban, walaupun itu singkat untuk kami dengan usia kami saat ini untuk menjaganya kami akan melakukan yang terbaik tuhan, untuk keajaibanmu itu"
 
Diatas panggung yang besar, seorang wanita cantik walaupun diusianya yang telah di paruh usia berdoa dengan bersungguh sungguh siang dan malam, sedangkan suaminya memperhatikan dia dari belakang dengan penuh kasih sayang.
 
''Hari demi hari mereka terus berdoa sampai..." suara pengantar menerangkan, ''doa itu terkabul"
 
Seorang ibu memakai baju biru yang megah dengan perhiasan yang ada dipergelangan tangan dan lehernya berteriak dengan gembira pada suaminya.

''tuhan mendengarkan doa kita!''
 
''terimakasih tuhan, terima kasih"
 
Mereka berdua berlutut mengarah ke langit, sebagai persembahan mereka benar benar berterima kasih pada karunia ini.
 
Sekumpulan awan buatan diatas panggung bewarna cerah, lengkap dengan matahari yang bewarna kuning yang tersenyum kearah mereka, pohon pohon disekeliling yang ikut bersorak, serta domba domba yang berlarian seakan memberi selamat pada mereka
 
"Menjaga dan menjaga selama 9 bulan lamanya, saat anak kecil yang telah mereka nanti nanti lahir kedunia ini dengan sangat lancar, mereka menamainya, "maria" "
 
Suara lembut dari narator itu menjelaskan lagi, "Maria membawa warna yang sangat cerah dalam kehidupan kedua orang tua itu, walaupun anak mereka itu tidak pernah menangis, tidak pernah mengeluh saat terjatuh di tanah yang keras. Maria adalah anak yang sangat pemalu, yang suami istri itu dan para penduduk desa lihat adalah senyuman maria yang sangat hangat dan malu malu, selain dari ekspresi itu, mereka tidak penah melihat yang lain lagi''
 
"Tetapi hal yang mengganjal lainnya adalah, maria tidak pernah berbicara, hampir tidak pernah, maria merupakan anak yang sangat sangat sangat tertutup"
 
"Dan kekurangan itu diterima oleh kedua orang tuanya dengan lapang dada, karena melihat dan merasakan kehadiran maria saja sudah menghangatkan hati mereka"
 
''Kehidupan harmonis itu setiap hari membuat keluarga kecil itu semakin berbahagia--- sampai suatu hari perampok datang kedesa mereka untuk harta rampasan, warga tidak mengantisipasi bahwa akan ada suatu hari bahwa desa nya akan dirampok, mereka tidak memiliki alat untuk melawan, semuanya hanya mempunyai satu pilihan, yaitu, bersembunyi"
  
"Orang tua maria yang panik, menyembunyikannya disemak belukar yang kokoh untuk persembunyian yang aman. Tempat itu sangat terpencil, dan tidak akan ada yang akan tahu jika tidak memperhatikan dengan detail, ibu dan ayah itu berpesan, ''diam disini sampai kami menjemputmu nak'' "
 
"Sedangkan kedua orang tua maria keluar lagi untuk membawa semua barang barang mereka yang berharga keluar dari rumah, menandakan bahwa mereka telah menyerah sebelum bersembunyi di balik pohon samping rumah untuk melihat situasinya"
 
"Mereka sangat pasrah saat barang barang mereka diangkut dan rumah mereka digeledah, dan dijarah, mereka bersyukur, setidaknya putri mereka yang berharga selamat"
 
"Saat semua telah dirasa aman, para perampok itu telah pergi, mereka kembali untuk menjemput putri mereka tercinta yang mereka sembunyikan dibalik semak belukar yang tinggi"
 
"Sayangnya, disemak belukar itu, sosok maria yang meringkuk, tidak ditemukan"
 
"Kepanikan tidak lagi bisa menggambarkan bagaimana perasaan kedua orang tua maria, bahkan jejak bagaimana maria menghilang tidak ditemukan setelah beberapa lama mencari cari, mereka tidak tau apakah maria pergi sendiri atau doleh para perampok walaupun sudah mencari bersama semua warga yang membantu"
 
"Ibu maria, dengan putus asa kembali lagi ke tempat terakhir mereka bertemu anaknya, temapt semak belukar itu, setiap malam, pagi, dan siang, tidak ada warga yang tidak tau bahwa tempat itu sekarang adalah tempat dimana mereka akan sering menemukan ayah, dan ibu maria disana"
 
"Sampai akhir hayat mereka yang singkat setelah kehilangan putrinya, kedua orang tua itu sakit sakitan, dan meninggal pada selisih 2 hari dari mereka masing masing"
 
"Warga menguburkan mereka ditempat maria menghilang, ditanah itu, dan anehnya bebrapa hari sejak itu tumbuh bunga yang terkatup jika bunga atau daunnya disentuh. Tidak ada yang tidak tahu, bahwa maria adalah anak yang sangat pemalu"
 
"Mereka menganggap bahwa maria tumbuh disana, untuk menemani kedua orang tuanya"
 
"Sejak saat itu, bunga dengan daun terkatup jika disentuh itu diberi nama "putri malu" "
 
''dongeng putri malu merupakan kisah yang tidak memakai seorang pangeran berkuda untuk menampilkan betapa menyentuhnya sebuah cerita itu''
 
''Dongeng ini merupakan penyangkalan dari seorang ayah yang tidak menerima bahwa anaknya telah tiada''
 
''Penyangkalan dari seorang ibu bahwa kesayangannya tidak akan bisa dilihat atau disentuh lagi''
 
''Penyangkalan bahwa orang itu sudah tiada untuk selama lamanya dari dunia ini''
 
''Dan penghormatan warga dan masyarakat untuk ibu dan ayah yang sangat menyayangi putrinya"
 
Mengakhiri itu, pohon buatan berubah menjadi layu, awan awan buatan berubah menjadi kelabu, domba domba yang berlarian semuanya mati, sepert mereka sangat ikut bersedih juga dengan apa yang menimpa kedua orang tua itu.
 
''Tuhan mengambulkan permintaan mereka, tetapi itu benar hal nya yang mereka lantunkan dalam doa, seperti seekor domba yang dibesarkan dengan sepenuh hati tetapi berakhir dengan hanya disembelih oleh orang asing, waktu yang sangat singkat yang diberikan membuat kedua orang tua itu putus asa, dan hancur''
 
Para pemeran berbaris di depan, dengan serempak mereka menundukan kepala sebagai penghormata kepada penonton, dengan itu para penonton yang merupakan guru dan murid yang ramai bertepuk tangan, dan sebagian dari ruangan ini menangis karena terhanyut terbawa suasana dari pementasan drama yang terjadi barusan, sampai akhirnya tirai panggung bewarna merah yang sangat besar itu tertutup

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang