Bab 90 : kenaikan kelas 2

4.1K 448 160
                                    

Pada bulan juli ditanggal 9, itu adalah hari pertama Aira masuk kekelasnya setelah libur panjang. Dia naik ke kelas 2 SMA sekarang.

Erika mengambil seragam baru yang datang 3 hari yang lalu, dan lebih merapikannya lagi, sebelum memberikan itu pada anaknya, Aira. "Seragamnya tidak jauh beda, tetapi warna garisnya, itu sangat cocok untukmu Aira. Tidak, sebenarnya kau cocok untuk memakai apapun, karna anakku sangat cantik"

Aira berganti baju dengan terbiasanya didepan ibunya, dia mulai berfikir bahwa sepertinya Erika sudah lupa bahwa dia dan ayahnya belum memberitahukan yang sebenarnya pada Aira, bahwa dia memang anak mereka. Entah kapan mereka akan memberitahukannya.

Sambil menunggu anaknya berganti baju, Erika mengeluarkan sebuah kotak dari kantong perbelanjaan, terlihat didalamnya terdapat kalung, anting, dan bando yang senada perak, dengan mutiara berbentuk boneka kecil bewarna orange, "bibi Ava mengirimkan ini dari jepang, dia membelinya karena dirasanya sangat imut dan akan cocok untukmu, lihatlah, bukankah ini sangat bagus?"

"Begitu cantik" Aira ingin terperangah, tetapi sepertinya dia tidak bisa melakukan hal itu, entah karena terbawa akan aktingnya disetiap hari yang memberitahukan bahwa dia harus tenang, Aira cenderung tidak ekspresif, dan berubah menjadi hanya membelalakan matanya saja, dan itupun tidak begitu besar, hanya sedikit. "Bibi Ava sangat baik, aku ingin memberikan sesuatu juga untuknya lain kali, tetapi aku bingung, apa yang disukai bibi ava, ibu?"

Erika melihat reaksinya dan ingin memeluk, anaknya sangat menggemaskan, matanya melebar dan itu menambah keimutannya. "Ava sangat suka memamerkan kakinya yang berukuran ideal, berikan saja dia high heels, nanti kita akan membelinya bersama-sama. Sekarang, kita harus meriasmu dulu, ayo duduk disini"

Setelah semuanya selesai dan Erika turun kebawah untuk membantu Rene berpakaian juga, Aira berdiri di kaca besar miliknya.

Sepatunya bewarna putih, kaus kaki bewarna putih juga, seragam bewarna putih dengan garis-garis besar bewarna orange, tasnya bewarna orange yang dipilihkan oleh ibunya, rambutnya sedikit bergelombang lengkap dengan bando bewarna orange dari bibi ava, anting dan kalung dengan mutiara berbentuk boneka kecil bewarna orange sebagai pelengkap aksesoris.

Bibi ava begitu perhatian. Dia memberikan semuanya dengan sangat cocok.

Aira bergerak ke lemari, dan membuka laci paling bawah, dia membawa tas belanja berbahan kertas berukuran sedang, dan membukanya.

Setelah melihat bahwa isinya pas, Aira turun kebawah.

Dimeja makan semua orang telah siap, dan hanya tinggal menunggunya.

Saat dia datang, ayahnya meletakkan ipad nya diatas meja, Rene meletakkan gelas susu untuk tersenyum padanya, dan ibu berdiri dan menuangkan satu cup nasi ke piringnya.

Menghabiskan sarapan dengan bercengkrama santai, Aira mengambil waktu disaat semua orang telah menyelesaikan makanannya, dan mengeluarkan isi dari tas itu sambil berbicara, "Ayah..."

"Iya Aira?" Aldi mengelap mulutnya setengah jalan karena panggilan anak perempuannya.

Mengeluarkan syal merah dari dalam kertas belanja itu, Aira bergerak ke kursi milik ayahnya, dan memakaikan syal itu dileher ayahnya secara perlahan, Aira mengatakan dengan suara kecil, dengan kemiringan kepala yang dia buat, "Terimakasih telah membantuku membuatkan toko jahit kecil untuk ibu Andi, ini hadiah untuk ayah"

Mata Aldi bergerak-gerak dan dia menyentuh syal lembut dilehernya, dan menatap putrinya yang ada didepan. Tercegang karena begitu tiba-tiba.

Aira memandang ayahnya, dan gambaran ayahnya berdiri di jendela besar dengan memakai syal setelah dia mati bunuh diri terbayang dimatanya, itu membuat mata Aira berkaca-kaca dan datang untuk memeluk ayahnya yang masih terdiam. "Ayah selalu mendukungku, dan aku sangat mencintai ayah"

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang