bab 71 : Alat yang naif

6.9K 821 54
                                    

Ada tiga cara yang bisa membuat orang lain tertarik padamu

Yang pertama, kau harus begitu luar biasa sampai sampai orang itu mengagumimu

Yang kedua, kau harus menjadi orang yang mengaguminya, dan selalu ada untuknya, saat diperlukan, apalagi saat dia terluka. Itu akan membuat orang tersebut secara tidak sadar, akan bergantung padamu

Yang terakhir, kau harus menjadi begitu mengesalkan, sampai-sampai dia membencimu didunia ini, mahluk yang paling dia benci adalah dirimu dan selalu memikirkan bagaimana ini, dan bagaimana itu untuk membuatmu hancur

Lalu berbuat baiklah dengan orang lain didepan matanya, saat itu dilakukan, pandangan terhadapmu akan berubah, dia akan berfikir, oh ternyata kau itu baik, lalu? Kenapa hanya aku yang dijahati, maka dia akan berfikir dia lah yang salah selama ini. Dan membuat dia gelisah.

Maka selamat, kau telah berhasil membuatnya tertarik padamu.

Itulah ketiga cara membuat kesan pada orang lain yang kau targetkan.

Selebihnya, setelah membuat kesan yang harus kau lakukan adalah bersikap bahwa kau seakan tertarik padanya juga sehingga sinyal diantara kalian akan terhubung

Alena, sangat mampu jika dia harus menaklukan seorang lelaki, baginya lelaki adalah keseharian yang harus dia perlukan

Dan saat ini dia sudah mengerti bagaimana cara mendekati targetnya.

Dengan sebuah alat, yang akan menghubungkan dia, dengan lelakinya.

Sejak kejadian Alena membenturkan kepalanya dengan bola voly, mereka berdua menjadi sering berpapasan.

Entah itu saat Aira berada dikamar mandi, saat Aira sedang akan pergi keruang guru yang dia anehkan begitu menyukainya juga selain mawar.

Apakah karna berita tentang nya yang begitu baik hati, dan bla bla bla nya itu menyebar sampai ke guru guru?

Setiap kali mendengar nya dari edgar dia merasa mual sendiri.

Baik hati..

Dia tidak seperti itu. Itu bukan dia. Bukan dirinya.

Sejak saat itu juga, Aira selalu dihadapkan dengan munculnya Alena dikantin dengan pembawaan teman temannya yang akan duduk disampingnya, temannya ada 6 orang.

Wisnu, pemuda yang disukai Berliana juga berada dirombongan tersebut.

Setiap kali itu terjadi, raut wajah sembrono edgar terpampang dengan rasa keingintahuan, "aku mendengar bahwa berliana belum masuk sekolah sakarang. Dia bahkan tidak tinggal sendiri, dan lebih memilih tinggal di asrama kursus bahasa"

Alena tersenyum dan menjawab edgar dengan kelemah lembutannya, " iya, kakakku masih harus mempersiapkan hal hal sebelum memasuki sekolah disana"

"Ah.. jadi hubungan kalian sangat baik ya" edgar menjawab dengan kemiringan senyum yang Aira tau saat itu dilakukan dia sedang sinis didalam, tetapi menutupi dengan senyuman miring diluar.

Menggelengkan kepalanya, Aira menatap Alena untuk memperhatikan dengan seksama.

Hanya ada dua wanita di rombongan Alena sendiri, yaitu Alena, dan satunya lagi perempuan bernama Dewi, yang saat berbicara suka memainkan rambutnya yang bergelombang.

Yang lebih membuatnya tertarik adalah gadis bernama Dewi ini, daripada Alena sendiri.

Karena setiap dia berbicara, dia akan mengatakan sesuatu yang sangat aneh.

Seperti,

"Aku merasa bahwa berliana tidak akan seperti itu. Kalian tidak berhubungan baik, mana mungkin kau bisa mengetahui hal hal itu. Kau mengarang bukan?" Tidak melihat alena, dewi, sibuk dengan makanan diatas mejanya dan menyuap sambil berbicara, "menu utama kantin hari ini, bukankah kuah ini lebih menyerupai ingus?"

Seperti itu. Memojokkan temannya sendiri, dan kata kata setelah nya yang sangat acak dan sedikit membuat orang tidak nafsu makan.

Risma yang sudah bermuka masam karena tidak menyukai rombongan ini, membuat wajah yang lebih masam lagi, dia mendorong makanan miliknya dan langsung berceletuk,
"Kenapa kau begitu menjijikan?"

Mengangkat alisnya dewi langsung menyahut, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya jadi apa masalahnya?"

Melihat semuanya, Aira langsung mengarahkan semuanya pada Alena, yang seperti yang dia harapkan.

Alena menatap risma, dan menggantikan, "Maafkan aku risma, dewi, jangan seperti ini"

Tidak berhenti, dewi akan mengatakan sebuah kata lagi, tapi Aira memotongnya, "risma, antarkan aku ke kamar mandi?"

Dia mengatakan itu sambil tersenyum. Dan risma tanpa kata kata berdiri, dan mereka pergi kekamar mandi.

Alasan wanita yang dibuatnya untuk menghidarkan semua keributan.

edgar, remi, dan mawar tersenyum melihat itu. singa betina yang selalu didampingi oleh pawangnya menjadi sangat jinak.

Tetapi sepertinya takdir sangat menuntutnya selalu bertemu dengan Alena.

Saat Aira berada di perpustakaan SMA kusuma bangsa untuk mengembalikan sebuah buku yang dia pinjam, Alena merebut buku Aira, bersikap begitu akrab padanya, dan berkata buku ini sangat menarik, dan lain sebagainya.

Menatap tangannya yang tiba tiba kosong, matanya perlahan melihat Alena dan langsung meluruskan semuanya.

"Awalnya aku ingin membiarkannya saja. Aku sudah membuat banyak keributan Alena, dan jika aku terlibat sekali lagi, maka orang-orang yang menyayangiku akan khawatir dan memarahiku lagi, aku ingin menghindari semua hal itu, dari sikapku yang akan menjawab semua kata katamu dengan enggan, apa kau tidak merasakan bahwa aku tidak ingin terlibat denganmu? aku juga tau, bahwa kau sengaja melemparkan bola itu. Jadi aku akan bertanya padamu disini. Sebenarnya, apa yang kau inginkan, dariku?"

Alena telah merencanakan untuk mendapatkannya dari alatnya yang naif, tetapi saat alat yang dikatakannya baik sampai menjadi bodoh itu ternyata tidak bodoh, atau naif.

Hanya.. ingin menghindari masalah, seperti dia?

Menatap Aira yang mengatakan semuanya padanya secara blak blakan, membuat Alena bingung harus menjawab apa.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang