Ada sebuah kasus dimana seorang pemuda tampan, dari kalangan berada menabrak berpuluh puluh orang, dan dia mengaku bersalah karna itu, dia mengakui bahwa dia memang salah tidak sepatutnya dia yang belum genap berusia 17 tahun untuk membawa mobil diusia itu, dan masayarakat menganggap, ohh lihatlah sudah tampan, dan dia tau dia salah, betapaa menakjubkannya! Lalu mereka berbondong bondong untuk memaafkannya
Para hakim menganggapnya sopan, dan karena kesopanannya itu dia diberikan keringannan hukuman, para sanksi yang telah diberikan asupan berduka dan berkata menyimpang dengan kebenarannya
Sedangkan para keluarga korban, seorang ibu yang ditinggalkan anaknya, seorng anak yang ditinggalkan orang tuanya, ataupun, seorang adik yang ditinggalkan kakaknya, tau sebaliknya yang kondisi mereka berduka karna ditinggalkan orang yang mereka sayangi, mempunyai suara minoritas untuk kasus ini, walaupun, seharusnya mereka yang diberi kesempatan untuk bersuara.
Ada juga sebuah tontonan dimana ada 4 pangeran yang membulli beberapa teman sekelasnya, atau terserah mereka dalam menentukan target, yang dimaafkan hanya karna kehidupan dia adalah anak yang lahir tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, maka dari itu semua orang memaafkannya dan karna dia tampan, maka seember kesalahan buruk itu tertutupi karena secarik diperlihatkannya kehidupan buruk dia karna tidak mendapat kasih sayang orang tuanya?
Lantas karena hal itu, para korban memang pantas dibulli untuk membuat mereka senang karena hidup menderita mereka?
Para orang tua yang menyayangi anaknya, membesarkan mereka dengan penuh hati hati harus menerima hal itu, anak mereka yang mereka masukkan kesekolah bergengsi berharap mereka mendapat kehidupan yang sangat baik diperlakukan seperti itu?
Walaupun para korban yang dibully mati pun, sampai episode terakhir dari sana tidak ditunjukkan, walaupun kehidupan para korban tidak sekaya tokoh utama, tidak sememiliki segalanya seperti tokoh utama.
Sampai ada korban bunuh diri pun, tokoh utama masih tetap berakhir bahagia.
Dunia ini memang penuh dengan ketidakadilan, hitam dan putih, dengan berbagai macam warna yang suram, tetapi dunia masih terus berputar tanpa perduli apa isinya.
Aira melihat anak anak bergerumbulan dipagar, berebut uang, pakaian yang mereka pakai masih layak, akan tetapi masih ada bercak lumpur di celana atau baju mereka
Itu hal yang wajar untuk anak anak, tetapi..
Ada satu anak yang sangat berbeda.
"Hei, apakah kau terluka?" Aira menunjuk pada satu anak perempuan kecil yang duduk disudut pagar. Anak kecil ini tidak ikut berdiri, dia hanya duduk melihat kekerumunan, aira entah mengapa bisa melihatnya walaupun dia ada dikegelapan.
2 pengawal ada dibelakangnya, mata mereka seperti ular, selalu mengikuti kemanapun dia pergi, mungkin itu pesan dari kakak ricky.
Gadis kecil kurus itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, itu membuat aira tidak menyerah, dia melihat kulit disekitar lutut yang tertutup celana, merasa bahwa lukanya ada disana
Setelah dia mengalami ini semua, akhir akhir ini darah adalah hal yang paling membuatnya mengerikan, dan paling sering dia temui
Mengerikan sekali.
"Terlalu sakit untuk bergerak? Mau kakak obati dengan makanan manis dulu?"
Tidak seperti anak anak yang mungkin seumurannya, gadis kecil yang kira kira berusia 8 atau 7 tahun ini bahkan tidak tertarik untuk melihatnya, dan terbujuk dengan makanan, dia hanya melihat kearah aira sejenak, sebelum melihat kearah anak anak yang berkerumunan tanpa kata kata.
Aira berkedip, menghela nafas berat sebelum menengok kearah gadis kecil itu memandang, dia melihat pemandangan ramai, dimana remi, edgar, dan mawar sedang berkumpul untuk membagikan uang lalu melihat gadis kecil di depannya, memilih untuk membuat pendekatan passive
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRA (On Going)
RomancePada usia 17 tahun Aira bunuh diri Lalu dia terbangun lagi, kembali diawal untuk mengubah kebodohan- kebodohannya dimasa lalu. ••••• "AIRA VELIKA! KAU MULAI LAGII!" Tertidur diranjang rumah sakit dengan lemah, teman- t...