Bab 6: Bibi irah

18.5K 1.9K 19
                                        

Disebuah dapur yang luas bersegi petak, dengan semua peralatan dapur yang menggantung di dinding rumah yang indah berwarna biru mengkilap.

Di kompor terdapat panci dengan kaldu mendidih, ayam yang sudah berubah warna menjadi kekuningan, dengan letupan-letupan kuahnya yang mengguggah selera, seorang remaja kecil dengan rambut di kuncir asal-asalan mengaduk-aduk kaldu itu sesuai intruksi dari seorang wanita paruh baya disebelahnya.

Aira mendekatkan hidungnya di sekitar masakan opor ayam yang telah dibuatnya sesuai intruksi bi Irah, dan merasa sangat tergoda melihat masakannya sendiri. ''Baunya sangat lezat, bisakah aku mencicipinya sedikit bi?''

Bi Irah tersenyum dengan pertanyaan sopan nona rumahnya ini. Dia tahu dari cerita tuan dan nyonya, bahwa anak ini baru pulang dari luar negeri, dan tidak menyangka bahwa dia akan sangat sopan.

Tidak melihat dengan identitasnya, bahkan jika remaja cantik ini berkata dengan nada perintah yang menyakiti hati, seseorang seperti dia akan takut untuk membantah.

Pekerjaan sebagai pembantu memang diharuskan selalu berhati-hati, bahkan dia sendiri bukan masuk kerumah ini melalui hal asal-asalan, dan membutuhkan pemilihan yang cermat.

"Tentu saja bisa, hati-hati nona muda, ini sedikit panas'' Irah dengan perhatian mengingatkan nona mudanya, dan dengan sigap mengambil sendok dan memberikan padanya.

Aira mengangguk, dan dengan hati-hati mengambil sesendok kuah dan meniupnya perlahan-lahan. Aira memasukan kuah itu kedalam mulutnya dan mencicipi rasanya.

Matanya langsung melebar dengan gumaman, dengan ujung yang bersemangat. ''hmM... bik, ini sangat lezat, cobalah bi Irah''

Aira mengambil sendok baru dan menyondorkannya ke bi Irah, memberitahukan bahwa dia harus mencoba.

Tatapan mata bi Irah melembut melihat tingkah lucu nona mudanya dan dengan sopan mengambil sendok di tangan nona mudanya itu, menuangkan ke tangannya sediri lalu menyesap sedikit demi sedikit. Lalu bi Irah mengangguk kagum.

''Wow, rasanya sangat pas non'' bi Irah kemudian bertanya dengan penuh semangat, ''mungkinkah di luar negeri, nona muda pernah belajar memasak?''

Aira tersenyum bangga, lalu mengerut tak mengerti dengan pertanyaan bi Irah kemudian. ''Di luar negeri?''

Bi Irah menanggapi dengan bingung. ''Iya, bukankah nona hidup diluar negeri sejak lahir?"

Ah benar, Aira ingat dimimpi itu ayahnya dan ibunya berbohong tentang dia, Erika dan Aldi yang tau bayinya dicuri mencari Aira kemana-mana selama seminggu tanpa hasil apapun, Erika sangat terpukul dan Aldi tidak kurang dari itu.

Mereka menenangkan diri, dan berencana menutupi semuanya hanya demi kakek nenek Aldi yang kebetulan pada saat itu terkena penyakit gula yang memuncak dan tidak ingin mereka terkena serangan jantung nantinya saat mendengar berita yang sangat besar ini, karna mereka lah yang meminjamkan pembantunya itu, yang memiliki anak yang tidak masuk akal. Begitu berani menculik seorang gadis bayi tidak berdosa.

Ayah dan ibu berbohong bahwa mereka akan liburan dengan bayinya ke Jerman, tetapi nyatanya adalah mereka berkeliling kota mencari Aira kemana-mana.

Dan sepulangnya, banyak wartawan yang mengajukan pertanyaan dengan pengusaha sukses ini, seputar kehidupan pribadinya, atau liburannya menyenangkan atau tidak, dan dimana bayi pertamanya berada.

Ayahnya hanya bisa menutupi kesedihannya dan mengatakan bahwa anak nya tinggal dengan kerabat yang berada di luar negeri dan akan bersekolah disana mulai sekarang. Karna lingkungan disana yang lebih tenang, dan mendukung.

Para kalangan umum menyatakan bahwa pernyataan itu sangat tidak masuk akal, karena Aldi terlalu terkenal akan kecintaanya yang berlebih pada istrinya, yang orang-orang bisa memprediksikan bahwa nanti jika mereka memiliki anak, maka anak itu akan dimanjakan sampai kelangit. Tapi siapa yang tau bahwa pertama kali bayi itu lahir kedunia, dia sudah diberikan pada kerabat yang ada diluar negeri.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang