Bab 99 : Perbedaan manusia dan hewan

2.3K 1.1K 58
                                    

Ada begitu banyak hal yang membuat manusia merasa menyesal, mereka akan bertanya-tanya mengapa mereka tidak melakukan ini dulu, atau begini dulu.

Mereka begitu sibuk akan penyesalan.

Sebenarnya itu semua bukan tidak ada rasa syukur didalam hati mereka.

Tetapi... terjerat dalam gelembung kesalahan memang memabukkan.

Tanpa disadari, kita, hanya terus berputar-putar tanpa arah tujuan. Bahkan tidak memikirkan bahwa tahun demi tahun sudah berganti. Tidak sadar, bahwa mereka sudah hidup di masa kini.

Mawar sedang meminjam lipstik Risma, karena sudah menjadi kebiasaan, dia bahkan tidak meminta izin, mengambilnya saja saat lipstik bewarna pink kristal itu tergeletak di wastafel kaca. Dia mengoleskan lipstik bewarna pink kemerahan itu dibibirnya dengan hati-hati, tetapi di sudut matanya dia melakukan hal yang lain, memperhatikan wanita yang tengah membaca buku yang disediakan di rak samping kaca.

Bangunan theater sungguh menarik, disetiap dinding dipajang lukisan-lukisan yang terkenal, lalu disetiap sudut dan tempatnya terdapat rak, berjejer buku disana dengan berbagai bacaan. Mawar melirik terlebih dahulu pada Risma yang memasang wajah tertekuk sejak tadi, dan kemudian berceletuk, ''Jika kau tertarik, buku itu sebenarnya bisa kau bawa pulang''

Zara memasang senyum manis, pendekatannya pada orang lain, dan menjawab dengan ramah, ''Tidak apa-apa. Lagipula aku tidak begitu memahaminya. Hanya melihat-lihat saja''

Mawar tidak berhenti, dia melihat sampul judulnya fisika kuantum dan melanjutkan, ''kau bisa melewatkan demonstrasi dan pembuktian. Bagian itu terlalu rumit, tetapi bagian tentang kosmologi kuantum menarik. Pernahkan kau mendengar tentang kucing Schrodinger?''

Zara menggelengkan kepalanya dengan ragu.

Mawar mengangguk, dan mulai menjelaskan, ''Secara hipotesis kau melakukan penelitian dengan memasukkan seekor kucing kedalam kotak yang berisi alat pelepas racun. Didalam kotak tersebut, terdapat pula atom radioaktif, dan atom ini memiliki peluang lima puluh persen untuk membusuk dalam waktu satu jam, sehingga mengaktifkan alat pelepas racun, dan membunuh kucing tersebut. Ketika kau membuka kotak tersebut dalam waktu satu jam, akan ada dua kemungkinan : Satu, atom yang berada didalam kotak telah mengalami pembusukan dan kucing tersebut mati, dan dua, atom itu belum mengalami pembusukan dan kucing tersebut hidup''

Zara mengangguk angguk sedikit memahami penjelasan gadis didepannya ini, ''Benar sekali''

''Tetapi, pertanyaanya adalah, bagaimana kondisi kucing sebelum kau memeriksanya? Menurut kuantum, kucing tidak mati atau hidup sebelum kau membuka kotaknya, tetapi dalam keadaan tumpang tindih'' Mawar berbicara saat tangannya menutup lipstik pink kemerahan itu dengan perlahan.

Risma memakai gaun ketat bewarna krem, dengan jas bergaris pink, high heels bewarna pink, kalung kupu kupu kecil bewarna pink, tas bewarna pink, serta rambutnya juga bewarna pink. Dari semua orang yang dekat dengan Risma, tidak ada yang tidak tau bahwa gadis ini begitu menyukai yang namanya, tampil mencolok. Terkadang semua bewarna emas yang terang benerang, terkadang ungu dengan kerlap kerlipnya, dan kebanyakan adalah warna baby pink saat ini.

Berbeda dengan Mawar, yang sifatnya berbanding terbalik. Dia mengenakan gaun selutut yang bergaya mekar, bewarna abu-abu, dengan jas putih, dengan anting mutiara kecil bewarna putih, high heels putih, tas putih, dengan bando putih mutiara yang anggun.

Zara memakai pakaian terbaik dilemarinya, tetapi tentu saja, semua itu tidak bisa menggambar kesetaraan penampilan antara dirinya, dan orang-orang ini.

Setiap kali dari hari ini dia harus menghipnotis dirinya untuk tidak merasa rendah diri. Karena orang-orang yang sangat percaya diri, tidak menyukai orang-orang dengan sifat terkebalikan dari mereka.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang