bab 70 : kesengajaan

6.7K 790 33
                                    

jika ada yang dikatakan dari seseorang bernama Aira, adalah 6 kalimat yaitu ''orang baik yang sampai menjadi bodoh''

Melihat gadis didepannya, yang saat ini sedang duduk dengan sangat polos ini, Alena memandangnya dengan licik.

Ada sebuah kesamaan dimana orang baik dan bodoh bisa disandingkan, 

Dimana mereka sama-sama akan mudah untuk dimuslihati.

Memikirkan untuk beberapa hari cara bagaimana dia mendapatkan apa yang dia mau, dia yakin, bahwa gadis ini merupakan alat yang tepat.

''Aku sudah bilang pada mereka bahwa aku tidak bisa bermain bola Voly, tetapi mereka memaksaku dan akhirnya menjadi seperti ini, maaf Aira, apakah kepalamu tidak apa-apa?" Alena menggosok tangannya sendiri, dengan wajah yang menyedihkan dia berjalan kearah Aira untuk datang lebih dekat. Saat dia akan menyentuh memar nya dengan penasaran, lengannya dipegang dan dibuang begitu saja.

kekuatan yang dibuat untuk menepis lengannya tidak terlalu kuat, tetapi itu lebih menyakitkan karna yang menepisnya adalah pemuda yang ingin dia gapai disekitarnya ini.

''Jangan memegangnya" Ricky berkata tanpa ekspresi. 

Dengan itu dia tau bahwa berita memang benar. Kakak yang dulunya dingin seperti es yang tidak kunjung mencair ini, sepertinya sudah berhasil dilelehkan oleh gadis berjulukan malaikat yang akan mengorbankan dirinya untuk siapa saja, bahkan jika ada orang yang tidak dikenal dan bahaya akan mendatanginya, jika ada malaikat bernama Aira disekitar, gadis itu akan membahayakan hidupnya sendiri untuk menyelamatkan orang yang tidak dia kenal tersebut.

itulah berita yang dikeluarkan dari mulut kemulut tentang topik gadis Aira ini, gadis malaikat yang baik hati. 

Heh, sangat melebih-lebihkan.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Alena mengubah target, ''maaf aku terlalu khawatir sehingga aku lupa bahwa luka atau memar itu tidak boleh dipegang''

Mengabaikan kalimat perminta maafannya, Ricky melihat gadis didepannya ini yang dia ingat karna betapa seringnya dia terlibat dengan hal negative, terutama saat dikantin beberapa bulan yang lalu, adik berliana, bernama Alena.

''Aku minta maaf, benar-benar minta maaf'' Alena mengatakan itu sambil menunduk. 

Gambaran yang dilihat oleh teman-temannya yang menunggu diluar pintu. Mereka menahan diri untuk masuk, karena Alena menyuruh mereka seperti ini. Alena ingin meminta maaf sendirian didalam dan tidak ingin membuat mereka ikut dalam masalah juga, karena yang melempas bola dan mengenai Aira adalah Alena. Tetapi mereka sadar bahwa mereka sebenarnya adalah pelaku utama yang membuat kejadian ini ada. Dimana mereka memaksa Alena utnuk ikut bermain, padahal Alena sudah mengatakan bahwa dia tidak bisa bermain.

Ricky melihat Alena dengan wajah yang tidak mengeluarkan ekspresi apapun, dan kalimat apapun, dia melihat keluar pintu ruangan pengobatan sekolah kusuma bangsa dimana ada kira kira 6 orang yang berkumpul disana, mengabaikan mereka, dan datang kesamping Aira untuk menarik gelas ditangan gadis itu perlahan, ''kau tau bahwa kebiasaanmu dalam menggiggiti gelas sehabis minum itu buruk untuk gigi Aira, aku sudah mengatakan itu berkali-kali''

Aira yang diam saat melihat kedepan pada tontonan dimana seperti drama-drama berawal di sebuah televisi yang kedua peran utama bertemu karena perminta maafan didepannya itu dengan heran.

Dimana sebenarnya kepalanya yang sudah memar karena dihantam bola keras yang entah datang dari mana, dan dia pingsan, lalu dia berada diruangan ini yang seharusnya dia yang diberi permintaan maaf juga, tetapi dari awal sampai akhir, mata dari pelaku yang membuat kepalanya seperti ini selalu lebih banyak melihat ke arah kakak Ricky daripada Aira sendiri.

Padahal jelas-jelas korbannya adalah dia, bukan kakak Ricky yang sehat dan bugar tidak berhubugan apapun dengan situasi ini sama sekali membuatnya tanpa sadar menggigit gelas itu tanpa tau bahwa dia menggigiti itu dengan berfikir.

''Memakan permen juga bisa memperburuk gigi, sebenarnya ada dokter gigi dikota ini yang akan mengatasi masalah itu dan juga aku bukan anak kecil lagi kak, gigiku kuat. Aku sudah berumur 15 tahun sekarang'' Aira membalas kata kata kakak itu dengan helaan nafasnya karna selalu diperlakukan seperti anak kecil.

Mengantar jemputnya, pulang sekolah datang kerumahnya untuk belajar, saat dia berjalan seminggu sekali dengan teman temannya sendiri dia harus membawa 2 pengawal minimal. 

Serius, apakah dia sebegitu lembutnya? padahal dia sudah menceritakan bahwa saat dulu dia berada didesa dia akan mengangkat padi untuk di urai dibahunya yang waktu itu masih begitu kecil.  

Tetapi itu malah membuat penjagaan kakak itu semakin ketat. Saat dia menanyakan alasannya, kakak itu menjawab itu karena dia takut Aira diculik lagi, yang akan membuat hidupnya lebih menderita, lebih seperti dulu. 

Aira merasa tertekan, dan juga tersentuh, melihat bahwa Ayahnya bahkan tidak seketat ini.

Ricky melihat nya, dan membalas, ''anak kecil bahkan akan tau cara menghindari bola, dan menghindari terluka, tetapi kau yang sudah berumur 15 tahun belum bisa melakukannya Aira, jadi apa, kau lebih kecil daripada anak kecil bukan?''

Melotot, dan tidak mengerti bagaimana dia akan menjadi marah, Aira membalas, ''bagaimana aku tau bahwa akan ada bola yang mengarah ke arahku. Lagipula aku bukan manusia super, apa kakak fikir aku akan bisa mengeluarkan jaring untuk mengubah arah bola itu, atau berlari begitu cepat karna aku memiliki kekuatan petir, begitu?"

Lalu seperti tersadar, Aira melihat gadis yang masih memohon maaf itu, dengan tidak enak, walaupun tidak tau , sebenarnya gadis ini meminta maaf padanya atau kakak Ricky tetapi melihatnya terdiam melihat mereka seperti orang bodoh yang tidak dimaafkan itu dan mengatakan kalimat seperti itu didepannya, Aira merasa kaku, dan terdiam. Kemudian mengatakan kalimatnya, ''memar ini tidak apa-apa, akan sembuh beberapa hari lagi, jadi aku sudah memaafkanmu''

Alena yang terdiam melihat interaksi mereka yang mengejutkan, menjadi terkejut karena kata kata Aira. Suara gadis yang duduk diatas ranjang sangat lembut, mata gadis itu tidak tersenyum tetapi bentuknya yang bulat yang membuat matanya begitu seperti anak-anak yang tidak mengetahui apa-apa, tidak memiliki dosa, membuat hati semua orang akan merasa bahwa orang ini pasti orang baik itu, membuatnya bertanya-tanya.

Berdebat dengan kakak Ricky? malaikat ini benar-benar sesuatu.

Awalnya Alena menebak bahwa Aira adalah orang yang akan memiliki sikap tidak suka banyak bicara, apalagi membalas kata-kata seperti ini. Dia menebak bahwa Aira merupakan anak gadis yang lemah lembut, dan pendiam. Tetapi interaksi didepannya ini membuat dia terbuka.

Sungguh sesuatu.

Apakah alat ini mudah atau tidak untuk dipakai, mari coba saja dulu.

Alena datang memegang tangan Aira dengan lembut, dan mengatakan lagi dengan wajah yang sekarang mengarah ke wajah Aira, ''aku benar-benar mita maaf Aira''

Aira tersenyum dan mengatakan kalimat tidak apa-apa untuk beberapa kalinya, yang dibalas dengan permintaan maaf lagi dari Alena yang tanpa lelah mengatakan hal itu, dengan lembut.

karena melihat orang memohon mohon maaf seperti ini saat mereka tau dia salah membuat Aira menghapus saja dendam cedera kepalanya ini.

Ricky berdiri samping dan melihat pemandangan itu, mengetukkan jarinya di atas meja samping ranjang tanpa kata kata.

Melihat Alena akhirnya pergi, Aira entah mengapa menghela nafas lega.

''Jangan mempercayai sebuah kebetulan secara mudah Aira, dan jangan memaafkan orang begitu mudah juga. Daripada mengatakan tidak apa-apa, sebaiknya mengatakan, jangan mengulangi nya lagi, agar mereka mengerti bahwa itu salah, dan menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak'' Ricky menatap wajah gadis itu, dan mulai mengajarinya.

''Ini tidak sengaja kak...'' Aira menjawab.

Atau.. ini memang kesengajaan?

melihat kearah pintu lagi, Aira menambahkan kalimatnya didalam hati.

Gadis itu, Alena, adik Berliana bukan?

Jika ini memang sengaja, untuk apa dia melakukan ini?

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang