Bab 83 : Saat anjing dan serigala

5.9K 736 107
                                    

"Waktu saat anjing dan serigala dibingungkan. Sebuah frasa yang berasal dari prancis. Mengacu pada saat ketika cahaya siang bertemu dengan cahaya dari malam hari, dengan kata lain itu adalah saat senja Aira. Disaat waktu itulah kita menjadi sulit untuk membedakan mahluk yang dihadapan kita adalah seekor anjing penurut, atau seekor serigala kelaparan. Manusia itu musuh, atau temanmu. Disaat waktu seperti itu juga kita bahkan tidak tau apa yang dipegang dibelakang manusia itu, pisau, atau seikat bunga" Ricky duduk di kursi dapur, dan berbicara untuk mengajari gadis ini lagi.

Aira yang tengah memotong cabai didapur milik kakak itu membuat helaan tidak berdaya, lalu menunjukkan pisau ditangannya, "sekarang malam hari, jam 7 lewat, aku membawa pisau sekarang kak. Dan aku bukan serigala atau anjing. Aku juga bukan manusia musuh. aku adalah manusia biasa yang membawa pisau untuk memasak. Tetapi aku juga membawa bunga disini. Bunga kol, untuk kakak makan supaya menjadi sehat, dan bagus untuk imun kakak yang suka menunda makan pagi, makan siang, dan juga makan malam"

"..." Ricky benar benar tidak tau, kenapa setiap kali berbicara dengan Aira, dia menjadi orang yang begitu banyak bicara, tetapi sekarang dia tau, mungkin, karena gadis didepannya ini bahkan tidak menunjukkan kehati hatian saat berbicara dengannya seperti orang lain lakukan, gadis ini hanya akan, menjawab semuanya dengan sangat asal asalan. Dari mereka pertama kali bertemu sampai sekarang. Dan itu semua akan berhasil membuat nya tertawa.

Diana, pembantu satu satunya di apartemen ini yang baru akan membuang sampah didapur, menghentikan langkahnya, dan hanya tersenyum menggelengkan kepala.

Tuan muda Ricky akhir akhir ini begitu sering tertawa, awal mendengar tawanya, Diana merasa bahwa telinganya mungkin bermasalah, tetapi setelah mendengar beberapa kali lagi setelah setelah itu, Diana menjadi terbiasa, dan merasa bahwa itu adalah perubahan hal yang begitu luar biasa.

Saat Diana keluar apartemen supaya tidak menganggu pasangan didalam, dia bertemu William yang berwajah datar, dan Noah disebelahnya yang sepertinya berbicara tidak henti hentinya. Diana membungkuk sopan pada mereka dan menyuarakan, " selamat malam pak william, pak Noah. Tuan Ricky ada didalam bersama dengan nona Aira sekarang"

"Baiklah, terimakasih Diana, kau bisa pergi" william membalas dengan anggukan sopan pada wanita didepannya. Kemudian berbalik untuk berkata pada Noah, "kita akan melaporkan ini pada tuan muda besok saja"

Bukan Noah jika dia tidak memiliki pendapat yang berbeda dari William, dia memainkan rambut pendek didahinya yang terbengkalai dan menyudahi, "aku jauh jauh kemari dari jogja ingin bertemu dengan tuan muda, pekerjaan keras yang aku lakukan demi tuan muda juga, dan hari ini aku hanya diakhiri dengan wajah datarmu saja disini? Tidak, laporan ini butuh tanda tangan tuan muda, semakin lama ditunda akan semakin tidak puas orang yang ingin bekerja sama dengan hotel Roses"

"Jangan membuat alasan, ini bahkan bukan hal yang mendesak Noah" William masih menjaga pintu seperti gunung yang tidak bisa dipindahkan. "Tuan muda tidak suka diganggu saat bersama dengan nona Aira"

Menginjak kaki dilantai dengan kesal, Noah menjadi menggerutu, "baiklah, baiklah, aku akan pergi, dasar kau wajah datar tidak bisa diajak berkompromi, ingin melihat interaksi antara tuan muda dan nona Aira saja kau tidak memperbolehkan ku. Apa sebenarnya keuntungan dari berpartner denganmu sebenarnya. Hah, tidak ada sama sekali, selamat tinggal, aku pergi"

Mendengar caciannya, dan melihat kepergian Noah diujung sana juga, wajah William bahkan lebih tanpa perubahan, dan dia menjawab dengan suara datar, "jangan khawatir, interaksi mereka sangatlah harmonis"

***

Dipenghujung akhir, banyak laron mengerumuni lampu lampu jalanan yang tengah gelap gulita, berkelebat layaknya membentuk putaran air pasang.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang