bab 55: wahai roh, tenanglah

8K 909 32
                                    

Saat aira pulang dari pertemuan, dia kembali ke rumah dengan lelah, terlalu banyak hal yang dia fikirkan dan itu membuatnya lelah

Melihat pak hardi didepan yang sedang mengemudi.

Pak hardi sepertinya menyadari bahwa aira sedang dalam mood yang buruk dan hanya diam dengan mengemudi yang ditekuninya. aira melihat jalanan yang lewat dari kaca mobil jendela, menatap kosong

Tetapi dering telpon membuat dia melirik ke arah tas selempang kecilnya, dia mengambilnya dan menekan opsi jawab setelah melihat id siapa yang memanggil

"Lancar?"

Pertanyaan, dengan suara yang tidak asing terdengar.

Aira menjawabnya dengan lesu, "ya, tapi aku sedikit merasa tidak enak. Ini seperti terus berulang dimana saat ini tempat itu hanya tertutup sementara, dan selalu ada kejadian yang ingin membukanya, lalu berulang lagi dimana aku terus berusaha menutupnya"

"Itu karna kau merasa bersalah aira"

Orang diujung berkata lagi, dan aira membenarkan dengan suara yang sedikit jelas, "sepertinya begitu, karna aku juga berfikir bahwa aku telah melakukan sesuatu yang salah"

Diam bebrapa detik sebelum lelaki diujung sana bertanya dengan keraguan, "suaramu? Kau menangis?"

"...sedikit"

Ricky terdiam sebelum berkata, "Hubungan kalian sangat baik"

Aira membuat dengungan menyetujui karna itu memang benar, dia melirik tas sekolahnya yang diberikan oleh mawar tadi di caffe, dan teringat tentang kejadian di sekolah. dia berfikir tentang itu sebelum bertanya, " aku tidak tau bagaimana sistem kusuma bangsa sendiri, tetapi jika dilihat dari pembayarannya yang selangit, aku yakin masalah berliana yang berusaha menyakiti orang, tidak akan selesai dengan mudah begitu saja"

"Ada pemberitahuan rapat orang tua di portal kusuma bangsa beberapa jam yang lalu, para orang tua murid tidak akan mungkin tidak tau tentang kejadian itu, apalagi yang terjadi di lingkungan dimana mereka mempercayakan anaknya disana. Orang tua mu salah satu pendonasi bukan? Mereka mempunyai hak memberi pendapat dalam masalah ini" ricky memberi penjelasannya.

Aira tertegun, " semua orang tua diundang? Orang tuaku juga?"

"Ya, semuanya. Mereka akan mengadakan rapat darurat besok. Ketua yayasan juga hadir"

Belum cukup dengan itu, lelaki diujung snaa juga menambahkan kata katanya, " kau tahu bahwa ada banyak cctv, mereka melihat gambaran dengan sangat jelas aira. Dimana kau maju dan mengulur waktu, itu akan ditonton oleh semua orang tua, didiskusi dirapat nanti. Mereka akan menonton gambaran itu dari awal sampai akhir untuk membuat keputusan akhir tentang tersangka, apa kau takut?"

Aira sangat gugup, dia tidak mampu berkata kata.

Bagaiamana dia tidak mengenal ibunya, ayahnya? Sifat mereka? Bagaimana jadinya jika mereka tau anaknya sangat bebal, membahayakan diri lagi seperti ini?!!

Menghela nafas, aira bertambah pusing,
"Orang tuaku pasti akan sangat marah besok"

"Kau memang seseorang yang selalu membuat khawatir aira, aku juga ingin memarahimu"

Aira mendengar nada ketidakberdayaannya, lalu ingat akan ciuman itu..

Jantungnya berdetak tidak teratur.

Beruntung karna mereka hanya terhubung dengan telepon dan bukan secara langsung.

entah mengapa aira merasa lebih bersimpati pada dirinya sendiri. Bukan dia yang melakukan itu, tetapi semuanya harus diselesaikan olehnya, dan orang orang juga salah paham padanya.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang