bab 56: rapat pertemuan orang tua

7.6K 893 24
                                    

Setelah selesai berbicara panjang lebar, menjelaskannya dengan detail tentang kejadian itu, aira terdiam menunggu reaksi mereka.

Seperti dugaannya kata kata yang keluar dari mulutnya walaupun setenang mungkin dia membuat nya, kedua orang tuanya bereaksi seperti beribu ribu ton batu dilemparkan sekaligus ke dalam danau.

itu membuat gemuruh dan air yang bergelegak secara tiba tiba.

"jadi, kau ingin mengulur waktu dengan mempertaruhkan nyawamu sendiri aira?" Erika berkata dengan suara tercekat

"Bukan begitu ibu" Secara cepat aira berusaha melerai, "begini, waktu itu keadaannya adalah keamanan belum datang, dan aira tidak bisa  hanya diam saja kan melihat itu? Akan ada banyak orang yang terluka jika aira tidak mengalihkan perhatiannya, lalu jika dia menjadi lebih marah lagi, mungkin, aira juga akan menjadi salah satu korban-"

"Itu tidak mungkin terjadi jika kau menjauh dari sana" erika menatap aira dengan emosinya

Aira baru pertama kali melihat orang tua nya marah, ini mengejutkannya, tatapan ibunya melihat kearahnya dengan kekecewaan dan kemarahan karena tidak bisa menjaga dirinya sendiri.

Melihat kearah ayahnya yang melihatnya dengan tatapan yang sama, aira menjadi terdiam.

"Apa kau tau betapa khawatirnya kami saat kau terbaring koma dirumah sakit aira? Saat pihak rumah sakit menelpon kami, apa kau tau bagaimana paniknya kami saat itu? Hati kami sangat sakit melihatmu terbaring disana, setiap menit, ibu selalu memeriksamu"

"memastikan bahwa kau masih bernafas dan baik baik saja, setiap menit itu membuat ibu lega. Saat kau sembuh, ibu ingin menyewa beberapa pengawal untukmu, tetapi ayahmu melarang, untuk itu kami berdebat lama, kami menganggap semuanya sudah berlalu, dan sekarang, saat ini ternyata kau ingin menciptakan tragedi yang sama"

Mengatakan semua kegundahannya, erika kemudian berdiri, dan naik keatas secara tiba tiba.

Aira tersentak melihat ibunya yang menangis.

...

Menunduk, dia melihat meja yang masih banyak makanan yang tersisa.

Hening..

Dimeja makan hanya tersisa 3 orang, yaitu ayah, dia sendiri, dan juga rene.

Setelah beberapa lama aldi berkata menatap anaknya, "aira, kau salah kali ini nak, yang dikatakan ibumu benar, itu salah bagaimanapun caranya kami melihat. pertaruhan dengan keselamatan mu sendiri adalah salah. Jujur, itu bukan urusan kami saat bahaya itu datang pada orang lain, tapi kau adalah anak ayah, dan kau adalah yang terpenting. itu sangat salah nak."

Perasaan aira campur aduk, dia menjawab semuanya dengan bersalah, ".. maaf ayah"

Aldi menatap aira untuk beberapa waktu, melihat anaknya menunduk, dia menjadi tidak tega untuk berkata lebih lagi, dan memilih untuk menjadi perantara, " ayah akan pergi keatas untuk menenangkan ibumu"

Melihat ayahnya yang pergi, aira melihat anak kecil disebelahnya, tersenyum miris aira berkata, " apa kau juga menyalahkan kakak rene?"

Rene berkedip, dan memeluk aira, berkata dengan gumaman, "itu salah kakak"

Aira mendongak menatap langit, bertanya tanya.

Ayah ibu, bagaimana jika kita berbincang sedikit lagi, aku akan mengatakan bahwa tubuhku bukan tubuhku, atau aku akan jujur bahwa ada roh yang terserap di dalam tubuh anakmu ini yang membuat dia tidak punya pilihan lain selain melakukan itu.

Apakah kalian akan memaafkanku, atau akan lebih mengkhawatirkanku?

***

"Ibuku marah, dia menangis. Akan lebih baik jika mereka memarahiku lebih lama lagi karna kesalahan itu, tetapi melihat mereka menangis itu membuatku merasa sangat bersalah"

Ricky terdiam sebelum berbicara, " itu wajar aira karna mereka sangat menyayangimu"

Aira memikirkan lalu berbicara, menghela nafas " taukah kakak, saat aku mendapat masalah seperti ini , yang pertama aku fikirkan anehnya adalah kakak.. sepertinya kakak benar benar telah masuk ke hidupku"

".. " Setelah terkejut akan keterusterangan gadis itu, dia tidak bisa menahan mulutnya untuk yersenyum, lalu ricky menjadi bertanya tanya, " lalu kenapa kau terlihat seperti terbebani, apa kau menyesal memasukkanku kedalam hidupmu aira?"

"Bukan begitu. Sudah beberapa kali aku menelpon kakak untuk hari ini? Aku hanya merasa.. sangat bergantung pada kakak bukan?" Aira mengatakan nya dengan ragu.

Ricky menjawab dengan pengertiannya, "itu bagus, aku senang saat kau bergantung padaku aira, bukankah itu normal saat kita sudah berada disebuah hubungan?"

Kakak itu berkata dengan suara yang sangat lembut

Itu membuat jantungnya terpacu.

Ayolah aira, kau bisa, jangan hanya dibuat serangan jantung oleh kakak itu, kau juga harus membuat kakak itu sekali kali terkena sengatan juga.

Dengan itu, aira menjawab pemuda yang ada di telepon, "Tapi itu tidak adil, aku juga ingin kakak bergantung padaku" berfikir lagi, dan aira melanjutkan, " berjanjilah padaku kak, kita akan saling bergantung, itu.. normal dalam suatu hubungan. Apapun itu, masalah apapun, kita harus saling menceritakan, itu melegakan saat keluh kesah di ceritakan pada seseorang terpecaya. Bergantung padaku juga, baik?"

Bergantung padanya?

Merasa cukup aneh, gerakan ricky yang sedang mengatur alarm berhenti. Meletakkan alarm di meja samping tempat tidur, ricky tersenyum, dan menjawab gadis itu dengan dengungan rendah, " Mn, baik"

Masalahnya adalah, dia tidak pernah bergantung pada siapapun, orang orang yang selalu membutukannya, ricky merasa cukup asing saat ada seseorang yang menginginkan dia bergantung pada saat ada masalah.

Dia merasa bebannya terangkat, dan itu sangat aneh.

***

#Para pendonasi mengungkit keras tentang cara murid yang membahayakan

#para orang tua memprotes akan lingkungan keamanan sekolah

#menuntut direktur yayasan untuk menindaklanjuti dengan pengeluaran siswa

#direktur mengajukan pertemuan darurat rapat orang tua kusuma bangsa

#Hasil peringkat ujian tengah semester

Esoknya di "School media" , aplikasi milik kusuma bangsa, 5 artikel yang dikeluarkan oleh organisasi estrakulikuler jurnalis ramai diperbincangkan para murid.

Fenomena ini seperti hanya 1 di 1000 situasi yang tidak pernah dialami oleh kusuma bangsa yang tenang, dan aman selama ini.

Itu membuat direktur yayasan, menggelar rapat darurat para orang tua pada pagi hari, sedangkan para siswa yang terlibat juga diikut sertakan dalam rapat itu untuk menceritakan kronologisnya.

Karna ini bukan masalah biasa. Para pendonasi sangat kekeh dalam pendapat bahwa murid yang merupakan pelaku keributan, harus dikeluarkan.

Mereka takut, walaupun saat ini gagal  dan putri atau putra mereka  masih sehat tanpa luka sedikitpun, situasi itu akan berulang.

Maka dari itu, saat ini, aira merupakan salah satu orang yang berada di ruangan ini.

Ruangan pertemuan sma kusuma bangsa sangat besar, ratusan orang tua duduk di kursi di ruangan in. ada 11 orang yang duduk berderet didepan, 10 orang dipanggil sebagai saksi, aira juga dilebeli sebagai itu, lalu dengan berliana yang duduk paling depan podium, sebagai tersangka.

Lengkap dengan kakak itu yang memilih duduk di kursi sampingnya, terlihat sangat mencolok, yang juga sebagai saksi.

Aira tidak tau bagaimana masalah ini bisa sangat rumit. Ini seperti sebuah persidangan besar besaran.

Dia sangat tertekan.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang