Bab 16: ternyata cucuku sudah datang

14.7K 1.4K 3
                                    

Menakjubkan!

Itu adalah satu kata yang mampu dipikirkan oleh aira saat ini.

Mereka belum memasuki tempat ini, tetapi diluar sudah penuh akan semaraknya orang-orang, dengan berbagai gaya yang mereka buat.

Jalanan-jalanan ini penuh dengan orang, mereka membawa lampu, atau kertas bertuliskan kata-kata mereka yang mereka siapkan sendiri untuk memperlihatkannya kepada penyanyi yang mereka sukai nanti di atas panggung.

Rata-rata orang-orang yang berkumpul di sini adalah remaja, sama seperti dirinya.

Tatapannya berhenti pada seseorang berhodie hitam yang berdiri di tengah jalan, dia berdiri diam seperti patung disana.

Entah mengapa aira merasakan perasaan aneh.

''aira! Disinii!''

Suara melengking menyadarkan aira, dia menoleh pada teriakan itu.

Di sana, dia melihat mawar, remi, dan edgar.

Disana lumayan ramai dengan para remaja yang duduk di bawah pohon yang disiapkan, seperti di taman- taman. Tempat duduknya terbuat dari kayu yang sederhana.

Dia melirik orang itu lagi, tetapi dengan cepat mengabaikan perasaan anehnya dan berjalan menghampiri teman-
temannya.

''maaf aku terlambat'' nadanya mengandung rasa bersalah.

Entah kenapa erika dan ayah sangat-
sangat khawatir tanpa sebab. itu mungkin jelas karna dia baru keluar selama tinggal disini, dia tidak pernah mengikuti hal-hal seperti konser seperti ini, maka dari itu mungkin mereka sangat khawatir.

''tidak, kau tidak terlambat, tentu saja waktunya masih banyak.. tetapi kau bukan yang terakhir datang, wanita itu yang terlambat''

Edgar menunjuk pada gadis yang baru saja keluar dari mobil, dengan pakaian yang sangat terlihat mewah, wanita itu terlihat seperti muncul dari dunia lain.

Dia memakai topi bewarna coklat keemasana, rok selutut yang ketat yang bewarna sama seperti topinya, sedangkan baju nya yang berlengan panjang bewarna putih kecoklatan, yang membuat mewah disini adalah rambutnya, dengan dicat emas berkilau, dia menambah sentuhan semuanya menjadi lengkap.

''sepertinya dia sangat-sangat antusias dengan konser ini'' Remi menimpali. Dia tidak bisa tidak bertanya-tanya.  kapan dia mengecat rambutnya, bahkan kemarin mereka masih bertemu dan warna rambutnya masih berwarna hitam.

Mau tak mau aira melihat penampilannya sendiri, dari pada teman-temannya pakaian yang dikenakannya sangat sederhana dibandingkan gemerlapnya mereka.

Mawar, dia memakai jaket putih kecil dengan celana pendek, yang di hias dengan mutiara kecil-kecil disana sini, itu menambahkan sikap elegan di dalam seni pakaiannya, rambutnya yang hitam dan pendek di biarkan terurai di atas bahu, dengan dihiaskan bando berbentuk kelinci dia seperti membentuk keimutan, dengan baju elegannya.

Remi sendiri memakai pakaian berlengan panjang bewarna biru laut, dia seperti menyatu dengan malam, karna pakaiannya terlalu gelap, dan warna itu membuat kulitnya semakin mencolok.

Edgar sendiri adalah yang paling luar biasa disini, dia memakai jaket yang dijahit khusus dengan salah satu lengannya dibiarkan terpampang, karna robekan-robekan kainnya yang sangat apik dan bagus dilihat, kulitnya yang kuning langsat terlihat bersinar karna warna coklat gelap yang dipakainya.

''rismaaa!'' Mawar melambai-lambai kearah wanita itu.

Risma menoleh kearah kami berdiri, saat mendengar teriakan itu dia berjalan kearah kami, tetapi berhenti karna tabrakan dengan salah satu orang.

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang