Bab 81 : sebuah bisikan

5.7K 702 81
                                    

Jika Hanafi ridwan gani orang terkaya nomor satu dinegara ini sangat terkenal dengan betapa sukanya dia dengan golf, maka anaknya, Ricky radhian, sangat terkenal juga dengan betapa sukanya dia dengan berkuda.

Tidak ada yang akan melihat betapa kekurangannya anak berumur 16 tahun itu soal materi, Ridwan gani bahkan secara khusus mendanai semuanya, dari mulai pembangunan lapangan pacu kuda yang sebelumnya tidak ada di SMA kusuma bangsa, dan juga pembelian lahan, pembelian berbagai macam jenis kuda, lalu alat alat yang dibutuhkan,

dengan kata lain Hanafi ridwan gani yang membuat lapangan pacu kuda di sma kusuma bangsa itu ada, hanya untuk permainan anaknya, yang sangat hobby dengan kegiatan tersebut.

Maka dari itu, sekarang, dihadapkan dengan hewan yang bahkan tidak pernah Aira temui di mimpi itu, terpaut didepannya dengan mendengus, dan Aira sudah mundur beberapa langkah dengan ketakutan. menoleh hanya untuk melihat pemuda itu yang tersenyum geli melihat kelakuannya, dan Aira berbicara dengan gentar, ".. bisakah aku hanya menonton kakak berkuda saja?"

Aira tau bahwa pekerjaan kakak ricky di jogja sudah selesai, ada pesan pemberitahuan dari kakak itu sehari yang lalu, dia berencana untuk menjemputnya ke bandara tetapi kakak itu menolak,

dan malah datang kerumahnya membawa banyak barang bawaan, memberikannya satu persatu pada kakek neneknya, ibu ayahnya, dan juga rene, dan saat Aira turun kebawah, dia sudah melihat kakek neneknya, ibu ayahnya, mengelilingi kakak itu, penuh canda tawa, dan juga akrab.

Saat itu dia berfikir, bagaimana ada orang yang begitu pintar mengambil hati orang lain?

Lalu tibalah, hari ini, kakak Ricky membawa seluruh keluarganya untuk pergi kepeternakan kuda mountain creek, salah satu peternakan yang memiliki fasilitas lengkap dari menginap, dan juga berlibur, Aira juga mendengar bahwa setiap hari minggu akan ada balap kuda yang diadakan disini

Melihat sekeliling, dia menyimpulkan, sepertinya kakak Ricky sudah memesan peternakan kuda ini seharian, karna lapangan pacu kuda ini begitu kosong, dan hanya ada mereka, jujur dia tidak begitu terkejut dengan hal ini, karena seringkali Risma, atau Edgar yang akan memesan tempat sepulang sekolah untuk mereka bermain.

Mau bagaimana lagi, lingkungannya memang dipenuhi dengan semua orang orang yang luar biasa.

Setelah berbicara lama, dan dengan hati hati memilihkan untuk satu persatu orang kakek nenek Aira, serta ibu dan ayahnya, dan juga si kecil Rene, Ricky meninggalkan mereka dengan para instruktur yang sudah ada bersiap menjelaskan pada mereka bagaimana tentang ini dan itu

Melihat nenek Belinda yang seperti terbang terbawa angin sebebas kupu kupu saat mengendari kuda diarah sana, Aira dan semua orang berseru dan bertepuk tangan dengan bersemangat

Dia menjadi berhati hati, umur memang tidak menentukan jiwa anak muda dalam diri manusia

Neneknya, Belinda desha membuktikan itu.

Kakak ricky mendatanginya dengan satu orang di sebelah kanannya, yang memiliki kulit kecokelatan, Aira menebak usianya kira kira berumur 30 an,

dan sepertinya sosok ini merupakan orang penting dipeternakan ini

"Tampaknya pelajaran berkuda untuk ekstrakulikuler juga akan dilaksanakan di mountain creek, Rasid" berhenti sejenak Ricky memeluk bahu Aira untuk memperkenalkannya, "ini kekasihku, Aira, Aira ini Rasid, manajer di sini"

Rasid sedikit tersentak, dan langsung mengulurkan tangan untuk menyambut, "salam kenal nona Aira"

Mengulurkan tangan untuk menanggapi sambutan nya, Aira bersikap untuk biasa saja dengan keterusterangan kakak ini setiap saat yang selalu membuat jantungnya yang lemah ini hampir jatuh ketanah, "salam kenal juga paman Rasid"

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang