bab 66 : tidak mengurangi apapun

6.9K 734 11
                                    

Semilir angin malam yang sejuk begitu menyegarkan diantara beberapa pejalan kaki yang berkumpul, ada pasangan bergandengan tangan, orang orang berkelompok yang berjalan jalan, serta beberapa anak kecil yang berlarian melingkari air mancur yang membuat gambaran terlihat begitu semarak

Jalanan penuh dengan lampu, beberapa pejalan kaki sendirian yang menikmati air mancur tekadang akan melihat lampu lampu yang menggantung sebagai hiasan di area air mancur besar ini

Air yang keluar melingkar ini memiliki 6 warna yang berbeda, hijau, ungu, biru, kuning, merah, dan putih.

Mereka berjalan berkelompok, melihat kedepan tanpa penuh kekhawatiran, tetapi itu mungkin hanya orang orang disekitarnya, akhir akhir ini sepertinya dia selalu menjadi orang yang akan ditoleh semua orang dengan beberapa kali perlihatan.

Dia menekankan bahwa itu semua terjadi akibat dari ulahnya sendiri.

Setiap kali kelompoknya lewat, dia dapat merasakan tatapan mata orang orang yang mereka lewati.

Yah, mungkin, dengan mereka bertujuh, lengkap dengan 3 pengawal berjas, memakai kacamata hitam, sepatu pantofel mengkilap, dimalam hari seperti ini terlihat begitu aneh, yang membuat mata mereka terheran heran.

Melihat beberapa orang yang memakai pakaian formal, dapat dilihat bahwa mereka merupakan pekerja kantoran yang mencari udara segar dengan pergi ketempat ini dimalam hari sepulang dari bekerja keras diperusahaan tempat mereka berkerja, itu membuat aira menjadi sedikit tidak canggung.

Aira dapat  memaklumi semua mata mereka, karena aira juga merasa begitu tertekan dengan keanehan orang yang dia bawa sendiri sekarang.

Dia mengerti saat mereka bertugas memang wajib memakai pakaian formal seperti hal nya jas, tetapi haruskah aira memberi tahu bahwa mereka sekarang ingin bersenang senang bukan pergi kekantor atau kepesta?!

Aira meledak didalam, tetapi saat dia mendengar suara kakak itu, emosinya menjadi ringkukkan badannya yang mengecil, dan suara nya yang herubah menjadi seseorang yang sedang terintimidasi.

Betapa mudahnya dia digertak!

Melihat teman temannya yang berjalan, seperti menganggap ketiga orang itu tidak ada, aira menghela nafas. Dia tidak ingin mempersulit teman temannya dengan keadaan dia sendiri.

Dia sempat mengirim pesan pada kakak itu saat betapa terkejutnya melihat di depan sekolah sudah terparkir william yang membuka pintu mobil, dengan 1 mobil mengkuti lagi dibelakang membawa dua orang berjas hitam yang sama dengan william.

Pesan marahnya yang berbunyi:

Bukankah kakak mengatakan, hanya william yang akan mengikutiku nanti?

Dibalas dengan panggilan telepon kakak itu yang bersuara rendah dan tidak ada kalimat yang tidak masuk akal :

"Aira, william saja tidak akan cukup, di alun alun kota terlalu dekat dengan jalan raya, disana berkumpul banyak orang yang kita tidak tahu bagaimana situasinya nanti, saat hal hal buruk terjadi, mereka bertiga akan cukup untuk membekuk situasi apapun yang mungkin membahayakanmu atau teman temanmu"

Suara kakak itu begitu tulus,dan terorganisir, lalu aira menanyakan juga mengapa mereka harus memakai jas, itu pakaian yang sangat formal, dibandingkan dengan mereka yang masih memakai seragam sekolah, itu terlihat sangat aneh.

Itu dibalas lagi oleh kakak itu dengan sangat halus :

"Aira, pakaian formal, akan memberitahu orang lain statusmu, itu mungkin mengundang penculik, atau hal jahat lain, tapi itu juga membuat orang lain memikirkan sisi baik dan buruknya, mungkin jika hanya satu orang yang menjagamu mereka akan dengan ceroboh membuat fikiran bodoh, tetapi jika ada banyak orang yang menjagamu dan memakai pakaian formal, mereka akan terlalu takut untuk bertindak"

AIRA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang