18. Ketemu Bunda

2K 179 0
                                    

Berhubung yang baca udah lumayan banyak jadi di up chapter barunya...

Selamat membaca para reader.

Author POV

Sejak awal Zia tinggal disana, dia belum pernah bertemu dengan kedua orangtua Lexa. Lexa bertemu dengan orangtuanya saat mereka ke Indonesia atau saat ada rapat besar yang membuat mereka hadir bersama tapi komunikasi mereka berjalan lancar setidaknya setiap hari pasti mereka melakukan video call. Bundanya bernama Arshavina Fradella Bernard dipanggil Vina dan Daddynya bernama Arnault Jacqueline Hamington di panggil Jack, mereka berada di Belanda mengurus kantor pusat disana.

Siang menjelang sore bunda datang ke rumah Lexa mau memberikan kejutan kepada anak kesayangannya. Sore hari bunda sedang menyiapkan makan malam spesial di bantu oleh asisten rumah tangga juga.

Zia sampai di rumah dan melihat ada orang lain yang sedang memasak di dapur, dia menghampiri karena penasaran.

"selamat sore, maaf tante siapa yah?" ucap Zia sambil mendekat.

"kamu pasti Zia? Saya bundanya Lexa" jawab bunda dengan ramah.

"oh maaf tante, tadi saya ga liat jelas mukanya. Iya saya Zia tante. Ternyata tante lebih cantik aslinya daripada foto yang pernah Zia lihat" jawab Zia merasa ga enak.

"bagus dong kalau lebih cantik aslinya. jangan panggil tante, panggil bunda juga biar sama kaya Lexa. Kamu kan kesayangannya dia jadi kita harus dekat dan akrab, jangan sungkan sama bunda yah" ucap bunda mencairkan suasana dan melanjutkan memasaknya.

"oh iya tan.. eh bunda. Kalau gitu Zia permisi ke kamar dulu mau mandi dan ganti baju, ga enak abis sekolah seharian" ucap Zia pamit berjalan menjauh.

"oh iya" bunda menanggapi.

Zia ga berlama-lama untuk mandi dan ganti baju, setelah selesai dia turun lagi kebawah dan membantu memasak biar lebih dekat juga.

Lexa sampai rumah pas sebelum makan malam jadi langsung masuk kamar untuk bersih-bersih biar ga terlalu lama menunggunya untuk makan bersama dan Lexa belum menyadari sang bunda ada di rumahnya. Setelah selesai mandi, Lexa langsung duduk di kursinya dan sudah tergiur dengan makanan yang tersaji di meja makan tersebut tanpa merasa curiga dengan masakan kesukaannya yang tersaji. Sesaat kemudian sang bunda duduk di samping Lexa bersiap untuk makan bersama, dan Lexa kaget ada bundanya datang.

"kapan bunda datang? Kok ga kasih kabar? Kan bisa aku jemput" ucap Lexa kaget.

"kan mau kasih kejutan sekalian mau liat kaya gimana kesayangannya kamu. Ya udah ayo makan udah lapar nih" jawab bunda seadaanya sambil tersenyum.

"ya udah ayo makan" ucap Lexa sambil mengambil makanan dengan semangat.

"ayo Zia makan, ambil sepuasnya jangan diet-dietan udah kurus kamu. Jangan-jangan Lexa nih yang ga kasih kamu makan banyak?" ucap bunda memicingkan mata ke Zia dan Lexa bergantian.

"oh ga kok bun, aku di kasih makan banyak disini" ucap Zia membela Lexa.

"bilang ke Bunda kalau Lexa ga kasih kamu makan yang enak dan bergizi. oh iya Lex, nanti abis makan bunda mau ngobrol di ruang kerja kamu" ucap bunda menatap Zia dan lanjut melihat Lexa agak serius.

"oke bun" ucap Lexa melanjutkan suapannya.

"mereka mau ngobrolin apaan yah, kayanya serius banget" batin Zia

Selesai makan bunda dan Lexa langsung ke ruang kerja sedangkan Zia memilih buat ke kamar saja mengerjakan PR.

"ada apa nih bun? Kayanya serius banget" ucap Lexa mengamati bundanya.

"lumayan serius lah, bulan depan kan sepupu kamu nikah di Jepang. Kamu datang kan?" tanya Bunda mulai obrolan.

"pasti datang lah Bunda, masa ga datang di acara keluarga. Apa lagi Steve kan dekat juga sama aku" jawab Lexa santai.

"oh iya, kamu bakal bawa Zia juga kesana?" tanya bunda sedikit ragu.

"belum tau sih bun, pengennya sih di bawa sekalian di kenalin ke yang lain dan liburan kesana" jawab Lexa.

"terserah kamu aja, Bunda sama Daddy membebaskan kamu. Kita ga ada masalah kalau kamu mau bawa dia juga, sepertinya dia anak yang baik dan bisa di terima sama keluarga kita yang lain. Bunda juga suka sama dia pas tadi ketemu" ucap bunda melihat Lexa memberikan keyakinan.

"makasih banyak Bunda udah membebaskan aku buat memilih dan menentukan jalanku. Akan selalu Lexa jaga kepercayaan yang telah kalian berikan" ucap Lexa memeluk bunda.

"sama-sama sayang, yang penting kamu itu bahagia walau harus sama sejenis dan lebih muda jauh dari kamu. Perasaan ga bisa di paksakan juga" ucap bunda yakin dan memberikan elusan di kepala Lexa.

"sayang bunda dan daddy" ucap Lexa memeluk bundanya.

"Kita juga sayang kalian. Oh iya kamu inget sama Tantri? Anak dari om Ryan" ucap bunda merenggangkan pelukan.

"lupa-lupa inget lah, kenapa bun?" ucap Lexa sambil mengingat.

"Bunda sih rencana mau ngajakin dia juga. Kasian kan dia sekarang hidup sendiri dan dari keluarga ga ada yang memperhatikannya juga mana hidupnya pas-pasan lagi" ucap bunda menyampaikan pendapatnya.

"terserah Bunda aja, aku ngikut aja yang penting ga menggangu aku" jawa Lexa mengikuti apapun keinginan bundanya.

"setelah pulang dari jepang rencana bunda mau suruh dia tinggal disini, buat bantu-bantu disini lah. Bisa kamu suruh melakukan apa aja lah, biar dia ga sendiri disana" ucap bunda memberikan alasan.

"nanti aku pikir dulu dan aku tanya Zia dulu. Takut dia kurang nyaman juga" ucap Lexa sambil berfikir.

"Bunda terserah kamu aja keputusannya, Bunda ga maksa. Dia lumayan cantik juga kok jadi bisa lah" ucap Bunda sambil menaikkan alisnya di kalimat terakhir.

"nanti aku diskusiin dulu. Ga ada lagi yang mau di omongin kan? Aku ke kamar dulu, kasian Zia ditinggal lama" pamit Lexa sambil mencium pipi sang bunda dan di balas dengan anggukan.

Bunda geleng-geleng kepala sambil tersenyum karna baru pertama kali melihat anaknya bisa seperti ini dengan orang yang baru dia kenal juga. Bunda senang dengan perubahan yang terjadi pada Lexa dan melihat semangat serta kebahagiaan dalam diri anaknya tersebut.

TBC

Terima kasih yang telah membaca.

Saran sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang