99. Program Berhasil

445 35 0
                                    

Selamat membaca para reader....

Zia POV

Hari ini aku ga tau kenapa dengan badan ini. Bangun tidur subuh ini aku merasa mual dan lemas banget. Aku ga tega untuk bangunin kak Lexa karena ini masih cukup pagi untuk dia bangun. Mungkin ini hanya masuk angin biasa atau kecapean karena belakangan sering pulang agak malam walau di jalan pasti tertidur juga sih.

Setelah merasa sudah tidak ada lagi rasa ingin muntah, aku kembali ke tempat tidur setelah membersihkan mulut dan mencuci muka untuk melanjutkan istirahat yang terpotong ini. Untung saja kak Lexa tidak bangun karena aku ga ada di sampingnya jadi dia ga akan khawatir dengan keadaan aku ini.

Zia POV End

Author POV

Saat pagi harinya, Lexa yang bangun terlebih dahulu lalu Lexa membangunkan Zia. Lexa merasa muka Zia sedikit pucat. Dia berencana menanyakan keadaan Zia nantinya.

"sayang bangun yuk, udah pagi ini. Kita kan harus ke kantor hari ini" ucap Lexa mengelus kepala Zia.

"hmmm, pagi hubby" ucap Zia merentangkan tangannya.

"pagi juga sayang. Yuk mandi lalu siap-siap dan sarapan supaya tidak telat" ucap Lexa menarik tangan Zia supaya bangun dari tempat tidur.

Saat Zia menurunkan kakinya, rasa mualnya muncul lagi sehingga Zia segera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya dan Lexa segera menyusul saat Zia berlari ke kamar mandi.

"hey sayang, kamu kenapa? Apa yang sakit?" tanya Lexa sambil mengurut tengkuk Zia dan memegang rambut Zia supaya tidak kena muntah.

"ga tau ini kenapa, ini kedua kalinya aku muntah pagi ini" ucap Zia jujur.

"loh udah dua kali kamu muntah, kok aku ga tau?" ucap Lexa kaget.

"iya tadi subuh aku sempat muntah juga, hubby kan lagi tidur. Aku ga tega banguninnya juga" ucap Zia.

"harusnya kamu bangunin aja, walau aku tidur dan secapek apapun kalau menyangkut kamu pasti aku selalu siap" ucap Lexa.

"maaf yah ga bangunin hubby tadi, soalnya aku merasa masih bisa menanganinya" ucap Zia.

"selanjutnya jangan gitu lagi yah" ucap Lexa.

"iya nanti kalau ada apa-apa pasti aku langsung bilang" ucap Zia.

"gimana udah lebih baik?" tanya Lexa yang masih mengurut tengkuk Zia.

"udah mendingan ini" ucap Zia mengelap mulutnya dengan tisu.

"hari ini kamu ga usah masuk kerja dulu yah. Kamu istirahat aja dulu di mansion, muka kamu juga pucat itu" ucap Lexa.

"iya hubby aku di mansion aja tapi kamu juga di rumah yah. Aku ga mau di tinggalin, ga mau jauh-jauh dari kamu rasanya" ucap Zia jujur tentang apa yang dia inginkan.

"iya aku di mansion juga hari ini, tapi kalau sampai nanti siang kamu masih muntah-muntah kita ke dokter yah" ucap Lexa.

"iya aku nurut aja apa kata hubby" ucap Zia bersandar pada Lexa di belakangnya sebentar.

Mereka lalu mandi dan menggunakan pakaian rumah saja lalu sarapan bersama.

"kamu mau sarapan apa sayang?" tanya Lexa.

"mau roti aja pakai selai cokelat sama jus jeruk aja" ucap Zia.

"tumben kamu makan roti biasanya makan nasi kalau sarapan" ucap Lexa sedikit bingung.

"ga tau kenapa pengen makan roti aja pagi ini" ucap Zia.

Lexa melayani Zia pagi ini, memenuhi segala keinginan Zia. Setelah sarapan Lexa menyuruh Zia kembali ke kamar untuk beristirahat dan Lexa ke ruang kerjanya untuk mengurus pekerjaan kantor yang sudah di kirim lewat email oleh sekretarisnya. Zia di kamarnya belum merasakan apapun lagi, dia menuruti keinginan Lexa untuk beristirahat lagi walau sebenarnya dia mau tidur dengan Lexa di sampingnya tapi dia ga boleh egois karena Lexa harus menyelesaikan pekerjaannya. Zia akhirnya bisa tertidur setelah berubah-ubah posisi yang entah sudah berapa kali.

Saat jam makan siang, Lexa menghampiri Zia di kamar mereka dan membangunkannya.

"sayang bangun dulu yuk, abis makan boleh lanjut lagi tidurnya. Sekarang isi perut kamu dulu biar ga tambah sakit nantinya" ucap Lexa membangunkan Zia.

"iya hubby, ini aku bangun" ucap Zia lalu duduk.

Setelah di rasa kesadarannya sudah pulih, Zia turun dari tempat tidur lalu mereka menuju meja makan untuk makan siang.

Saat di meja makan Zia mencium aroma masakan yang tersaji lalu dia merasa mual lagi dan berlari ke kamar mandi yang berada di dekat dapur.

"hay sayang kamu mual lagi?" tanya Lexa.

"iya ga tau ini kenapa, abis mencium aroma masakan aku langsung ngerasa mual lagi ini" ucap Zia jujur.

"nanti abis kita makan siang, kita ke dokter aja yah" ucap Lexa.

"iya dech biar tau aku sakit apa, hari ini aku ngerasa ga enak aja" ucap Zia.

"masih mual ga sayang?" tanya Lexa mengurut tengkuk Zia.

"udah ga mual lagi tapi ga tau kalau mencium aroma masakan tadi" ucap Zia.

"ya udah ayo kita keluar dulu aja, kita coba dulu siapa tau kamu udah ga mual" ucap Lexa.

Merekapun kembali ke meja makan, dan Zia merasa mual lagi menghirup aroma masakan yang tersaji jadi Lexa memutuskan untuk Zia kembali ke kamar aja dan dia akan membawakan Zia roti lagi saja dan susu. Setelah mereka makan siang, Lexa dan Zia ke rumah sakit.

"kuat yah sayang" ucap Lexa mengelus kepala Zia sambil menyetir.

"iya aku kuat kok, tadi aja ngerasa mualnya. Sekarang udah ga ngerasa, apa lagi ada di sebelah kamu gini malah membuat aku nyaman banget" ucap Zia.

Tidak berapa lama mereka sampai di rumah sakit karena jaraknya tidak begitu jauh juga. mereka hanya menunggu 1 giliran saja karena mereka dapat jalur khusus pastinya.

"selamat siang, ada keluhan apa yah?" tanya dokter saat Zia telah duduk di depannya.

"dari pagi ini saya merasa mual dan muntah, apa lagi tadi pas mencium aroma masakan di rumah saya juga langsung mual" ucap Zia dan Lexa hanya duduk di sebelahnya saja.

"boleh tau, kapan terakhir kali anda menstruasi? Soalnya dari gejala anda seperti gejala awal kehamilan" tanya dokter tersebut.

"kalau ga salah sih bulan lalu terakhir saya menstruasi dan sekarang sudah telah 2 minggu ternyata" ucap Zia kaget dan tersadar kalau dia telat.

"lebih baik anda sekarang ke dokter kandungan untuk lebih memastikannya" ucap dokter tersebut.

"okay kalau gitu kita permisi" ucap Lexa berdiri dan membawa Zia keluar.

Mereka lalu menuju poli dokter kandungan dan menunggu antrian.

"selamat siang bu Lexa, siapa yang mau di periksa ini?" tanya dokter kandungan.

"istri saya ini dokter" ucap Lexa.

"ada keluhan kah?" tanya dokter tersebut.

"dari pagi saya merasa mual dan saat mencium aroma tertentu mual itu muncul lagi dan saat ini ternyata saya sudah telat 2 minggu dari tanggal seharusnya" ucap Zia.

"untuk memastikannya silahkan di coba dulu menggunakan alat ini" ucap dokter menyerahkan testpack pada Zia.

Setelah melakukan test dan keluar hasilnya yaitu positif, lalu Zia di periksa menggunakan USG untuk lebih memastikan umur kandungannya dan melihat keadaan calon bayi tersebut.





TBC

Maaf kalau ada typo.

Terima kasih yang telah membaca.

Saran kritik sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

Jangan pada bosen dengan jalan cerita dan nunggu update selanjutnya yah..

Dapat ide apa langsung di tuangkan dalam cerita jadi kalau tiba-tiba ga nyambung dengan cerita sebelumnya, mohon maaf..

Sepertinya minggu depan akan off dulu updatenya, karena belum bisa bikin lanjutan ceritanya sedang sibuk mencari pundi-pundi rejeki dan dunia nyata...

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang