39. Rencana Lain Tantri

1.1K 124 2
                                    

Selamat malam minggu para reader.
Selamat membaca...

Tantri POV

Sepertinya kak Lexa sudah tidak suka mencari kepuasan dan melepaskan nafsunya lagi saat ini, mungkin gara-gara Zia tahu jadi dia dilarang melakukannya lagi. Aku harus cari cara nih, mungkin ini adalah jalan buat mereka bertengkar bahkan bisa pertengkaran besar nantinya.

Waktu yang pas untuk menjalankan rencana kayanya pas saat kak Lexa pulang malam karena lembur atau apapun. Aku harus memberikan minuman yang telah aku buat yang di tambahkan obat perangsang, sambil menunggu reaksinya aku kasih pijatan saja pada kak Lexa biar ga curiga dan ga di manfaatkan oleh yang lain di rumah ini.

Tantri POV END

AUTHOR POV

"kak ini udah aku buatin teh hangat biar badannya agak enakan, sekalian sini aku pijat biar berkurang lelah dan pegal-pegalnya" ucap Tantri mengajak duduk di ruang TV.

"oh iya makasih banyak" ucap Lexa tidak menaruh curiga, pas banget butuh di pijat dan udah malam banget ini.

"gimana cukup kencang ga pijatannya atau kurang?" tanya Tantri menunggu efeknya bereaksi.

"lah kenapa aku jadi ngerasa panas gini badannya, jangan-jangan dia masukin perangsang lagi ini. Ah sial nih mana udah lama ga melakukan lagi ini" ucap Lexa dalam hati mulai gelisah dan berkeringat.

"udah bereaksi nih kayanya, tinggal pancing dikit bisa lebih nih hasilnya" ucap Tantri dalam hati dan tersenyum miring melihat Lexa mulai tidak bisa diam.

"kamu masukin apa ke minuman ini? Jawab jujur"ucap Lexa.

"cuma sedikit obat perangsang kok itu kak, aku tau pasti kakak sudah lama ga melakukanya setelah Zia tau.  Aku tau kalau kakak pasti pengen kan melakukannya dan karena Zia melarang jadi ga pernah melakukannya lagi. Aku siap kok memuaskan kalau kakak mau sekarang dengan senang hati" ucap Tantri.

"aku ga boleh sampai melakukannya lagi apa lagi sama Tantri bisa makin rumit urusannya ini, apalagi bisa juga Tantri bilang ke Zia kalau aku melakukannya dengannya" Lexa berfikir mencoba menjauh dari Tantri berjalan ke arah kamarnya.

"kakak mau kemana? Ga mau di selesaiin tuh, aku tau banget kok pasti ke siksa tuh kalau ga di keluarin" ucap Tantri berbisik di telingan Lexa memancing hasratnya sambil menyentuh dadanya.

"TIDAK!! Lebih baik aku ke kamar saja, aku akan urus ini sendiri" ucap Lexa berlari ke kamarnya sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi.

"kayanya dosisnya kurang banyak nih jadi masih bisa kabur, nanti akan aku tambahkan lagi dosisnya" ucap Tantri melihat kepergiaan Lexa.

"sial itu anak beraninya masukin obat perangsang di minuman, untung masih bisa di handle dan kabur. kalau ga bisa panjang urusannya nanti" ucap Lexa setelah masuk kamar dan mengatur nafasnya.

"liat Zia kaya gitu malah bikin tambah pengen lagi, aku urus di kamar mandi aja nih. Kalau udah aman baru keluar. Jangan sampai berbuat yang macam-macam dengan Zia nih" ucap Lexa melihat Zia tidur telentang dengan baju yang sedikit keangkat memperlihatkan perut ratanya.

Zia yang merasa kalau Lexa sudah datang dan masuk kamar mereka jadi terbangun dan mendengar suara air di kamar mandi.

"mommy udah pulang?" tanya Zia.

"iya sayang, mommy baru pulang ini. Mommy mandi dan bersih-bersih dulu yah kamu tidur lagi aja sana ga perlu tungguin mommy" ucap Lexa sedang menyelesaikan urusannya.

"aku mau nunggu mommy tidurnya, mau peluk dan nyusu sama mommy" ucap Zia.

"mommy bakal lama ini di kamar mandinya sayang, mending kamu duluan aja yah nanti mommy nyusul kamu kalau udah selesai" ucap Lexa masih sibuk dengan urusannya.

"aku bakal nunggu mommy sampai selesai pokoknya, titik" ucap Zia.

"harus cepat-cepat nih, jangan sampai Zia kelamaan nunggunya. Kasian dia nunggu lama. Ah sial gara-gara Tantri nih" ucap Lexa mempercepat urusannya.

15 menit kemudian Lexa keluar kamar mandi mendapati Zia yang terduduk dekat pintu kamar mandi yang setengah sadar.

"katanya mau nungguin mommy baru tidur" ucap Lexa pelan menggendong Zia ke tempat tidur.

"mommy udah mandinya? Ayo sekarang kita tidur mom udah ngantuk banget, mommy ga usah pake baju aja yah biar gampang aku nyusunya juga kan kita pake selimut nanti jadi mommy ga akan kedinginan" ucap Zia sambil terpejam nyaman di gendongan Lexa.

Sesuai dengan keinginan Zia, Lexa tidak menggunakan bajunya dan langsung menyusukan Zia biar cepat tertidur pulas lagi. Setelah tertidur pulas Lexa mengambil pakaiannya dan rasa yang tadi muncul lagi jadi dia harus menuntaskannya di kamar mandi saja yang paling aman tempat melakukannya. Kalau Zia tanya kan kenapa di kamar mandi tinggal bilang sedang buang air, beres jadinya. Entah sampai berapa kali Lexa melakukannya, hanya dia yang tahu. Setelah selesai urusannya, dia kembali ke tempat tidur memeluk Zia kembali dan tertidur hingga pagi saling berpelukan.

Pagi harinya Lexa tidak mau berbicara ataupun melihat Tantri.

"jangan pernah muncul di hadapan saya lagi kedepannya, jangan pernah memberikan saya apapun baik itu makanan ataupun minuman" ucap Lexa tegas dan dingin.

"mommy kenapa ngomong kaya gitu sama kak Tantri?" tanya Zia penasaran.

"ga apa-apa sayang, ga penting jadi ga perlu di pikirin yah sayang" ucap Lexa lembut.

"kan kita harus jujur mom, ga boleh ada yang ditutupin di antara kita" ucap Zia menatap Lexa sendu.

"ga gitu sayang, tapi mommy ga bisa cerita sekarang. Nanti yah mommy cerita ke kamu" ucap Lexa mendekat ke Zia.

"ya udah dech kalau mommy belum mau cerita sekarang" ucap Zia tidak mau melihat Lexa.

"jangan marah dong sayang, nanti pasti mommy cerita yah" ucap Lexa membujuk.

Mereka berangkat bersama dan di perjalanan jadi hening, Zia masih merasa kesal pada mommynya yang menyimpan rahasia darinya dan Lexa tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. Walau begitu Zia masih melakukan hal biasanya mencium pipi dan bibir Lexa sebelum turun dari mobil. Lexa hanya bisa menghela nafas beratnya saja melihat itu.

TBC

Maaf kalau ada typo.

Terima kasih yang telah membaca.

Saran kritik sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

Semoga ga bosen dengan ceritanya dan masih banyak peminatnya..

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang