94. Menyiapkan

423 33 1
                                    

Selamat membaca para reader....

Author POV

Sekarang Zia sedang menyusun skripsinya dan sering menemui dosen pembimbingnya untuk mendiskusikan perkembangan skripsinya dan mendapatkan masukkan karena Zia juga sudah ingin cepat-cepat selesai dan lulus dari kampus ini. Sambil menunggu Zia menyelesaikan skripsinya, Lexa mulai mengetes keadaan dia dan juga Zia apakah ada masalah atau tidak untuk melakukan bayi tabung nantinya.

"sayang setelah nanti kamu beres bimbingan dengan dosen kamu, kamu langsung ke rumah sakit tempat Jeje praktek yah. Kamu harus cek kondisi kamu dulu untuk persiapan bayi tabung nanti setelah kamu beres mengerjakan skripsinya dan sidang" ucap Lexa saat sarapan.

"oke hubby, nanti beres dari kampus aku langsung ke tempat kak Jeje untuk periksa. Oh iya hubby udah periksa juga?" ucap Zia.

"aku besok jadwal periksanya, jadi kamu yang duluan yang di periksa. Karena kan kamu lebih banyak yang harus di ceknya seperti kandungan kamu" ucap Lexa.

"oh iya nanti kan aku yang mengandungnya. Nanti spermanya dari laki-laki lain?" ucap Zia.

"ga dari laki-laki lain" ucap Lexa.

"terus dari mana? Setahu aku kalau mau bayi tabung gitu harus mendapatkan donor sperma" ucap Zia bingung.

"Jeje udah menemukan cara untuk mengubah dari sumsum tulang belakang menjadi sperma" ucap Lexa.

"jadi nanti anak kita benar-benar dari kita berdua dong" ucap Zia.

"iya nanti anak kita murni dari kita berdua jadi tidak akan ada masalah kedepannya seperti masalah siapa bapaknya di masa mendatang nanti" ucap Lexa.

"aku senang dengan kabar ini, jadi aku ga perlu khawatir lagi" ucap Zia.

"iya kamu ga perlu khawatir lagi, tenangkan pikiran kamu supaya hasilnya memuaskan" ucap Lexa.

"iya hubby" ucap Zia.

"aku berangkat duluan yah, ada meeting pagi ini dan aku harus memeriksa terlebih dahulu" ucap Lexa mengambil blazer dan tasnya.

"oh iya udah. Hati-hati di jalan jangan ngebut dan melanggar lalu lintas" ucap Zia.

"siap laksanakan nyonya" ucap Lexa lalu pergi.

Setelah beres sarapan, Zia bersiap-siap ke kampusnya karena dia janjian pagi hari dengan dosen pembimbingnya hari ini.

Beres semua urusan di kampus, Zia mampir ke salah satu restoran untuk makan siang terlebih dahulu sebelum menemui Jeje dan melakukan pemeriksaan.

Sampai di rumah sakit, Zia langsung menuju ruangan Jeje karena dia sudah tau dimana ruangannya.

"tok. .tok.. siang Kak" ucap Zia ketuk pintu sebelum masuk.

"siang juga. Eh udah datang aja nih kirain masih nanti agak sorean" ucap Jeje.

"aku ga ganggu Kakak kan?" tanya Zia.

"ga kok tenang aja. Emang sengaja aku mengosongkan jadwal setelah makan siang ini untuk persiapan pemeriksaan kamu dan Lexa besok" ucap Jeje.

"periksa sekarang kak?" tanya Zia.

"iya bisa sekarang juga periksanya. Sekarang kamu ganti pakaiannya dengan yang ini yah dan jangan pakai celana dalam kamu" ucap Jeje dan menyerahkan baju pemeriksaan.

Setelah berganti pakaian, Zia di arahkan untuk menaiki tempat tidur pemeriksaan dan meletakkan kakinya di tempat yang telah di sediakan sehingga kaki Zia melebar supaya Jeje bisa melakukan pemeriksaan pada vagina Zia. Jeje melakukan pemeriksaan secara menyeluruh diantaranya kondisi kesuburan Zia, rahimnya dan bagian dalam vaginanya takut ada penyakit di sana.

Setelah di lakukan beragam pengecekan terhadap Zia dan hasilnya tidak ada yang perlu di khawatirkan karena semuanya dalam kondisi baik-baik saja. Rahim Zia sehat dan bersih semuanya jadi untuk melakukan proses bayi tabung sudah bisa di lakukan ketika semua sudah siap. Tinggal giliran Lexa besok untuk mendukung kesuksesan proses bayi tabung ini.

"semua baik-baik saja. Rahim kamu kondisinya baik, tidak ada apapun yang tidak seharusnya. Kamu juga kondisinya subur, tidak mandul. Vagina juga oke, tidak ada penyakit kelamin atau lainnya. Jadi tinggal nunggu waktu kalian mau melakukan proses bayi tabung aja" ucap Jeje menjelaskan hasil pengecekan terhadap Zia.

"syukur kalau semua baik-baik saja. Jadi nanti tinggal menunggu waktu untuk melakukan bayi tabung aja" ucap Zia.

"ada yang mau di tanyain lagi?" tanya Jeje.

"emang kak Jeje udah menemukan cara supaya bisa menggunakan sperma yang di hasilkan dari kak Lexa?" tanya Zia.

"iya aku udah menemukan cara mengubah sel sumsum tulang belakang dan cairan ovulasinya menjadi sperma" ucap Jeje menjelaskan.

"udah pernah di uji coba dan berhasil?" tanya Zia.

"udah pernah kok di lakukan uji coba dan Lexa tahu hasilnya" ucap Jeje berhati-hati jangan sampai Zia tau Lexa sudah pernah melakukan itu terhadap Tasya.

"kalau begitu aku jadi yakin bisa memiliki anak dari kak Lexa" ucap Zia.

"iya kalian akan memiliki anak dari kalian sendiri, semua udah di persiapkan dari jauh-jauh hari oleh Lexa" ucap Jeje.

"iya aku yakin pasti kak Lexa sudah memikirkan ini jauh-jauh hari sebelum kita menikah" ucap Zia.

Keesokan harinya giliran Lexa yang melakukan pemeriksaan dan hasilnya semua baik, tidak ada yang perlu di obati atau di khawatirkan.

Hari ini Zia melakukan sidang skripsinya. Semua berjalan lancar dan Zia mendapatkan nilai A, jadi sekarang tinggal revisi Karya tulisnya sesuai dengan hasil yang di berikan oleh penguji tadi. Revisi karya tulis Zia di bantu oleh Lexa juga supaya bisa cepat selesai dan Zia tidak terlalu capek. Selang 2hari saja karya tulis Zia sudah selesai di revisi dan sekarang tinggal meminta tanda tangan pembimbing dan ketua program studi. Setelah mendapatkan tanda tangan, Zia menyerahkan hardcover karya tulisnya ke jurusan dan perpustakaan. Beres semua urusan di kampus, Zia ke kantor Lexa.

"siang hubby" ucap Zia saat masuk ruangan Lexa.

"eh. Siang sayang. Kok ga ngabarin kalau mau kesini? Untung aku lagi di kantor ini, kalau aku lagi meeting gimana coba?" tanya Lexa.

"yah kalau hubby ga ada tinggal nunggu disini aja atau pulang ke mansion" ucap Zia.

"udah makan siang belum sayang?" tanya Lexa.

"kesini sekalian mau ngajakin makan siang bersama, sekalian merayakan selesainya semua urusan kampus. Tinggal nunggu wisuda bulan depan dech" ucap Zia.

"ya udah yuk makan siang, kamu mau makan apa sekarang?" tanya Lexa berdiri dari kursinya.

"apa aja boleh, lagi ga ada yang di inginkan sekarang ini" ucap Zia.

"ya udah makan di dekat kantor aja lah yah, karena jam 2 nanti aku ada meeting di kantor. Kamu mau pulang bareng atau mau duluan?" ucap Lexa berjalan ke arah Zia dan menuju pintu.

"nungguin hubby aja biar sekalian pulang bareng" ucap Zia menggandeng tangan Lexa.

"tadi kesini bawa mobil sendiri atau pake supir?" tanya Lexa ketika keluar ruangan.

"oh iya aku kesini bawa mobil sendiri" ucap Zia menepuk dahinya.

"ya udah nanti aku suruh orang buat bawa mobil kamu ke mansion" ucap Lexa meminta kunci mobil Zia.

"makasih hubby sayang, makin cinta dech" ucap Zia mencium pipi Lexa dan menyerahkan kunci mobilnya.





TBC

Maaf kalau ada typo.

Terima kasih yang telah membaca.

Saran kritik sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

Jangan pada bosen dengan jalan cerita dan nunggu update selanjutnya yah..

Dapat ide apa langsung di tuangkan dalam cerita jadi kalau tiba-tiba ga nyambung dengan cerita sebelumnya, mohon maaf..

Diusahakan rajin update kalau punya draft yang sudah siap..

Kalau ada kekeliruan proses Bayi tabung mohon maaf..

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang