20. Apartemen

2K 162 4
                                    

Selamat membaca para reader

Author POV

Ziva sempat bertanya kepada Brian kenapa dengan gadis tersebut dan dijawab karna kecapean dan darah rendah jadi pingsan.

"biar saya bantu teman anda ini, saya punya kenalan dokter juga yang bisa segera kesini" ucap Ziva sambil mengulur waktu.

"tidak perlu. Saya akan mengurus teman saya sendiri dan saya tidak kenal dengan anda jadi ga perlu ikut campur" Brian menolak bantuan yang ditawarkan Ziva dan langsung pergi meninggalkan Ziva.

Ziva mengirimkan lokasi dia secara live supaya Lexa bisa mengikuti kemanapun dia pergi. Ziva juga merasa khawatir dengan Zia, dia juga sayang pada Zia walaupun membuat dia tidak bisa mendapatkan Lexa tapi tidak apa yang penting dia bisa dekat lagi dengan Lexa walau hanya menjadi teman saja.

Ternyata Zia di bawa ke apartemen milik Brian yang lokasinya tidak terlalu jauh dari mal, Ziva mengikutinya terus dan melakukan penyamaran biar tidak di kenali oleh Brian nantinya. Tidak berapa lama Zia sadarkan diri di sofa ruang tamu apartemen Brian.

"ehh, aku dimana ini?" ucap Zia bingung sambil melihat sekitar.

"udah bangun Zia" ucap Brian di depan Zia.

"eh Bri, ini dimana?" tanya Zia.

"oh ini di apartemen aku, tadi kamu tiba-tiba pingsan jadi aku bawa kesini kan aku ga tau dimana rumah kamu" jawab Brian.

"oh gitu, tadi ga tau kenapa tiba-tiba aku ngerasa pusing dan tiba-tiba gelap aja" ucap Zia mengingat kejadian sebelumnya.

"ya udah ini di minum dulu tehnya biar enakan badannya, abis di minum nanti aku anterin kamu pulang tapi aku ganti baju dulu yah ini" ucap Brian meninggalkan Zia kekamarnya sambil menunggu reaksi dari obat perangsang yang di masukkan ke dalam teh.

"aku harus kasih kabar ke mommy kalau aku di tempat Brian supaya di jemput kalau bisa biar ga usah dengan Brian pulangnya, aku merasa ada yang ga beres. Yah mati lagi ini HP ga bisa hubungi mommy jadinya. Semoga ga terjadi apa-apa dengan aku dan aku berharap mommy bisa kesini gimanapun caranya. kok aku merasa panas yah ini badan aku semuanya padahal AC hidup." batin Zia mengeluarkan HP dan ternyata mati kehabisan baterai.

"Zia kamu kenapa kok ga bisa diem gitu sih dan keringetan gitu?" ucap Brian bersmirk. Ternyata sudah bekerja nih obatnya, waktunya bertindak batin Brian.

"ga tau nih Bri aku merasa panas banget dan ga enak banget kaya ada sesuatu gitu" ucap Zia polos.

"lepas aja tuh jaketnya, mungkin karna itu jadi panas" ucap Brian memberikan ide.

"oh iya juga yah tapi masih panas juga ini" ucap Zia menurut melepas jaketnya.

"ya udah yuk ke kamar aku disana lebih dingin tuh dari disini mungkin bisa dinginin badan kamu, kan ga mungkin kamu pulang dengan keadaan kaya gini nanti orang rumah curiga lagi kamu sakit" ucap Brian mencari cara biar bisa membawa ke kamarnya.

"iya juga yah, nanti mommy khawatir lagi kalau aku kaya gini. Kamu bisa bantu aku biar ga ngerasa panas lagi?" ucap Zia polos dan menurut saja.

"kayanya sih bisa tuh, ya udah yuk ke kamar aku di atas" ucap Brian menunjuk kamarnya.

Mereka berjalan bersama di tangga menuju kamar Brian. Brian membukakan pintu kamarnya dan mempersilahkan Zia masuk. Zia masuk tanpa bisa berfikir, dia masuk-masuk aja mengikuti perintah Brian. Setelah mereka masuk, Brian mengunci pintu kamarnya.

"kok di kunci Bri?" ucap Zia penasaran.

"ga apa-apa biar ga ada yang ganggu aja, mending kamu naik ke tempat tidur terus rebahan" jawab Brian seadanya.

"kok naik ke tempat tidur dan rebahan disana sih?" ucap Zia bingung.

"katanya mau ngilangin panasnya, nanti aku tunjukin caranya pas kamu tiduran" ucap Brian.

"bener yah kamu bisa ngilangin panasnya ini?" ucap Zia bertanya.

"iya bener udah cepet naik" jawab Brian dengan ga sabar bisa melakukannya.

Saat Zia sudah tiduran, Brian langsung memposisikan badannya di atas tubuh Zia dan mencium bibir Zia dengan penuh nafsu. Zia mencoba mendorong Brian tapi susah karna tangannya di pegang Brian di atas kepalanya dan kalah tenaga juga. Brian memegang tangan Zia dengan satu tangan dan tangan lainnya meremas dada Zia. Zia mengerang dan menangis juga, dia memanggil mommynya dalam hati untuk menolongnya dari keadaan ini yang membuat dia takut sekali walau dia menikmati hal ini juga karena ada dorongan lain dari tubuhnya itu. Zia menginginkan lebih tapi juga ingin menolak yang terjadi saat ini.

"aku tau kamu pasti mengingkan lebih kan?" ucap Brian

"tolong stop Bri, ini ga benar" ucap Zia menangis.

"jangan harap aku akan berhenti ini lah akibatnya kalau kamu menolak cinta aku, dengan seperti ini kamu akan jadi milik aku selamanya" ucap Brian melanjutkan kegiatannya dan Zia hanya bisa menangis sambil menikmatinya dan berharap ada yang menolongnya.



TBC

Terima kasih yang telah membaca.

Saran sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang