34. Paris

1.1K 134 2
                                    

Maaf telat update..
Selamat membaca para reader...

Author POV

Minggu lalu setelah Lexa tau harus ke Paris, pulang kerja Lexa langsung memberi tahukan ke Zia dan Ziva yang akan menemaninya selama dia pergi. Zia meminta ikut tapi Lexa tidak mengijinkannya karena pendidikan penting tidak boleh di tinggalkan, dan Lexa memberikan pengertian serta membuat kesepakatan kalau pas dia pulang nanti harus cuti 2 hari dan menemani Zia 2 hari full.

"hi Lexa, hi Zia" ucap Ziva masuk tanpa permisi ke ruang TV

"ini orang masuk ga pake permisi, main masuk-masuk aja" ucap Lexa

"lah itu pintu kebuka gede gitu, aku udah manggil yah sekali tadi jadi dah di anggap ijin lah" ucap Ziva.

"ya udah lah udah masuk juga kamu" ucap Lexa masih memeluk Zia.

"mau dong ikutan di peluk juga" ucap Ziva duduk di sebelah Lexa yang kosong sambil memeluk Lexa.

"lah belum diijinin udah peluk duluan aja nih orang, ga tau sopan santun" ucap Lexa dan Zia hanya senyum-senyum aja melihatnya.

"Zia aja ga masalah tuh, iya kan sayang" ucap Ziva membuat Lexa makin emosi.

"main panggil-panggil sayang lagi" ucap Lexa emosi.

"iya deh yang ga boleh kesayangannya di panggil sayang sama orang lain, becanda kali Lexa. Aku juga kan sayang sama dia, tenang aja ga akan aku ambil dari kamu kok" ucap Ziva.

"hmm, awas aja kalau sampai macem-macem kamu. Habis nanti kamu sama saya" ucap Lexa dengan nada mengancam.

"santai bos. Kamu berangkat ke bandara jam berapa Lex? Biar nanti aku anterin sama Zia juga sekalian biar aku makin dekat sama dia" ucap Ziva.

"pesawat aku nanti sore jam 5, paling nanti jam setengah 3 berangkatnya. Jagain loh jangan sampai lecet sedikitpun, awas aja" ucap Lexa.

"pasti di jagain dengan baik lah" ucap Ziva.

Sorepun tiba, waktunya berangkat ke bandara.

"biar aku aja yang nyetir Lex, kamu nikmati waktu berdua dulu lah sana sama Zia di belakang. Ga apa-apa aku berasa supir juga untuk kali ini" ucap Ziva berjalan ke pintu pengemudi.

"wih, pengertian banget nih, tau aja kalau mau menikmati waktu berdua dulu. Makasih banyak loh" ucap Lexa membuka pintu belakang untuk Zia masuk terlebih dahulu sebelum dirinya.

Mereka udah lebih akrab sekarang dan Lexa ga terlalu dingin dengan Ziva, Zia menerima semua teman yang di miliki oleh Lexa walau kebanyakan ga ada yang normal pasti ada aja satu kebiasaan buruknya.

Sampai di bandara Ziva dan Zia menemani Lexa menunggu untuk boarding di ruang tunggu yang telah di sediakan. Sambil menunggu mereka menikmati minuman yang telah di beli sebelum masuk ke ruang tunggu, Zia minum coklat dingin sedangkan Lexa dan Ziva Coffee Latte.

Setelah Lexa boarding, Ziva dan Zia menuju ke mobil untuk melanjutkan kegiatan hari ini. Ziva mau mengajak Zia ke mal buat main di game center saja karena dia tau Zia paling suka main di tempat ini dari Lexa. Ziva ingin dekat juga dengan Zia dan mau menyayangi Zia juga sama seperti Lexa memperlakukannya, dia tidak akan mengejar Lexa lagi. Setelah puas bermain mereka kembali ke mansion Lexa.

Untuk malam ini Zia masih bisa tidur tanpa ditemani oleh Lexa langsung ataupun lewat videocall seperti biasa saat berjauhan karena Lexa sedang di dalam pesawat dan handphone dalam mode tanpa internet, dan ada Ziva juga yang berada di kamar sampingnya untuk berjaga-jaga kalau Tantri berbuat jahat jika di tinggal terlalu jauh.

Hari kedua yang merupakan hari senin ini Ziva melakukan hal yang biasa dilakukan Lexa yaitu mengantarkan Zia kesekolahnya serta dia juga berangkat ke kantornya. Ziva akan pulang sore harinya dan Zia akan pulang dengan supirnya. Tapi ternyata saat pulang sekolah supir yang biasa menjemputnya tidak datang yang disebabkan Tantri menyuruh supir tersebut mengantar jemput Tantri kesekolahnya, dia memanfaatkan ketidak adaannya Lexa disini. Dia mengancam supir tersebut akan di pecat jika tidak menurutinya karena dia merupakan keluarga dari Lexa yang berhak juga mengambil keputusan jadi mau tidak mau diikuti. Zia menunggu cukup lama di depan gerbang sekolah hingga hampir malam hari, dia tidak pernah pulang sendirian jadi dia tidak tahu bagaimana caranya pulang selain di jemput. Ziva yang sampai mansion tidak menemukan Zia di mansion dan dia bertanya pada asisten dimana keberadaan Zia tetapi tidak ada yang melihat Zia sudah pulang ke mansion sehingga Ziva memutuskan untuk ke sekolahnya, dia curiga kalau Zia belum pulang.

Ziva menemukan Zia yang sedang menangis di depan gerbang sekolahannya itu, Ziva segera turun dan memeluk Zia membuat dia tenang dengan mengusap punggungnya. Setelah tenang mereka pulang tetapi mampir makan malam dulu sambil membeli es krim biar Zia lebih baik suasana hatinya.

Sampai di mansion mereka bersih-bersih serta berganti pakaian dan siap untuk tidur. Untuk malam ini Ziva memeluk Zia memberikan ketenangan, Zia bisa tidur cukup cepat mungkin efek kelelahan tadi dan ada yang memeluknya juga. Sedangkan Lexa disana cukup sibuk juga hingga tidak dapat sering melihat handphonenya untuk melakukan videocall dengan Zia, dia hanya bisa mengirim pesan baik suara atau chat. Zia memaklumi kesibukan Lexa disana yang penting setiap hari selalu ada kabar darinya.

Karena kejadian kemaren, Ziva akan mengantar jemput Zia. Hari ini Zia sedikit demam saat pulang sekolah, mungkin efek rindu pada Lexa yang cukup besar karena kesibukan Lexa dan kurangnya komunikasi diantara mereka untuk melepas rindu. Efek sakitnya ini membuat Zia mengigau memanggil-manggil Lexa dalam tidurnya sehingga Ziva berusaha mengelus-ngelus punggung Zia dan menenangkan, Ziva juga mengompres dahi Zia untuk menurunkan demamnya dan juga Ziva tidak lupa memberi kabar pada Lexa kalau Zia sakit serta menyebut-nyebut namanya tapi Ziva juga memberi tahu jika Lexa tidak perlu khawatir karena Ziva bisa menanganinya. Untuk perkembangan apapun selanjutnya terkait Zia akan terus di infokan pada Lexa melalui pesan singkat. 

TBC

Maaf kalau ada typo.

Terima kasih yang telah membaca.

Saran kritik sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang