104. Kelahiran Penerus

659 38 0
                                    

Maaf baru sempat update..

Selamat membaca para reader....

Author POV

Malam ini Lexa ketemuan dengan anak buahnya di markasnya dan mengecek laporan anak buahnya. Dia juga harus menjamin keselamatan Zia dan anak-anaknya, karena mereka adalah kelemahan Lexa saat ini. Kapanpun para musuhnya bisa menyerang, apalagi saat Zia melahirkan karena fokus Lexa akan menurun.

"saya mau, yang berjaga di sekitar mansion dan Zia di tingkatkan menjadi dua sampai tiga kali lipat karena saya curiga mereka akan menyerang dalam waktu dekat ini mengingat Zia sudah dalam waktu dekat ini akan melahirkan" ucap Lexa.

"baik bos. Akan kita siapkan lebih banyak pasukan yang menjaga nyonya Zia" ucap anak buahnya.

"tempatkan yang terbaik untuk menjaga mereka. Saya harus pergi sekarang" ucap Lexa dan segera pergi untuk pulang ke mansion.

Saat sampai di mansion, suasana sudah tenang karena sudah pada tidur hanya orang-orang yang berjaga keamanan saja yang masih terjaga. Sampai di kamarnya, Lexa melihat Zia yang sudah tertidur miring menghadap pintu. Lexa harus bersih-bersih dan berganti pakaian terlebih dahulu sebelum naik ke tempat tidur dan menyusul Zia menjemput mimpi indah.

"maaf yah jadi sering ninggalin kamu di mansion sendirian gini. Ada banyak yang harus aku urus supaya keselamatan kamu terjamin karena mereka tahu kamu adalah kelemahan aku. Tapi tenang aja yah, aku yang akan selalu melindungi kamu dan kedua anak kita ini. Goodnight kesayangan-kesayangan daddy" ucap Lexa pelan sambil mengelus perut Zia dari belakang.

Keesokkan harinya.

Zia yang bangun duluan langsung tersenyum saat melihat ada tangan di perutnya dan dia tau tangan siapa itu, Lexa. Karena tidak tega untuk mengusik tidur Lexa, Zia membiarkan saja posisi itu karena kalau Zia bergerak pasti Lexa akan bangun. Zia tau pasti Lexa masih lelah efek pulang malam banget.

"anak-anak mommy udah bangun belum ini? Atau sama seperti daddy yang masih tidur?" tanya Zia pada calon anak-anaknya sambil mengelus perutnya.

Di respon dengan pergerakkan di dalamnya yang menandakan kalau mereka sudah bangun.

"udah bangun yah sama seperti mommy dong yah, kita biarin aja yah daddy tidur dulu. Jangan di ganggu yah, kan kasian capek daddy kerja untuk kita" ucap Zia lagi pada kedua calon anaknya itu dan di respon tendangan.

Karena tidak bisa tidur lagi jadi Zia mangambil handphonenya di nakas sebelah tempat tidur yang tidak terlalu jauh, yang masih bisa di jangkau tanpa bergeser. Zia mengecek apakah ada pesan yang penting dan mengecek social media untuk mengecek berita terbaru.

Tiga puluh menit kemudian barulah Lexa bangun.

"pagi sayang" ucap Lexa dengan suara seraknya dan mengeratkan pelukkannya sambil mencium ceruk leher Zia.

"pagi juga hubby. Masih capek kah?" jawab Zia.

"udah ga capek, kan ada obatnya yang bisa ngilangin rasa capek aku ini" ucap Lexa.

"ya udah sana mandi dan siap-siap kan harus berangkat ke kantor mencari sebongkah berlian" ucap Zia.

"iya sayang, aku mandi demi mendapatkan sebongkah berlian untuk kalian bertiga" ucap Lexa.

"sana mandi, nanti aku siapin bajunya dan sarapan hubby yah" ucap Zia.

"sarapan biarkan saja maid yang siapin sayang, kamu di kamar aja. jangan capek-capek" ucap Lexa.

"aku harus banyak jalan biar lancar nanti proses melahirkannya, ga capek kok kalau cuma nyiapin sarapan kamu. Kan simple juga sarapan kamu hanya sandwich dan susu aja" ucap Zia.

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang