49. Obat Tidur

1.3K 107 3
                                    

Selamat malam minggu para reader.
Selamat membaca...

Author POV

Akhirnya tugas yang di kerjakan masing-masing telah selesai di kerjakan tinggal penggabungan antara punya Zia dan Tristan.

"ada yang mau nitip minuman lagi? Mau ambil minum di kulkas nih biar sekalian" ucap Tristan.

"iya boleh nitip 1" ucap Zia dan Rara.

"wah pas banget nih, waktunya masukin obat tidur dan jalankan rencana" pikir Tristan berjalan ke kulkas.

"akhirnya beres juga nih tugas kelompoknya, pegel juga" ucap Rara.

"iya akhirnya beres juga yah" ucap Zia.

"udah bilang minta jemput Zia?" tanya Rara.

"belum Rara paling bentar lagi minta jemputnya, istirahat bentar lah" ucap Zia.

"ya udah di kamar aku aja yuk biar bisa rebahan" ucap Rara

"boleh juga tuh idenya, lumayan bisa lurusin badan dulu" ucap Zia mulai berdiri.

"kalian mau pada kemana?" tanya Tristan membawa minuman di tangannya.

"kita mau ke kamar dulu, mau rebahan pegel banget nih badan" ucap Rara dan di angguki oleh Zia.

"ya udah kalian istirahat aja dulu, aku disini aja istirahatnya" ucap Tristan sambil memberikan minuman pada Zia dan Rara. "wah bisa pas banget nih jadi ga akan curiga kalau mereka ketiduran di kamar, jadi pasti mereka menganggap ngantuknya itu dari kelelahan bukan dari obat yang aku masukin ke minuman mereka" pikir Tristan.

"ngantuk banget nih, mata berat banget pengen merem" ucap Zia yang di angguki oleh Rara saat mereka sampai kamar Rara dan meminum minuman yang di berikan Tristan.

"iya udah mungkin tidur bentar bisa ngilangin ngantuk dan lelah kita, mumpung kamu belum hubungi supir kamu buat jemput juga" ucap Rara.

"iya sih, paling sejam lagi aku minta jemputnya nih jadi pas nanti bangun udah ada supir aku nya" ucap Zia sambil mengetikkan pesan ke supirnya.

"iya gitu aja, aku mau merem udah ga kuat" ucap Rara.

Mereka pun tertidur di kamar dan Tristan menunggu hingga obatnya benar-benar bekerja sebelum dia menyusul ke kamar Rara.

"kayanya obatnya udah bekerja nih, mending cek mereka udah tidur atau belum" pikir Tristan berjalan ke kamar Rara.

"tok..tok..tok.. Zia Rara kalian tidur kah? ..... udah tidur nih mereka, ga ada jawaban dari dalam" ucap Tristan membuka pintu kamar.

"obatnya udah bekerja, sekarang pindahin Zia dulu nih ke kamar lain supaya bebas" ucap Tristan menggendong Zia ala bridal ke kamar lain yang agak jauh.

Flashback On

"bos sepertinya ada yang ga beres nih, tadi saya mengikuti teman non Zia sebelum pergi ke rumah temannya itu dia beli obat tidur" ucap anak buah Lexa saat teleponnya di angkat.

"sial, berani-beraninya dia beli obat tidur itu. Awas saja kalau dia kasih pada Zia dan mau melakukan hal-hal yang ga benar" ucap Lexa.

"karena itu saya takutnya itu mau di kasih pada non Zia dan melakukan yang tidak benar" ucap anak buah Lexa.

"kamu awasin gerak-gerik dia dan cek apa dia memberikan obat itu pada Zia atau tidak. Kalau dia memberikan langsung lapor dan usahakan jangan sampai dia melakukan sesuatu pada Zia, tahan gimanapun caranya hingga saya datang" ucap Lexa.

"baik bos" ucap anak buah Lexa.

"harus segera mungkin beresin kerjain disini nih, jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nih. Awas saja dia kalau berani berbuat macam-macam" ucap Lexa.

Lexa segera membereskan kerjaanya secepat mungkin, dia berencana menyusul Zia ke rumah temannya. Dia mau memastikan tidak ada kejadian yang tidak di inginkan terhadap Zia.

"akhirnya selesai juga nih kerjaan. Sekarang kita cek Zia ada dimana biar bisa nyusul kesana" ucap Lexa mengecek lokasi Zia lewat handphone.

"ga terlalu jauh lah lokasi Zia sekarang, harus berangkat sekarang" ucap Lexa.

"bos sesuai dugaan dia memasukkan obat tidur pada minuman non Zia dan temannya" ucap anak buah Lexa.

"sialan dia berani banget. Pastikan dia ga bisa melakukan hal yang ga benar pada Zia. Lakukan sesuatu hingga saya sampai kesana, ini saya sudah di jalan. Cari tau juga tentang dia" ucap Lexa.

"baik bos" ucap anak buah Lexa.

"awas saja kalau dia menyentuh Zia" ucap Lexa melajukan kendaraanya secepat yang dia bisa.

Flashback Off

"tok..tok..tok.. selamat malam, ada orang?" ucap anak buah Lexa pas saat Tristan membawa Zia masuk ke kamar yang berada di bawah.

"siapa lagi tamu yang datang, mengganggu banget. Ga tau apa ini udah ga sabar. Tapi harus bukain dulu tuh pintu daripada mengganggu" ucap Tristan.

"tok..tok..tok.. selamat malam" ucap anak buah Lexa.

"iya sebentar" ucap Tristan berjalan ke pintu.

"ceklek.. Selamat malam dek, apa pak Deonnya ada?" tanya anak buah Lexa saat pintu terbuka.

"kayanya pak Deon itu papanya Rara nih" pikir Tristan. "pak Deonnya belum pulang, nanti datang lagi aja yah" ucap Tristan.

"saya sudah janjian dengan pak Deon malam ini di rumahnya" ucap anak buah Lexa.

"tapi beliau belum pulang, nanti datang lagi aja sejam lagi kayanya udah datang" ucap Tristan.

"kalau begitu saya tunggu di dalam saja sampai pak Deon datang" ucap anak buah Lexa.

"mending bapak pulang dulu aja" ucap Tristan.

"saya sudah biasa menunggu pak Deon saat belum sampai di rumah" ucap anak buah Lexa.

"aduh gimana caranya mengusir dia lagi. Bisa gagal rencananya. Apa aku bikinin minuman buat dia sekalian kasih obat tidur biar ga ganggu? Kayanya gitu lebih baik" pikir Tristan.

"ya sudah silahkan masuk, saya akan buatkan minum dulu" ucap Tristan.

"tidak perlu repot-repot" ucap anak buah Lexa.

"ga apa-apa, tamu harus di layani. Minuman saja tidak masalah" ucap Tristan.

"pasti dia mau kasih obat tidur juga nih, harus kasih info bos dan yang lainnya kalau sampai ketiduran" pikir anak buah Lexa.

"bos sepertinya saya tidak bisa menahan lebih lama lagi, dia sedang membuatkan minuman dan sepertinya akan diberi obat tidur juga biar tidak mengganggu rencana dia. Dia tadi membawa non Zia ke kamar dekat tangga di lantai bawah" isi pesan anak buah Lexa.

"saya sebentar lagi sampai, tahan sebisa kamu" balasan Lexa.

"baik bos akan saya tahan semaksimal mungkin" balas anak buah Lexa.

"silahkan di minum pak" ucap Tristan menaruh minuman di depan anak buah Lexa.

"oh iya terima kasih banyak" ucap anak buah Lexa, pura-pura minum.

Anak buah Lexa harus mencari cara supaya Tristan tidak curiga kepadanya.

TBC

Maaf kalau ada typo.

Terima kasih yang telah membaca.

Saran kritik sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

Jangan pada bosen dengan jalan cerita dan nunggu update selanjutnya yah..

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang