22. Trauma

2.1K 185 2
                                    

Maaf baru sempat update, lagi sibuk banget belakangan ini.
Semoga tidak menurunkan minat yang membaca cerita ini.
Selamat membaca para reader...

Author POV

Di dalam kamar Lexa menggantikan pakaian Zia dan membuangnya ke tempat sampah biar tidak mengingat kembali kejadian tadi. Setelah menggantikan pakaian Zia, Lexa memilih untuk berendam terlebih dahulu untuk merelekskan pikirannya. 30 menit berendam sudah dapat mengurangi sedikit stressnya dan Lexa menggunakan pakaiannya dan bergabung dengan Zia di tempat tidur.

"tenang aja yah sayang, ga akan ada yang bisa macam-macam lagi dan nyentuh kamu kedepannya" ucap Lexa pelan melihat Zia.

Pagi harinya Zia bangun terlebih dahulu, dia mengingat kembali kejadian tadi malam sehingga dia menangis kembali. Karna suara tangisan Zia menyebabkan Lexa terbangun dan langsung memeluk Zia, memberikan pelukan ternyaman dan menenangkannya. Tidak berapa lama tangisan Zia berhenti.

"mom aku takut kalau kejadian itu akan terulang kembali, bisa aja dengan orang lain lagi bukan hanya Brian mom. Yang udah menyatakan cinta ke aku kan banyak banget mom di sekolah. Aku takut mereka akan melakukan hal yang sama kaya Brian kemaren" ucap Zia menyampaikan ketakutannya dan menangis kembali.

"ga akan ada yang bisa ngelakuin itu ke kamu kedepannya tenang aja yah sayang, setiap di sekolah kamu jangan pernah sendirian dan jauh dari teman-teman dekat kamu itu biar aman yah sayang" ucap Lexa mengusap punggung Zia memberikan ketenangan.

"mommy boleh ga kalau hari ini ga usah ke sekolah dan mommy temenin aku di rumah?" ucap Zia menatap sang mommy.

"iya boleh kok sayang, yang penting kamu nyaman sayang" ucap Lexa mengelus rambut Zia.

Mereka turun ke bawah untuk sarapan yang tersedia di meja makan bersama-sama. Ketika anak buah Lexa datang menghampirinya, Zia bergetar tangan dan badannya saat berdekatan dengan anak buah Lexa tersebut. Lexa menyadari hal tersebut dan langsung menghampiri serta memeluknya langsung dan menyuruh anak buahnya menjauh.

"hai sayang kamu kenapa?" tanya Lexa masih memeluk Zia.

"mom aku takut, kejadian tadi malam seperti keulang lagi. Aku takut banget mom saat melihat mereka" ucap Zia menunjuk anak buah Lexa.

"jangan takut sayang kan ada mommy disini sama kamu. Nanti kita ke rumah sakit yah sayang buat cek kondisi kamu dan kamu bisa nanya apapun yang mengganggu pikiran kamu. Mommy takut ada apa-apa sama kamu" ucap Lexa.

"iya boleh mommy tapi mommy selalu di samping aku kan nanti?" tanya Zia.

"pasti mommy ada disamping kamu terus sayang jadi tenang aja yah, sekarang kita makan dulu baru ke rumah sakit" jawab Lexa.

Setelah sarapan mereka pergi ke rumah sakit berdua saja karena Zia tidak mau ada supir atau bodyguard yang ikut karena semuanya laki-laki, itu membuat dia kebayang kejadian tadi malam lagi. Lexa menuruti apa yang di minta Zia biar tidak memperparah ketakutannya tapi bodyguard berada di mobil berbeda dan menjaga jarak agak jauh untuk berjaga-jaga saja.

Sampai di rumah sakit, mereka langsung berkonsultasi dengan dokter untuk menanyakan kondisi Zia baik psikis maupun fisiknya. Dokter menjelaskan untuk fisik hanya terdapat luka memar pada tangannya saja, sedangkan psikisnya ada trauma terhadap pria seumuran ataupun yang lebih tua darinya. Untuk saat ini dihindari dulu saja bertemu dengan pria sambil pelan-pelan membiasakan diri terhadap pria dan berikan pengertian kalau yang berada di sekitarnya itu tidak semua berniat jahat tapi dia tetap harus berhati-hati jangan pernah sendirian.

"ke dokternya kan udah selesai nih, sayang mau kemana lagi nih?" tanya Lexa menatap Zia.

"pulang aja mom, aku takut kalau keluar ke tempat ramai mom" ucap Zia sedikit takut.

"kita coba pelan-pelan yah sayang kamu ketemu orang, tenang aja kan ada mommy di samping kamu. Kan kata dokter juga kamu harus pelan-pelan ketemu orang dan membiasakan diri supaya rasa takut kamu bisa perlahan hilang" ucap Lexa membujuk.

"iya mom akan aku coba tapi mommy akan selalu di samping aku dan pegang tangan aku kan?" ucap Zia panik.

"mommy janji selalu pegang tangan kamu ga akan di lepaskan, sekarang kita ke restoran dulu makan siang yah" ucap Lexa langsung menggenggam tangan Zia.

"baiklah kita makan siang di tempat yang mommy pilih, selama selalu bareng mommy aku akan merasa aman dan tenang" ucap Zia mengenggam erat tangan Lexa.

"mommy akan memastikan kamu selalu aman tanpa ada yang bisa menyentuh kamu, jadi tenang aja yah sayang" ucap Lexa.

"oke mom sekarang kita berangkat dan mulai membiasakan ketemu orang terutama laki-laki" ucap Zia.

Sesuai janjinya Lexa selalu memegang tangan Zia dengan erat, mereka makan di VIP room biar tidak terlalu banyak orang yang bisa masuk. Zia sedikit bergetar tangannya saat ada pelayan yang mengantarkan makanan ke mejanya, dia juga akan memegang semakin erat tangan Lexa saat ketemu laki-laki saat berjalan dari mobil ke tempat duduknya. Lexa sesekali mencium tangan Zia menyalurkan rasa aman untuk tetap tenang saja dan semua akan baik-baik saja. Hari ini hanya ke rumah sakit dan restoran saja, Lexa tidak berani terlalu banyak tempat yang di kunjungi takut Zia ga bisa menangani rasa takutnya itu jika terlalu banyak ketemu orang dalam waktu singkat.

TBC

Terima kasih yang telah membaca.

Saran sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang