30. Rencana Tantri

1.3K 143 6
                                    

Selamat membaca para reader...

Author POV

Lexa segera membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian setelah masuk kamarnya dan dilihatnya Zia yang tertidur pulas.

"sayang tetap bersama mommy yah selamanya, jangan dengarkan omongan orang lain tentang mommy ataupun kamu" ucap Lexa menatap wajah Zia dan mengelus rambut Zia takut kehilangannya.

Lexa mengangkat kepala Zia dan menaruh lengannya di bawah leher Zia lalu memeluknya serta mencium kepala Zia sebelum memasuki alam mimpi bersama.

Pagi harinya Tantri baru keluar dari kamar yang semalam di gunakan olehnya dengan Lexa, dia berjalan perlahan menahan sakit yang di rasakannya dan dia berencana untuk tidak ke sekolah dulu hari ini karena dia merasa tidak kuat kalau harus ke sekolah hari ini. Saat Tantri berjalan ke kamarnya, Zia melihat Tantri sehingga dia penasaran.

"mom kok kak Tantri jalannya kaya gitu?" tanya Zia bingung menatap sang mommy.

"mommy ga tau sayang, udah ga usah di pikirin dia kenapa. Sekarang lebih baik kita sarapan terus ke sekolah biar ga terlambat" ucap Lexa menggandeng tangan Zia menuruni tangga ke meja makan.

"aku ga akan pikirin lagi mom. Kita sarapan aja biar bisa segera berangkat" ucap Zia duduk di kursinya.

"berikan salep seperti biasa pada Tantri, saya ga mau nanti malah Zia tambah curiga kalau liat Tantri berjalan seperti itu terus. Pastikan dia berjalan seperti biasa saat saya dan Zia pulang nanti" ucap pelan Lexa pada kepala asisten yang menghampirinya setelah di beri kode dengan tatapannya sebelum duduk tadi.

"baik nyonya akan saya laksanakan" ucap pelan kepala asisten.

Lexa dan Zia menikmati sarapan pagi ini seperti biasa dengan kadang-kadang Zia minta di suapi oleh Lexa, dan mereka berangkat ke sekolah dan kantor bersama.

"Tantri ini ada salep yang disuruh oleh nyonya Lexa untuk di berikan ke kamu supaya kamu tidak berjalan seperti itu lagi. Saya tau apa yang telah di lakukan oleh nyonya Lexa pada kamu. Nyonya Lexa memberikan pesan nanti saat mereka pulang kamu harus berjalan seperti biasa jangan kaya tadi nanti non Zia curiga" ucap kepala pelayan saat di dalam kamar Tantri.

"baik akan saya pakai nanti setelah saya bersih-bersih. Saya mau tanya apa Zia tidak tau apa yang suka kak Lexa lakukan itu?" tanya Tantri penasaran.

"itu bukan urusan kamu dan kamu jangan pernah ngomong macam-macam kepada non Zia. Kalau sampai terjadi saya tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi nantinya" ucap kepala asisten berjalan meninggalkan kamar.

"kayanya ini bisa membuat Zia menjauh dari kak Lexa dan ini bisa jadi kesempatan aku buat menggantikan posisinya" ucap Tantri saat kepala asisten telah keluar kamarnya.

Zia pulang sekolah sore hari seperti biasa dan di jemput oleh supir pribadi serta bodyguardnya. Tantri yang melihat Zia sudah datang berencana untuk ngomong dengannya sehingga dia menghampiri Zia yang sedang menaiki tangga ke kamarnya.

"Zia bisa kita ngobrol sebentar?" tanya Tantri berharap dari ujung tangga bawah.

"iya bisa tapi nanti yah setelah aku mandi kak, kakak tunggu aja di kamar yuk" ucap Zia melanjutkan naiknya.

"emang ga apa-apa aku masuk ke dalam?" ucap Tantri ragu.

"ga apa-apa kak, kan kakak keluarga di keluarga ini juga" ucap Zia membuka pintu kamar dan dia ga tau kalau tidak boleh memasukkan orang lain ke kamar tersebut.

Tantri kagum dengan dekorasi dan isi kamar tersebut yang mewah dan bagus banget. Ini pertama kalinya dia masuk ke dalam karena selama ini dia tidak diijinkan untuk memasuki kamar maupun lantai ini. Dia semakin yakin dengan yang mau di ucapkan kepada Zia nantinya. Tantri melihat-lihat isi kamar tersebut dan menyentuh beberapa barang yang menarik perhatiannya seperti baju-baju yang ingin dimilikinya dan barang-barang bermerk lainnya.

Zia keluar kamar mandi hanya menggunakan handuknya lupa kalau di luar ada Tantri yang menunggunya jadi dia mengambil pakaiannya dan masuk ke kamar mandi lagi untuk berganti pakaian, dia ingat kalau sang mommy melarang dia untuk berganti pakaian atau memperlihatkan badannya pada orang lain.

"kakak mau ngomong apa sama Zia?" tanya Zia saat keluar kamar mandi dengan pakaian yang diambil tadi.

"kamu dekat banget yah sama kak Lexa?" tanya balik Tantri.

"iya aku dekat banget semenjak ketemu di rumah sakit dulu. Aku udah anggap jadi keluarga aku, orangtuanya juga udah anggap aku kaya keluarga juga. Kenapa nanya kaya gitu?" tanya Zia penasaran.

"kamu udah ngapain aja sama kak Lexa?" tanya Tantri mulai mencari informasi.

"ga pernah ngapa-ngapain sih aku, paling cuma manja-manjaan aja" jawab jujur Zia.

"ga pernah melakukan "ITU" sama kak Lexa?" ucap Tantri menggerakkan atas bawah jari telunjuk dan tengahnya.

"melakukan itu apa?" tanya Zia yang bingung maksudnya dengan mengerutkan alisnya.

"gimana yah jelasinnya, aku bingung" ucap Tantri.

"ngomong yang jelas aja lah, aku bingung maksud kakak apa" ucap Zia bingung.

"gini kamu pernah berhubungan badan dengan kak Lexa?" ucap Tantri langsung.

"kalau peluk-peluk sih aku sering, tiap tidur bareng pasti peluk" ucap Zia polos.

"kamu pernah sama-sama ga pake baju bareng?" tanya Tantri

"pernah pas lagi mandi bareng kan ga pake baju kalau mandi, kadang aku sering di gantiin bajunya dan di bersihin badannya pakai tisu basah kalau aku ketiduran di mobil" ucap Zia polos.

"kamu juga udah pernah di sentuh oleh kak Lexa? Interaksi kaya pasangan kekasih gitu?" ucap Tantri memastikan.

"iya aku paling hanya cium bibir dan pipi, mandi bareng dan menyusu ke payudaranya" jawab Zia jujur dan masih dengan kebingungannya.

"ga pernah lebih dari itu?" tanya Tantri lagi.

"ga pernah sih paling cuma kaya gitu aja" ucap Zia.

"aku mau jujur sama kamu, kalau tadi malam aku melakukan hubungan badan layaknya kaya suami istri. Kak Lexa juga telah ambil keperawanan aku juga" ucap Tantri berharap Zia bisa menjauh dari Lexa dan Zia hanya diam mendengar perkataan itu serta bingung harus ngapain.


TBC

Maaf kalau ada typo.

Terima kasih yang telah membaca.

Saran kritik sangat membantu untuk bisa membuat lebih baik dan bagus kedepannya.

My Babygirl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang