—Nggak peduli pada apa pun pendapat orang, selagi nyaman, ya, jalanin aja. Terkadang kita harus hidup seperti orang buta dan juga tuli.—
----
''Iya, aku suka saat kita berpegangan seperti saat ini. Tanganku yang kuanggap besar, jadi mungil di tanganmu. Dan aku merasa nyaman aja gitu. Selain itu, aku juga menyukaimu karena kamu pintar, cantik, nggak suka neko-neko, penyayang, dan sabar. Kamu nggak pernah marah kalau aku minta yang aneh-aneh.''
''Cih!''
Amel mendecih mendengar jawaban nggak masuk akalnya Maya.
''Ih, kenapa? Beneran tahu. Awal aku ketemu sama kamu, aku udah tertarik dengan kepribadianmu yang kalem. Mungkin karena aku orangnya nggak bisa tenang kali, ya, makanya tertarik. Jadi kupikir kalau kita berteman akan cocok, makanya aku pengen banget jadi teman kamu.''
''Apa kamu nggak risih pendapat orang tentang aku?''
Maya menggeleng. ''Enggak, aku nggak peduli pada apa pun pendapat orang tentang kamu atau tentang kita yang, kek, gini. Selagi aku nyaman dan kamu nyaman deket sama aku, ya, jalanin aja. Ngapain pusing mikirin orang?''
''Klise, ya?''
''Kheem. Hanya sependek itu pemikiran aku tentangmu awalnya, tapi setelah berteman, ya, aku sadar kalau kamu nggak sekalem yang kupikirkan. ''
''Oh, ya?''
''Iya. Kamu juga orang yang paling baik yang pernah aku kenal. Tau nggak apa yang lucu?''
''Enggak, apa?''
''Aku pernah berpikir kalau Tuhan nggak salah nyiptain aku.''
Amel mengeryitkan dahi. ''Kenapa?''
''Ya, karena Dia udah nyiptain orang, kek, kamu. Maka, nggak ada salahnya kalau aku juga ada di dunia ini dan sekarang ada di samping kamu.''
''Kok, aku agak horor, ya, dengernya.''
Maya kembali mendengkus, memukul lengan Amel dengan kuat. ''Beneran tahu. Aku ingin kita bersama selamanya.''
''Selamanya? Sampai tua?''
''Kheem, sampai maut memisahkan kita.''
''Tapi kalau aku nggak mau gimana?''
Amel melepaskan genggaman Maya.
''Ya, aku bakal paksa kamu sampai kamu mau.''
Ia kembali menggenggam tangan Amel dan lebih erat dari sebelumnya.
''Kalau aku tetep nggak mau?''
''Nggak tahu bagaimana caranya, intinya kamu harus mau titik.''
''Lebay.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...