—Enggak ada gunanya mengelak sesuatu yang sudah ditakdirkan. Bukankah pilihan cuman ada dua, terima atau enggak sama sekali.—
----
Seminggu kemudian, 09 April 2020.
Warna merah jambu dengan gambar kartun kucing nggak bermulut itu tampak menghiasi semua apa yang ada di ruangan ini. Baik dari peralatan belajar, meja, kursi, tempat tidur, karpet, seprei, sarung bantal juga guling, serta kedua meja kecil dengan sebuah vas yang berwarna senada begitu pun dengan bunga yang ada di sana: mawar berwarna merah muda dan juga poster-poster berbingkai lampu tumbrl yang ketika malam menjelang dan lampu utama dimatikan akan mengeluarkan cahaya yang menyilaukan.
Sungguh, warna cerah yang mendominasi ruangan ini terlalu kontras di penuhi pernak-pernik serupa dengan gambar hewan menggemaskan itu. Pusing dan menyebalkan! Andyra merasa kepalanya berkedut tiga kali lipat ketika pertama kali menjejakkan kaki di ruang ini, dan ia benar-benar membenci ini terutama pada hewan bebulu tersebut.
Sebenarnya ia nggak membenci, Andyra hanya nggak bisa berdekatan langsung dengan kucing, mengingat dulu setiap kali ia memelihara kucing, maka kucing-kucing itu akan meninggal tanpa sebab, padahal Andyra sudah memperlakukannya dengan baik. Dan karena kejadian itu terus berulang-ulang, mengakibatkan ia sekarang nggak menyukai kucing dan menjadi alergi terhadapnya. Bagi Andyra sekarang, hewan berkaki mungil dengan tatapan memelas—lucu—tersebut serupa monter berbulu yang berisik.
Jelas, jika ia bukanlah Arum yang selama ini orang-orang kira. Mungkin, Arum yang dimaksud sangat-sangat menyukai hewan berbulu tebal itu sampai-sampai semua perlengkapan kamarnya di penuhi dengan gambar kartun dari hewan tersebut.
Bahkan parahnya sampai ke perlengkapan mandi dan semua perabot di toilet. Jujur, hal ini membuatnya sangat gelisah entah kenapa, karena jika ditanya mengapa ia sampai nggak menyukai hewan itu—kucing—maka ia akan geleng-geleng memasang wajah linglung kembali.
Lalu, terdapat pula deretan Boneka Hello Kitty yang tertata rapi pada dua lemari yang berada di dekat jendela bergorden dengan motif kartu itu pula. Dari sekian banyak Boneka serupa, terdapat satu Boneka Beruang sedang yang tersimpan di atas salah satu lemari. Andyra nggak mau ambil pusing. Entahlah, satu kata jika melihat ruangan ini: Aneh, seaneh dirinya sekarang.
Satu-satunya yang nggak membuat Andyra muak adalah memperhatikan orang-orang itu di foto. Jangan tanya bagaimana bingkainya, jelas, ia akan kembali mengumpat.
Foto-foto tadi terdiri dari empat gadis sedang tersenyum bahagia yang di apit oleh dua orang cowok dengan ekspresi serupa. Satu di antara gadis itu Andyra yakini adalah pemilik tubuh yang ia diami sekarang. Ke semuanya mengenakan seragam sekolah dengan logo SMA Jakarta International Art School.
Lalu, setelah puas ke objek itu, ia kemudian fokus ke beberapa huruf yang membentuk sebuah nama 'Arumi Adinata' bertengger di dinding tepat di bawah lampu tumbrl tadi, dan ketika berbaring di atas kasur, maka tulisannya sangat jelas terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...