{ 02-16: Rokok: Salah satu cara melepas belenggu. }

54 5 0
                                    

—Pelampiasan, sebuah cara untuk mengapresiasikan sesuatu agar hasratnya terpenuhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Pelampiasan, sebuah cara untuk mengapresiasikan sesuatu agar hasratnya terpenuhi. Cara bertahan nomor lima.—

----

Makhluk itu cukup tinggi dengan sebagian wajah rusak dipenuhi oleh belatung yang menggeliat. Saking banyaknya, belatung itu beberapa ada yang jatuh ke lantai. Ayuna menutup mulut reflek ketika aromah sosok itu tercium kuat. Ia hampir muntah saking busuknya.

Karena di sana masih ada Miss Susan, bu guru tersebut pun bertanya, ''Ada apa, Ayuna? Kamu sakit?''

Cepat Ayuna menggeleng. ''Nggak pa-pa, Miss. Ayuna baik-baik saja.''

Miss Susan mengangguk dan tersenyum. Setelah selesai membereskan barang-barangnya, ia pun melangkah ke luar meninggalkan Ayuna yang masih berdiri tepat di depan pintu. Sebelum benar-benar pergi, Susan sempat berpesan untuk Ayuna agar ruangan itu dikunci dengan baik.

''Kalau kamu beneran nggak enak badan, cepat istirahat di UKS. Jangan lupa untuk kunci pintunya dan taruh di atas meja saya. Kalau begitu Miss permisi dulu.''

''Iya, Miss.''

Sial, sosok tinggi dan menakutkan itu mengikuti si ibu guru. Mau nggak mau Ayuna memperhatikan mereka berdua berjalan semakin menjauh.

''Ya, ngapain bengong?''

Sania yang entah datang dari mana langsung mengagetkan Ayuna. Ayuna kembali mengaduh sambil memegang dada.

''Sialan! Bisa nggak sih datang, datang aja. Nggak usah pake ngagetin?''

Sania kaget, ia nggak menyangka kalau Ayuna bisa mengumpat kasar. ''Kamu bisa ngomong kasar juga ternyata. Wah, keren.''

''Nggak lucu.''

Sania tertawa ngakak, ia membalas, ''Kamu lucu tau nggak kalau lagi kaget gini. Asal jan sering-sering kaget aja, nggak bagus efeknya untuk jantung. Kamu nggak mau, 'kan masih muda udah jantungan?''

''Kalau niatmu adalah ngelawak? Menurutku itu nggak banget. Kamu jadi terlihat menyedihkan karena lawakanmu garing! Menjauh, gi, lima meter.''

Tawa Sania terpatahkan, ia merutuki Ayuna dalam hati. Benar-benar menyumpahi gadis itu mati-matian. Dan Ayuna tentu saja ia kagetan karena bisa melihat apa yang orang lain nggak bisa. Dan kemunculan orang-orang itu terkadang membuat pecutan jantung Ayuna berdesir seribu kali lipat saat ia nggak siap.

Oh, ya, Ayuna lupa bilang kalau percaya atau enggak, di dunia ini manusia hidup berdampingan dengan makhluk lain yang nggak kasat mata. Walau mereka nggak terlihat, tetapi bisa saja mereka berada di sekitar manusia. Dan sialnya, mereka bisa memiliki ketertarikan, atau tubuh kita menarik mereka. Ketika itu terjadi, maka mereka bisa mengikuti orang-orang itu sesuai kehendak. Itulah makanya banyak manusia yang mengalami ketempelan atau paling buruknya adalah kesurupan.

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang