28 Februari 2011 pukul 15:30.
Baru permulaan lagu, jemari lentik gadis itu terhenti menari di atas tuts ketika mendengar ucapan yang nggak pernah ia kira sebelumnya. Mematung, ia umpama air yang dibekukan di dalam lemari es.
''Aku hamil Mel, dan aku nggak tahu harus bagaimana?''
Udara di sekitar semakin menambah kegundahan hati Maya, gadis cantik yang saat ini sedang menangis tepat di sebelah Amel, gadis yang hanya tertarik pada Piano. Amel mengalihkan atensi sejenak, memperhatikan Maya yang sudah tertunduk, kemudian beralih ke gelang yang beberapa saat lalu Amel berikan.
Amel sendiri di kenal sebagai siswi pendiam yang menarik diri dari pergaulan. Ia lebih tertarik pada Piano daripada bersosialisasi. Setiap ada kesempatan untuk menambah pertemanan, Amel selalu menolak menerima dan memilih menutup diri.
Sosoknya yang nggak mau ambil pusing membuatnya menjadi terasingkan, membuat teman-teman yang mencoba mendekat akhirnya menjauh perlahan-lahan. Sedangkan yang nggak tertarik dari awal semakin cuek dan menganggap Amel nggak pernah ada.
Sejak kedatangan Amel, beberapa orang sempat tertarik karena aura misterius yang diberikan. Namun, lama-kelamaan mereka sudah bosan karena Amel selalu menolak ketika mereka mendekat, dan itu terjadi selama dua setengah semester saat itu.
Sedang Maya adalah seorang siswi baru yang pada akhirnya selalu mengacaukan hidup Amel. Ia dikenal sebagai sosok ramah dan mudah bergaul, anaknya hits serta ceriah. Itulah kenapa Maya mudah mendapat perhatian dan populer. Selain kepribadiannya yang baik, ia juga memiliki anugerah dengan wajah cantik seperti Dewi. Ia juga dikenal sebagai artis muda pendatang baru yang saat itu sedang naik daun.
Jika dulu Amel menjadi gadis tercantik di sekolah itu, maka sekarang Maya-lah yang menggantikannya. Walau begitu, kecantikan mutlak dimiliki oleh semua perempuan di dunia ini. Sungguh, dua kepribadian berbeda. Satu pintar, tetapi pendiam. Satunya lagi populer dengan kemampuan rata-rata.
Maya mendekati Amel bermula saat pelajaran Fisikanya Bu Mela. Ia yang lupa mengerjakan tugas pun terpaksa meminta bantuan kepada teman-teman lain, tetapi sama seperti dirinya, yang lain pun nggak ada satu pun yang selesai. Di tengah keputusasaan, Amel teringat perkataan teman-temannya yang dulu bergosip tentang Amel.
Mereka bilang kalau dibalik sikap dingin dan penutup Amel, ia adalah siswi cerdas yang selalu mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran. Hanya saja karena sikap itu, teman-teman sekelas nggak ada yang berani meminta bantuannya. Mendengar hal itu membuat Maya tergelitik, ia jadi penasaran bagaimana sosok asli Amel itu walau pada awalnya ia mengabaikan Amel karena sibuk bergaul serta jadwal syutingnya.
Teringat perkataan itu, Maya kemudian mengangkat wajah yang semula bersandar pada meja—menyerah. Ia berpaling ke tempat yang biasanya Amel duduki, tetapi kosong padahal tinggal sepuluh menit lagi jam pelajaran pertama akan di mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasia[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...