29 Juli 2011, satu bulan setelah Andyra memeriksa CCTV di rumah sakit.
Andyra duduk di dalam mobilnya, ia baru saja meminta salinan rekaman kotak hitam Taxi yang membawa Maya dulu dari rumah. Ia kemudian mencocokkan semua waktu yang digunakan secara urut di mana Maya bergerak dari rumah sampai akhirnya terbunuh di sekolah.
Dalam analisis Andyra, katakanlah jika Amel ditangkap pada pukul 24.00 sampai 01.00. Sebelum itu, Amel dan Maya bertemu di ruang musik pada jam 15.10 sehari sebelumnya. Di sana mereka bercerita dengan Maya mengatakan prihal kehamilan. Karena suasananya sedih, maka Amel menghibur maya sebagai bentuk dukungan. Mereka bersahabat, jadi sudah sewajarnya saling menghibur.
Mereka berpisah, tetapi bertengkar lima menit kemudian. Setelah bertengkar, mereka berpisah lagi dengan Maya ke rumah sakit dan Amel mempersiapkan diri untuk resital. Maya menghabiskan waktunya bersama ibu dan juga sang adik. Berharap itu akan memberinya penghiburan. Namun, tetap saja ia masih tertekan.
Esoknya ia mengunjungi makam sang ayah setelah mengirim klip rekaman. Ia menghabiskan waktu sepanjang hari di sana, Maya bercerita dengan penuh tangis berharap ayahnya mendengar dari surga. Maya pun pulang ke rumah setelah mampir ke rumah sakit sekitar pukul 22.15.
Sesampainya ia, Maya mendapati rumahnya sudah berantakan. Karenanya, Maya pun tanpa pikir panjang langsung menuju ke sekolah menggunakan Taxi. Butuh sekitar 5 menitan baru bisa mendapatkan Taxi. Maya kemudian masuk ke dalam Taxi dan pergi ke sekolah.
Taxi itulah yang akhirnya terekam kamera CCTV. Dari rumah ke sekolah membutuhkan waktu sekitar 1 jam di mana itu mengartikan jika total waktu menjadi 23.20. Melihat dari bukti panggilan yang terus-terusan Amel lakukan, ia menelpon di sekitar waktu tersebut dan nggak ditanggapi.
Lalu butuh waktu 12 menitan berlari dari masuk sampai ke gudang. Jadi total sekarang menjadi 23.32 lewat. Di gudang, Maya menelpon Faizal setelah memastikan kalau rekamannya masih aman, ia ingin menyerahkan rekaman tersebut pada Faizal. Namun, ia baru terhubung di panggilan ke tiga. Pada pembicaraan singkat, Faizal menyuruh Maya tenang sembari menunggu kedatangannya. Delapan menit kemudian, suara ketukan pun terdengar.
Tanpa banyak pertimbangan, Maya langsung membuka pintu dan mendapati jika ternyata bukan Faizal yang datang melainkan sosok pembunuh dengan pakaian serba hitam memakai masker. Tahu apa yang akan selanjutnya terjadi, Maya pun mencoba ke luar dari gudang.
Ketakutan, Maya merogoh saku kembali untuk mengambil ponsel dan menghubungi Faizal lagi mencoba meminta bantuan. Namun, bukannya berhasil, malah rambutnya ditarik kuat. Amel menjerit sekuat mungkin berharap Faizal yang sudah terhubung datang secepat mungkin.
''Halo, Maya?''
''Pak ... tol ...''
''Halo? Apa yang terjadi? Halo, Maya?''
Tut ... tut ... tut.
''Sial.''
Sambungan itu terhenti karena membentur tembok dan hancur. Pria itu melepar ponsel Maya sejauh mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...