—Enggak setiap orang akan memahami jalanmu. Hal itu normal. Kamu di sini untuk menghidupi hidupmu sendiri dan itu nggak membuat setiap orang mengerti.—
----
Sarah pun datang membawa nampan berisi segelas teh hangat untuk Andyra. ''Minumlah dulu,'' tawarnya.
Andyra tersenyum, ia menjawab, ''Terima kasih.''
Andyra pun meneguk tehnya kemudian. Sekarang posisi mereka berdua sudah berhadap-hadapan lagi.
''Bu Maria sudah menjelaskan secara singkat, kini giliran kamu yang menjelaskan detailnya ke pada saya.''
Andyra nggak menjawab. Sarah yang sudah merasakan kegelisahan dan kebingungan Andyra pun mencoba membuat kontak.
''Jadi kamu adalah Arum? Apa yang bisa saya bantu?'' tanyanya.
Andyra mengepalkan tangan, ia membalas tatapan Sarah walau masih segan. Entah kenapa, berada di ruang ini membuat Andyra nggak nyaman terkesan mual.
''Saya sering bermimpi buruk, Dokter.''
Sarah menangkap adanya getaran di suara Andyra, itu membuktikan kalau gadis itu benar-benar nggak nyaman, cenderung nggak suka.
''Mimpi buruk tentang apa?''
Sarah mencoba membangun kepercayaan Andyra padanya. Namun, Andyra diam, kepalannya kian mengerat, tangan lainnya menyentuh tengkuk. Sekali lagi itu adalah respons alami ketika seseorang merasa nggak nyaman atau sedang terancam.
''Nggak papa. Saya bisa mengerti. Coba ceritakan pelan-pelan sambil tarik napas yang dalam. Ceritakan apa yang kamu bisa dulu. Jangan terburu-buru.''
Sarah kembali meyakinkan Andyra. Nggak ada cara lain, Andyra pun akhirnya membuka suara.
''Saya bermimpi tentang kecelakaan.''
''Kecelakaan?'' Sarah mengulang perkataan Andyra. ''kecelakaan seperti apa?''
''Kecelakaan mobil. Kecelakaan itu cukup besar. Saya berjalan ke luar dari mobil itu dan melihat tubuh saya yang lain sedang dibantu oleh orang. Ketika saya ingin mendekat, saya berakhir pingsan dan terbangun kemudian. Sebangunnya saya, saya berusaha mengingat lebih jelas, tetapi nggak berhasil. Hanya sakit kepala yang saya dapatkan. Saya nggak tahu kenapa, tapi hampir setiap hari saya memimpikannya,'' jelas Andyra.
Walau di awal sempat tersendak, tetapi Andyra mampu menjelaskan dengan baik dan lugas. Sarah menanggapi dengan menganggukan kepala sesekali.
''Lalu, saya sering mendengar suara aneh nggak berwujud. Hampir setiap hari dia selalu mengganggu saya. Awalnya saya sangat takut, tapi lama kelamaan saya sudah mulai terbiasa. Dan soal kecelakaan itu, entah kenapa terasa sangat nyata.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...