{ 02-12: Toilet: Ajang membicarakan keburukan orang. }

59 5 0
                                    

—Nggak ada yang lebih gila daripada ngomongin orang di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Nggak ada yang lebih gila daripada ngomongin orang di belakang.—

----

23 Februari 2020.

Sama seperti kemarin, ia berangkat awal sekali karena memang jadwalnya piket. Di kelas hanya ada lima orang murid yang tengah sibuk dengan rutinitas masing-masing. Ada yang membaca, main ponsel, mengerjakan tugas, dan ada juga yang tertidur pulas.

Setelah melewati mereka semua, Ayuna menaruh ranselnya kemudian keluar lagi untuk mengambil peralatan kebersihan. Namun, ketika ia hampir sampai di depan pintu, tiba-tiba muncul sosok gadis yang ia temui di koridor kemarin. Gadis itu menatap Ayuna tajam.

''Tolong bantu aku.''

Ayuna menggigit bibir, ia yang sudah nggak mau berurusan lagi dengan siapa pun termasuk hantu memilih sedikit menyingkir dan berjalan ke samping berupayah untuk nggak bersentuhan dengan gadis itu. Setelahnya Ayuna pun mempercepat langkah menuju ke tempat peralatan berada.

Langkah Ayuna terhenti ketika mendengar bisik-bisik tentang dirinya oleh dua orang siswa ketika ia baru saja ingin keluar dari dalam toilet.

Salah satunya berkata sambil memperbaiki riasan di depan cermin. ''Tahu anak baru di kelas XII B nggak?''

Teman di samping yang mengoleskan pelembab di bibir pun menjawab, ''Tahu. Emang kenapa?''

Kini ia menyisir alinya dengan seksama. ''Masa kemarin gue nggak sengaja ngelihat dia jalan ke gudang belakang sekolah. Gue penasaran, gue ikutin, deh. Dia jalan aja terus. Anehnya, tatapan dia tu, kek, kosong gitu.''

Temannya menanggapi antusias. ''Terus dia ngapain?'' Setelahnya ia menoleh-nolehkan wajah ke kiri dan ke kanan, mengamati senyumannya lewat pantulan kaca.

Merasa mirip Bae Joo-hyun Red Velvet, ia makin ke-PD-an. Emang ngadi-ngadi tu anak!

''Aw,'' ringisnya mencabut alis. ''awalnya nggak ada apa-apa, dia masuk ke gudang dan berdiri gitu aja. Posisinya pintu kebuka jadi gue bisa lihat. Cuman pas gue pengen kembali ngambil tas. Gue tiba-tiba denger kalau dia ngomong sama orang. Pas gue cek lagi, eh, nggak ada siapa-siapa di sana. Karena takut, gue jadi kabur gitu aja dan nggak tahu dia ngapain lagi setelahnya.''

''Beneran? Lu nggak boong 'kan?''

''Lu kebiasaan nganggep gue tukang boong.'' Ia menatap sebal temannya yang masih sibuk tersenyum. ''gue nggak boonglah. Ngapain coba? Oh, ya, gue perhatiin makin cakep aja gue tau nggak.''

''Serius bego! Ah, jadi pen gue sleding pala lu,'' cercanya greget. ''tapi terlepas dari itu kalau dipikir lagi, ya, ada benarnya juga kalau dia tu emang aneh. Gue punya temen dari kelas XII B, dia bilang kalau pas pertama kali si anak baru dateng, dia nggak nunjukkin ekspresi apa-apa selain auranya yang mengerikan gitu. Pas disuruh memperkenalkan diri, dia malah diam dan langsung duduk gitu aja.''

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang