—Kata-kata menunjukkan apa yang seseorang harapkan. Perbuatan menunjukkan siapa orang itu sebenarnya.—
----
''Masalahnya adalah nyokap lu bakal mampir juga buat ngelihat lu. Kalau nyokap lu nyium asap rokok dari tubuh lu, lu bisa dapet masalah. Hubungan kalian yang emang nggak baik dari dulu bakal semakin runyam tau nggak! Dan lagi, para wartawan bakal nyetak berita yang nggak-nggak tentang lu lagi. Nyokap lu udah terlalu sering berurusan dengan media hanya karena lu. Lu nggak kasian sama dia yang nyiapin banyak tenaga cuman untuk lindungi lu, Rum?'' kesalnya.
''Ya, itu urusan dialah, siapa suruh jadi nyokap gue? Dan lu tu nggak usah khawatirin gue. Mending lu fokus ke pemotretan lu. Gue bisa jaga diri, kok,'' jawabnya santai.
''Jaga diri kepala lu. Susah emang kalau lawan bicaranya adalah batu. Nangepin sih, tapi bikin naik darah. Gue nggak tahu dulu pernah salah apa sampai ketemu sama lu.''
''Dosa lu banyak dan kehadiran gue bikin dosa lu berguguran. Harusnya lu bersyukur.''
''Kenapa gitu?''
''Pikir aja sendiri. Itu pun kalau otak lu masih berfungsi.''
''Sialan lu, Rum.'' Joy tertawa, dan itu lepas banget. Di sampingnya Arum pun sama. ''ladenin lu lama-lama bisa bikin gue stroke muda tau nggak? Oh, ya, Sorry, gue nggak bisa ikut sore ini karena jadwal gue padet. Kalau ada waktu gue bakal mampir, oke?''
''Khe'em. Suka-suka lu aja.''
''Isht, lu, ya, emang bener-bener!''
Joy kemudian mencuci tangan lalu teringat dengan gadis yang tempo hari Arum tabrak. Ayuna yang sudah viral karena video di atas rooftop, semakin tambah beken aja setelah video di kelas tadi terunggah juga.
Sialan, Sania jadi kesal sendiri ketika melihat video tersebut dan juga nggak kunjung menemukan keberadaan Ayuna. Ia sudah berkeliling dan zoonk. Sialan emang tu cewek satu, nggak tahu temannya khawatir malah ngilang gitu aja.
Joy berkata, ''Lu inget nggak sama anak baru yang nabrak lu sampai minuman lu tumpah ke baju?''
Si rambut pendek mengangkat bahu malas. ''Enggak! Emang sepenting apa dia sampai gue harus inget?''
''Sialan lu, Rum. Ini gue serius!''
''Sejak kapan gue suka becanda?''
''Dih, gue punya sahabat, kek, lu lama-lama jadi gila tau nggak. Ini gue serius, Rum. Serius!''
Si rambut pendek melirik si jakung sekilas, lalu menyilangkan kedua tangan di dada menanggapi. Melihat hal itu membuat si jakung senang. Padahal, tanpa diberi tahu pun Arum sudah lihat, secara tanpa ada yang tahu, ia adalah si Anonim sekolah. Ia yang memegang akun sosial khusus yang hanya di ketahui oleh para siswa di sana. Semacam group rahasia yang membahas isu-isu terkini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...