{ 03-01: FLASHBACK 1: Alenta.}

67 5 0
                                    

28 Februari 2016 pukul 16:00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28 Februari 2016 pukul 16:00.

Sebuah ledakan besar terjadi ketika tiga orang gadis remaja baru saja melangkah menuju ke ruang itu. Asap tebal mengepul memberikan efek panas pada udara sekitar. Dalam sekejap, semua orang pada lari terbirit-birit.

''Kebakaran! Kebakaran. Ada kebakaran di sini. Cepat selamatkan diri kalian!''

Bersamaan dengan peringatan itu, ventilator pun menyemrotkan air secara menyeluruh. Bunyi sirine pun nggak henti-hentinya melengking nyaring. Si jago merah menyebar sepanjang lantai bawah ke lantai atas. Asap yang dihasilkan pun kian menghitam dan tebal.

Sekali lagi ledakan pun terjadi, semua orang yang sudah berlari menuju pintu ke luar dengan berdesakkan akhirnya menunduk, sama halnya dengan tiga gadis remaja tadi yang masih di tempat mematung. Sedang mereka yang di luar pun sama, menjerit-jerit sembari menghindar dari percikan api.

Sebelum ledakan pertama, si jago merah dengan gagah melahap apa pun tanpa sisah. Semulanya hanya berupa percikan antar kabel di kilometer karena memang sedang dalam perbaikan. Namun, siapa sangka jika percikan itu berubah dalam waktu singkat. Lidah-lidah api menyambar, bersatu dengan udara sore yang cukup panas kala itu.

Orang-orang yang ada di sekitar kejadian dengan sigap membawa air dari rumah-rumah warga, sebagian lagi dari penampungan air, dan sialnya sebagian dari mereka hanya menonton dengan gemetar menyaksikan bagaimana si jago merah memegang kendali.

Walau terbilang singkat, beruntung orang-orang pemberani seperti Miss Nana mampu mengevakusi para siswa dan guru yang masih terjebak di sekolah itu.

Di antara kepanikan, salah satu dari tiga gadis remaja bergumam takut. ''Apa yang terjadi?'' Sebelum tubuh mereka digiring oleh Miss Nana.

''Ayo cepat ke luar. Jangan terlalu lama di sini. Bahaya!''

Mereka pun bergegas mengikuti arahan Miss Nana, hingga pada akhirnya salah satu dari mereka teringat sesuatu. Ia pun memutuskan diri untuk nggak ikut bersama Miss Nana. Karena saking banyaknya orang, Miss Nana nggak sadar kalau dua muridnya tertinggal jauh di belakang.

''Kenapa, ada apa?'' tanya temannya yang ikut berhenti. Sementara temannya yang lain sudah lebih dulu bergerak bersama Miss Nana.

''Aku lupa membawa gelangku. Kamu duluan aja. Aku akan menyusul setelah menemukannya,'' ucap gadis itu sedikit berteriak.

''Jangan bodoh. Lupakan gelang itu, kita harus menyelamatkan diri dulu,'' kata temannya lagi. Ia berhasil memegang kembali tangan gadis itu walau sempat nggak bisa saking banyaknya orang.

''Aku nggak bisa ninggalin gelangnya. Itu pemberianmu dan aku sudah berjanji akan menjaganya sebaik mungkin.''

Di akhir kalimat, ledakan terjadi lagi.

Api semakin meluas, ledakan tiap ledakan terus terjadi. Meski Pemadam Kebakaran dan juga Polisi sudah pada datang, tetapi dengan kebakaran yang besar ini membuat mereka lama menanganinya karena memakan banyak waktu sementara Api kian menyebar walau tertiup angin sedikit saja.

''Ayo, kita nggak punya banyak waktu.''

Kaki gadis itu lemas, tetapi ia nggak akan meninggalkan temannya itu sendirian. Sedang yang dipegang malah melepas pegangan, sebelum pergi, ia sempat mendorong temannya menjauh dan menyarangkan untuk menyelamatkan diri duluan sementara ia mengambil gelangnya yang ketinggalan. Gadis itu bergegas masuk ke area kebakaran, ia mencari-cari jalan yang nggak terlalu ada api. Tubuhnya menghilang ditelan kepulan asap hitam yang membumbung tinggi.

Melihat kejadian itu membuat si teman ini menyusul, benar-benar nggak menghiraukan sesuatu yang akan terjadi. Sedang temannya yang lain yang ikut dengan Miss Nana pun berteriak memanggil-manggil nama keduanya.

''Milly, Ayuna ... kalian di mana? Miss, mereka nggak ada. Mereka nggak ikut sama kita! Bagaimana ini ... hiks!''

Gadis itu menangis nggak mendapati kedua sahabatnya. Miss Nana yang sama takutnya dengan orang-orang memeluk tubuh gadis itu mencoba menenangkan.

''Mereka pasti ketemu. Kamu harus tenang Alenta. Semua akan baik-baik saja.''

Lima belas menit kemudian, di temukan satu orang gadis tengah pingsan. Tim penyelamat yang membawanya mengatakan kalau gadis itu meringkuk tepat di depan kelas. Untungnya di sana kebakaran masih belum terlalu besar, tetapi tetap saja sangat berbahaya karena atap pada roboh. Dan sialnya mereka nggak menemukan gadis satunya lagi.

Nggak mau membuang waktu, tim medis pun memberikan pertolongan pertama pada si gadis ketika sampai di Ambulas. Setelahnya barulah ia dilarikan ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut. 

-----

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang