{ 01-49: Lampau: Waktu berlalu dan aku masih terjebak sendirian. }

29 5 0
                                    

—Terus memeriksa waktu karena itu sangat penting, sampai akhirnya melupakan jika sangat sulit untuk mengucapkan selamat tinggal ketika nggak punya pilihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Terus memeriksa waktu karena itu sangat penting, sampai akhirnya melupakan jika sangat sulit untuk mengucapkan selamat tinggal ketika nggak punya pilihan.—

----

Andyra kemudian memindahkan semua file dari hasil perekaman CCTV tersebut, lalu melihat apa saja yang alat itu rekam selama ini mulai dari tanggal, tahun, serta hal lain secara detail. Karena di kamar itu ada tiga alat perekam berbeda, Andyra membuka file pertama dari kamera Boneka tersebut. 

Kenapa bukan bolpoin dulu? Alasannya karena ia masih nggak habis pikir. Selama ini ia menggunakan alat itu, tetapi nggak tahu apa-apa. Bagaimana pun, itu membuatnya sedikit terluka.

Balik ke poin awal. Rekaman itu di mulai pada tanggal 16 Februari 2016. Di sana memperlihatkan sebuah ruangan yang kemungkinan adalah milik Athala. Selama ini ia belum pernah masuk ke sana karena Maria mengunci kamar itu dan melarang siapa pun untuk masuk. Alasannya karena kamar itu sudah nggak berpenghuni, saat pembersihan pun akan selalu di awasi oleh Maria setiap seminggu sekali.

Kamar yang awalnya kosong pun akhirnya kedatangan penghuni. Benar saja itu adalah Athala yang langsung membuang tubuhnya ke atas kasur dengan wajah sembab. Andyra menajamkan penglihatan, ketika fokus itulah Andyra dikagetkan oleh suara Athala yang tiba-tiba saja menguar. Sama seperti yang lalu-lalu, kedatangan mendadak itu membuat jantung Andyra nyaris copot.

''Kamu lagi ngelihatin apa?''

''Kamu ada di mana? Bisa nggak sih jangan langsung ngagetin?''

Athala tekekeh. ''Maaf, aku nggak maksud. He he he. Sekarang aku di dekatmu, tepat sebelah kiri.''

''Benarkah? Kalau begitu lihat ini. Barangkali kamu nggak tahu.''

''Soal?''

''Soal kamu selama ini sedang di awasi oleh kamera tersembunyi. Ini terdengar nggak masuk akal, tapi ini beneran terjadi. Kamu selama ini di awasi oleh seseorang.''

''Nggak mungkin!''

''Saya tahu kamu pasti syok, tapi ...''

Andyra nggak melanjutkan, malah meminta Athala untuk mendekat dan menonton video itu bersamanya walau sempat kebingungan di mana posisi Athala karena sama sekali nggak terlihat. Mereka berdua pun menonton video tersebut satu persatu di mana masih merekam aktivitas Athala. Karena setelah tanggal 28 Februari, rekaman itu mati dan kembali hidup beberapa hari kemudian dan merekam Arum.

''Ini konyol. Bagaimana bisa?''

Athala nggak kuasa melanjutkan menonton, ia sama sekali nggak habis pikir.

''Saya tahu, kamu pasti terkejut, saya juga. Tapi apa kamu tahu siapa yang melakukan itu. Coba pikirkan baik-baik.''

Athala nggak menjawab, ia syok tentu saja, ia nggak mengira kalau selama hidup ia pernah diawasi oleh seseorang dan sialnya ia malah nggak bisa mengingat sama sekali saat itu. Nggak direspons, Andyra kembali mendesak Athala dengan mengganti pertanyaan.

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang