{ 02-14: Kompas: Nggak penting, tapi sebenarnya berguna. }

52 5 0
                                    

—Saat terbaik untuk mencari teman adalah sebelum kamu membutuhkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Saat terbaik untuk mencari teman adalah sebelum kamu membutuhkannya.—

----

Akhirnya jam pelajaran pertama pun selesai, dan Ayuna menjadi salah satu murid yang ditunjuk Miss Mela untuk naik ke depan mengerjakan tugas di papan tulis.

Sania setelah membaca beberapa pesan di ruang obrolan sekolah, langsung mengebrak meja mengakibatkan semua orang yang masih di sana menatapnya terkejut.

''Berhubung kalian semua udah pada ngelihat gosip di grup kelas. Aku cuman mau bilang kalau jangan sampai orang yang nyebarin itu ketangkap. Karena kalau sampai itu terjadi, aku nggak akan segan memberinya peringatan, mengerti?'' peringatnya, tetapi semua orang acuh dan kembali fokus ke ponsel masing-masing.

Hanya satu-satu orang yang mencibir Sania gila.

Benar, gosip tentang Ayuna sudah menyebar luas. Nggak hanya di grup kelas XII B saja, tetapi seluruh kelas di sekolah berkat ulah si Anonim. Si Anonim sendiri adalah seorang siswa yang status dan keberadaanya nggak diketahui karena bersifat rahasia. Ia bertugas untuk menyebarkan segala bentuk yang ada di sekolah baik berupa fakta atau hanya sebuah gosip belaka.

Entah apa bagusnya fungsi Anonim itu, Sania benar-benar nggak bisa mengerti dan memahami siapa sebenarnya yang mencetuskan ide gila tersebut lebih dulu. Anonim sendiri sudah ada dari beberapa tahun lalu, katanya dulu, mereka dibentuk oleh anak-anak Jurnalis. Namun, karena terlalu transparan, maka member yang ingin join pun tersebar acak. Bukan lagi pada satu ekskul saja.

Setelah memberi peringatan, Sania kembali beralih ke gadis yang duduk di sampingnya. Sekali lagi ia mengulurkan tangan memperkenalkan diri sambil tersenyum selebar mungkin.

''Karena kemarin kita belum kenalan secara resmi, jadi hari ini kita harus kenalan. Aku Sania, kamu ... 'Ayuna', oke!''

Ia menyebutkan sendiri nama gadis itu setelah terhitung satu menit nggak ditanggapi. Sania menggeleng, Ayuna benar-benar nggak punya perasaan. Karena diabaikan, Sania kembali membuka suara mempertanyakan ke mana perginya Ayuna kemarin.

''Kenapa nanya-nanya?'' balas Ayuna sinis. ''aku sibuk. Nggak pengen diganggu.''

Sombongnya astagfirullah!

Sania berdecak, ia membalikkan badan menghadap Ayuna yang masih sibuk melukis. Entalah, kalau bukan melukis, mendengarkan musik, membuat orang marah karena sikap dinginnya, Ayuna juga memiliki keahlian dalam membuat orang penasaran.

''Aku serius, kemarin ke mana? Kok tiba-tiba pergi gitu aja?''

''Bukan urusanmu. Kita bukan teman yang sedekat itu. Jadi urus saja urusanmu sendiri.''

Sania menganga, dalam hati mengutuk Ayuna jadi monyet.

''Kamu tahu, saat terbaik untuk mencari teman adalah sebelum kamu membutuhkannya. Jadi, aku akan berusaha menjadi teman yang baik sebelum kamu membutuhkanku.''

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang