—Hati terbuat dari kaca, pikiran dari batu. Manusia adalah hal gila, seperti yang kamu katakan, seperti yang kamu pikirkan.—
----
26 Februari 2020.
Di sebuah lahan, tampak berdiri bangunan besar bertingkat nan kukuh. Dindingnya terbuat dari batu bata merah yang kemudian di cat senada dengan warna dasar. Atap bangunan itu berbentuk piramida, dipenuhi beberapa jendela kaca yang sekarang ini tertutu rapat. Menampilkan tirai berwarna krem.
Di belakang bangunan itu tumbuh beberapa pohon besar berdahan banyak. Ketika angin bertiup, maka dahan-dahan itu bergerak sesuai arah angin. Burung-burung juga tampak bertengger dan berkicau silih berganti.
Arum berjalan santai ketika ia baru saja turun dari dalam mobil. Ketika ia memasuki koridor, satu temannya memanggil dia keras dan lantang. Terpaksa ia berbalik dan menyaksikan Joy tengah berlari kecil menghampirinya. Joy tampak memperbaiki riasannya yang bagi dia luntur akibat lari-larian tadi.
Maklum, sebagai selebriti sekolah, ia nggak akan pernah mau citranya tercoreng hanya karena kurang make-up. Mau sebagaimana pun keadaanya, make-up di wajah nggak boleh luntur. Bahkan, ketika membuka mata di pagi hari saja hal pertama kali yang diingat adalah make-up, kemudian ponsel, lalu Permen Lolipop rasa Ceri.
Seperti tadi pagi, sebangunnya Joy, ia langsung masuk ke kamar mandi mencuci muka dengan bersih, memperbaiki tatanan rambut, membubuhkan make-up sedikit, lalu melakukan siaran langsung untuk menyapa para fans sebagai kegiatan pembuka menyambut hari yang panjang.
Tiga puluh menit siaran, ia kemudian mandi dan bersiap-siap ke sekolah, itu pun kalau jadwal syutingnya nggak padat. Joy memang agak jarang berada di sekolah, sekalinya ada hanya sekitar tiga empat jam saja. Ia kebanyakan absen gegara kesibukan daripada mendekam di sekolah. Walau begitu, pelajarannya tetap berjalan dengan baik walau agak keteteran.
Salah satu poin plus-nya untuk sekolah adalah Joy bisa membanggakan SMA JIAS karena hal itu.
''Sialan, berantakan, 'kan make-up gue gegara lu doang.''
Ia masih mendesis nggak suka pada Arum yang masih menatapnya lekat dari atas sampai bawah.
''Tumben lu dateng pagi.''
''Pagi pala lu, ini udah jam satu, woy!''
Mendengar hal itu, Arum jadi tertawa sendiri. Joy kemudian merogoh saku sweater-nya, mengambil ponsel, lalu menghubungi Yeri yang sudah dari dulu tiba di tribun sekolah bersama Ezra dan juga Faqih. Walau sepadat apa pun jadwal mereka, Arum dan kawan-kawan akan tetap meluangkan waktu jika menyangkut hal terbaik untuk salah satunya. Dan hari ini adalah hari istimewa untuk Shella, walau Joy dan Arum agak telat satu pertandingan.
Hari itu adalah jadwal pertandingan final tim basket puteri SMA JIAS melawan SMA 1 Gardana International School di Turnamen Bola Basket antar SMA se-Jawa yang diadakan di SMA JIAS. Kompetisi ini rutin diadakan setiap tahun. Hampir semua sekolah berpartisipasi mengirimkan tim terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasía[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...