29 Juni 2011 pukul 14:00.
Dua bulan setelah persidangan, Amel di larikan ke rumah sakit karena percobaan bunuh diri untuk kesekian kali. Saat itu, ia datang bersama dengan Freya. Karena nggak diperbolehkan membawa kamera, ia menggunakan kamera tersembunyi untuk menghindari pemeriksaan.
Amel tampak duduk termenung di bawah sinar sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong. Andyra mendekatinya perlahan-lahan. Ia kemudian terduduk sambil memperhatikan gadis itu lamat-lamat, sedang Freya berdiri tepat di dekat pintu memperhatikan.
Nggak lama, Andyra beranjak mendekat ke jendela. Ia sempat menoleh ke Freya yang masih mengamati dalam diam kemudian menutup semua tirai karena cuaca sangat panas. Ia takut jika teriknya mentari membuat penglihatan Amel memburuk karena silau. Namun, seperti yang dikatakan Freya, Amel tiba-tiba menangis dan tubuhnya bergetar hebat. Ia kemudian menutupi telinga sambil menunduk ketakutan.
Karena Amel histeris, Polisi yang berjaga di depan pintu pun masuk dan menyuruh Andyra untuk keluar. Ia juga menekan bel agar dokter segera datang ke ruang itu. Nggak lama, para tim medis berdatangan dan menenangkan Amel, tetapi gadis itu tetap histeris sehingga mendapat suntikan penenang. Melihat hal itu, Andyra mengepalkan tangan sembari melihat bagaimana Amel perlahan-lahan mengendorkan perlawanan. Akhirnya gadis itu tertidur kelelahan.
Sekeluarnya dokter, Andyra langsung menghadangnya dan bertanya, ''Kenapa Amel tiba-tiba histeris seperti itu, Dok?''
Dokter menjawab, ''Pasien masih sangat terkejut. Kejadian itu membuatnya mengalami trauma berat. Setiap kali malam tiba atau gelap, gadis itu akan histeris. Ia menganggap ada orang yang ingin membunuhnya.''
Ia melihat Freya sekilas, gadis remaja itu menunduk dengan tangan mengepal kuat dan Andyra menyadari hal itu.
''Sejak kapan dia seperti itu, maksud saya takut pada kegelapan?''
Andyra bertanya, seingatnya, ia pernah menemui gadis itu di pusat tahanan. Posisinya saat berkunjung adalah malam hari. Walau saat itu ia mengeluarkan sejumlah uang untuk petugas. Sengaja ia memilih waktu tersebut dengan alasan agar Amel lebih bisa di ajak bekerjasama karena kurangnya gangguan. Dan saat itu Amel nggak menunjukkan tanda-tanda akan takut dengan kegelapan. Andyra merasa aneh jika sekarang gadis itu tiba-tiba saja ketakutan.
Dokter pun menjelaskan, ''Hal seperti ini bisa saja terjadi di hari berikutnya atau bisa muncul berbulan-bulan kemudian tergantung individu dan seberapa dekat dia dengan kejadian. Dengan begitu, perubahan emosi dan fisik akan terjadi secara intens melihat seberapa parah trauma yang di rasakan.''
Andyra mengangguk, tetapi bukan jawaban itu yang ia harapkan. Lebih tepatnya ia ingin tahu kapan dan bagaimana Amel mulai merasakan ketakutan itu.
''Lebih tepatnya dua minggu yang lalu.''
Andyra mengernyit. ''Dua minggu yang lalu? Boleh tahu apa yang terjadi saat itu?''
Dokter tersebut menghela napas, ia sepertinya agak berat mengatakan prihal itu pada Andyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...