—Apa yang paling dekat, belum tentu yang terbaik. Terkadang yang dekat itu bisa sangat mematikan, ketimbang hal-hal jauh yang pada dasarnya nggak menyatu.—
----
Andyra pun berpamitan kepada ibu itu dan ketika berbalik, ia nggak sengaja menabrak bahu seseorang. Andyra meminta maaf, tetapi orang itu malah menggerutu.
''Ck ... perhatikan jalanmu, Nona.''
Andyra menggeleng memperhatikan punggung orang itu menjauh. Nggak lama, Jesen pun mengirimkan hasil rekaman-rekaman tersebut dan di sana menangkap dua orang mencurigakan berpakaian serba hitam tengah bergerak di tengah malam buta nan hujan.
Dua orang itu sama-sama dari jalur poros yang berlawanan dengan Maya, kemudian masuk ke lorong itu di mana terdapat salah satu caffe yang terkenal dikalangan anak muda. Sebuah kafe yang diketaui nama pemiliknya adalah Bu Yuli, orang yang memberitahu Andyra tentang jalan tikus tersebut.
Mereka berdua kemudian nggak terekam lagi setelah berbelok, tetapi untungnya di ujung jalan ada CCTV dan berhasil merekam salah satunya. Sedang satunya lagi nggak terlihat. Teringat dengan perkataan Bu Yuli, Andyra kemudian pergi ke lapangan itu. Ia berdiri sejenak dengan pandangan kosong, setelahnya ia berlalu ke sekolah dan memulai dari awal.
''Dari awal memang sudah keliru.''
Sama seperti sebelumnya, ia menyalakan timer setelah melompati pagar tersebut. Benar saja, setelah melompat akan disambut dengan jalan berkerikil sedikit lunak dengan sejauh mata memandang ditumbuhi ilalang setinggi orang dewasa. Jalan yang Andyra lewati hanya selebar dua langkah sedang. Ia menyusuri lahan itu sampai akhirnya tiba ke tanah lapang.
Lima langkah kemudian, Andyra pun sudah berada di jalan buntu dengan waktu berhenti pas di menit ke sepuluh. Dari jalan buntu menuju ke lapangan sepak bola membutuhkan waktu sekurangnya 1 menit. Itu jarak yang lumayan dekat. Setelah melewati lapangan maka tembus ke lorong yang dimaksud. Sebuah titik di mana orang itu menghilang tanpa jejak. Kemungkinan orang itu masuk ke sekolah melewati itu, terka Andyra.
Setelah menyelidik semua insiden yang mungkin terjadi di dekat sekolah tersebut, maka Andyra mendapatkan jackpot di mana tepat di gedung workshop samping bangunan ke tiga, salah satunya merekam orang yang diduga si pembunuh. Setelah menghilang di persimpangan jalan, maka cukup aneh jika tiba-tiba muncul di sekolah walau belum pasti.
Tentu saja, siapa lagi yang akan datang di jam malam seperti ini selain pembunuh asli. Namun, sialnya, rekaman itu nggak menunjukan identitas karena kamera terlalu jauh menangkap, jika di zoom pun akan mengabur dan itu menyulitkan untuk mengidentifikasi wajah si pembunuh. Walau begitu, hal tersebut sudah cukup memberi titik terang.
Esoknya Andyra kemudian pergi ke jalan awal di mana orang itu terekam CCTV, sebuah jalan poros sebelum berbelok masuk. Dari jalan poros membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai ke persimpangan sebelum menghilang. Dari persimpangan ke lapangan sepak bola membutuhkan waktu dua menit, lalu lima menit menuju ke jalan buntu setelah dari lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...