{ 04-75: Penjara Waktu: Ada hal yang hanya bisa dirasakan bukan untuk dilihat. }

19 4 0
                                    

—Mengapa orang selalu menutup matanya saat berciuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Mengapa orang selalu menutup matanya saat berciuman. Karena nggak semua orang bisa kuat melihat sesuatu yang begitu indah. Karena hal-hal seperti itu terkadang hanya bisa dirasakan, bukan untuk dilihat.—

----

Rion mengeluarkan sekotak cincin yang ia beli jauh-jauh hari sebagai kado ulang tahun istimewah untuk si pacar besok. Entalah, ia benar-benar dibuat bingung. Jika memberikan cincin itu sekarang, ia nggak tahu harus mengatakan apa. Kegugupannya membuat Rion melupakan kalimat-kalimat yang sudah ia latih berjam-jam di depan cermin kamar mandi berminggu-minggu lalu.

''Kamu pasti bisa, kamu pasti bisa.''

Yakin Rion berulang kali dalam hati. Benar-benar jantungnya ingin copot. Sial, jangan sampai Andyra mendengar detakan jatungnya yang nggak karu-karuan.

''Dyra ..,''

Rion berusaha, mendekus pelan. Saking pelannya, serupa bisikan pada angin. Keluh, bibirnya begitu keluh hanya sekadar mengatakan apa kamu mau menjadi pendamping hidupku untuk selamanya?

Walau nggak keras, tetapi Andyra bisa mendengarnya sebaik mungkin. Andyra tersenyum, mengeratkan rengkuhan di hasta Rion, bergelayut manja.

''Apa? Kamu mau ngomong apa? Kok, jantungmu tiba-tiba cepat?''

Rion memejamkan mata sembari memegang dadanya. Rion bercanda, ''Ya, ketahuan.''

''Kamu, ih. Dasar.''

Rion menarik napas penghilang grogi. Rion menghentikan langkah, lantas memegang kedua bahu Andyra dan memutarnya, posisi berhadapan. Rion kemudian mengulurkan tangan pada Andyra, membuka genggaman memperlihatkan cincin yang dari tadi ia pegang erat.

''Mungkin ini terdengar kekanak-kanakan, tapi saya harap di setiap membuka mata, hal pertama yang saya lihat adalah kamu. Saya ingin kamu menjadi hal pertama di hidup saya, Dyr.''

Rion meraih tangan kanan Andyra, menggegamnya erat.

''Kamu kenapa sih? Radangmu kambuh, ya? Atau efek makan es krim malam-malam, ya, gini? Saya nggak mood bercanda, Yon.''

Andyra menanggapi bercanda, mengira Rion mengerjainya. Rion seringkali melontarkan lelucon tentang pernikahan padanya, maka dengan mengatakannya malam ini serupa hal yang lalu-lalu. Namun, hari itu Rion benar-benar serius melamar Andyra.

''Kali ini saya nggak bercanda. Saya serius, Andyra. Saya ingin kamu menjadi pendamping saya. Melengkapi kekosongan hidup saya yang hampa. Saya ingin kamu menyempurnakan hidup saya yang nggak sempurna ini.''

Deg!

Postur tubuh tinggi tegap, berparas tampan dengan hidung mancung, tatapan mata tajam memesona, beralis tebal nan teratur, rahang kokoh, jika tersenyum manis sekali dengan lensung pipit di kedua wajah adalah kombinasi yang sempurna untuk meluluhkan hati wanita manapun.

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang