{ 04-69: Tentang Hukum: Sebuah Timbangan dan Pedang. }

44 5 0
                                    

—Saat teka-teki terpecahkan, kecurigaan dan kenyataan menjauh karena kebenaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Saat teka-teki terpecahkan, kecurigaan dan kenyataan menjauh karena kebenaran. Keraguan mutlak akan sirna seiring berjalannya waktu. Debu-debu kebohongan perlahan terbang tertiup angin kejujuran sejati. Asap tebal membumbung menampilkan seberkas sinar menelan bayang-bayang kegelapan. Lalu muncul pertanyaan, benarkah hukum akan menjadi adil seadil-adilnya?—

----

Andyra bertemu dengan Faizal di sebuah kafe pada malam hari di ruang VIV. Sebelum masuk ke sana, ia lebih dahulu diperiksa oleh dua orang yang bertugas sebagai pihak keamanan. Setelah selesai, barulah ia diperbolehkan untuk masuk. 

Sebenarnya, ini bukan kali pertama ia diperiksa ketika ingin bertemu dengan Faizal. Malah ia pernah hampir diusir saat di sekolah dulu. Entah apa yang terjadi, tapi beruntung dirinya diperbolehkan masuk dan menyelonong begitu saja ke ruang kepsek tersebut.

Nggak banyak waktu terbuang, Andyra langsung to the point.

''Saya minta maaf sebelumnya, tapi mengenai pembicaraan tempo hari, saya benar-benar nggak bisa tidur nyenyak.''

Andyra memperbaiki sedikit rambutnya karena ditatap oleh Faizal saat ia baru saja tiba.

''Silakan duduk.''

''Terima kasih.''

''Jadi apa yang ingin kau tahu duluan?''

''Saya ingin tahu alasan kenapa Bapak melakukan itu? Dengan begitu, Anda termasuk menghianati keluarga sendiri, Adinata.''

''Kau ingin tahu alasannya?''

Andyra mengangguk, ia melanjutkan, ''Status Anda sebagai salah satu pemegang saham terbesar ketiga membuat saya ragu, apakah Anda seorang lawan atau kawan?''

''Pernah dengar pepatah yang mengatakan kalau darah lebih kental daripada air?''

Sekali lagi Andyra mengangguk ragu.

''Itu tak berlaku untuk saya.''

''Kenapa? Sebenarnya apa yang Anda rencanakan sampai mau terlibat dengan murid SMA seperti Maya?''

Faizal masih terkesan dengan kepribadian Andyra yang cerdas, pemberani, dan teliti. Ia kemudian memutar-mutar gelas Wine di tangan dan meneguknya perlahan.

''Saya akan menjawab satu persatu, tapi sebelum itu, tolong jawab pertanyaan saya.''

''Soal?''

''Apa adik gadis itu tak mengatakan apa-apa selain gelang?''

Andyra nggak menduga jika Faizal akan mengatakan hal tersebut. Bagaimana pun menurutnya, Faizal adalah tersangka utama kasus pembunuhan Maya karena memiliki hubungan terlarang. Mengingat sosoknya yang terekam di hotel bersama dengan Maya.

Si Penitisan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang