—Menerima cinta bukan berarti kamu memilikinya, melewati waktu bukan berarti hal itu berlalu, dan bernapas juga bukan berarti kamu hidup. Hari esok akan tiba dengan cara yang nggak terduga. Kamu bukan lagi anak kecil dan juga bukan orang dewasa, kamu adalah kamu yang akan bersinar lebih terang.—
----
Setelah vonis dijatuhkan dan palu diketuk tiga kali, Adinata pun segera diamankan dan digiring ke pusat tahanan oleh aparat. Yang terlibat dengan pria tua itu pun ngak luput dari jerat hukuman yang diterima atas perbuatan mereka.
Saat digiring keluar dari Kantor Kejagung, Adinata diserbu dan mendapatkan lemparan oleh masyarakat sebagai bentuk penghakiman. Mereka semua menuntut agar Adinata mengundurkan diri dari jabatan serta meninggalkan ADN Grup.
Walau sempat ada aksi dorong mendorong dari pihak warga, para ninja nggak menyerah bersama pasukan kamera meliput semuanya. Dari keberjubelan itu, ada Maria yang mengamati dari dalam mobil. Ia mematung memperhatikan ayahnya lekat, hati mana yang nggak sakit jika orang tuanya di perlakukan begitu. Selama Maria hidup, baru kali ini ia melihat ayahnya digiring dan dicemooh oleh orang, biasanya semua pada hormat jika bertemu dengan Adinata.
Membungkam semua wartawan seperti yang ia lakukan dulu nyatanya nggak menolong, malah bisa berakibat fatal untuk sang ayah dan keluarga. Ia sangat kasihan pada sang ayah, tetapi juga nggak bisa berbuat banyak karena memang ayahnyalah yang bersalah. Satu-satunya yang Maria bisa adalah menyelamatkan apa yang masih bisa diselamatkan dan membangun kembali citra ADN Grup yang hampir hancur.
Maria juga nggak bisa terlalu membenci Faizal, karena apa yang dilakukan kakak sepupunya itu adalah tindakan benar. Bagaimana pun Maria juga akan melakukan hal sama jika apa yang terjadi pada ayah Faizal menimpa Adinata. Maria juga akan membalas dendam dengan cara yang berbeda, tetapi menyakitkan.
Memikirkan itu, kepala Maria yang sudah mumet kian menjadi-jadi.
Selain Adinata dan antek-anteknya, Andyra yang keluar dari dalam gedung pun melihat mobil Maria. Ia lantas memisahkan diri kemudian untuk menghampiri mobil itu. Maria yang melihat Arum—Andyra mendekat menajamkan mata lalu menyuruh si supir untuk segera pergi dari sana. Ia masih butuh menenangkan diri dan keberadaan Arum membuatnya kian sakit. Namun, Andyra yang sudah tahu kalau Maria menghindarinya pun berlari ke tengah-tengah jalan.
''Tolong berhenti ... Pak tolong hentikan mobilnya. Andyra mohon hentikan mobilnya.'' Andyra berteriak.
Baru sedikit melaju, terpaksa mengerem mendadak ketika Andyra menghalangi mobil wanita itu sambil merentangkan tangan. Sialnya, tindakan Andyra dilihat oleh salah satu Wartawan dan membuat dia langsung mengenali dengan mudah. Hasilnya Wartawan itu menghampiri mobil Maria ingin meliput.
Sigap, Andyra berlari ke pintu mobil dan menyuruh supir membuka pintu. Andyra mengetuk kaca. ''Pak, buka pintunya tolong.''
Si supir menghadap Maria, ia menunggu izin wanita itu untuk membuka pintu. Setelah pertimbangan, Maria mengizinkan si supir untuk membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Penitisan!
Fantasy[ Masuk daftar pendek Watty's 2021 ] ''Percayahkah kalian, jika kukatakan bahwa kematian adalah jawaban yang diberikan oleh Tuhan sebagai tahapan yang pasti dialami semua makhluk hidup. Jika iya, berarti selamat, karena kalian sudah menyadari jika k...